The Aurobot’s, Robot Karya Mahasiswa Unesa untuk Terapi Anak Autis Borong Juara Tingkat Asia
loading...
A
A
A
“Ini pengembangan riset tahun kemarin dari divisi Autonomous Semi-Submarine Drone (ASSD) yang menjadi juara pertama. Dari situ, kita beranikan diri ikut RAVTE karena spesifikasinya memenuhi,” bebernya dikutip Kamis (20/7/2023).
Robot ini memiliki dimensi yang kecil dengan massa yang relatif ringan, desain dan biaya pembuatan yang rendah.
Walaupun pembuatan yang relatif rendah, robot ini dilengkapi penutup berbahan dasar fiberglass dan aluminium serta rangka bodi yang diklaim tahan terhadap benturan, tekanan yang kuat, dan gelombang tanpa korosif, yang membuat Audi’s relatif awet dan tahan lama.
Sistem kontrol AUDI menggunakan Embedded System Pixhawk 2.4.8 Autopilot sebagai pengendali navigasi dan pergerakan. Untuk keseimbangan dan stabilitas, robot ini menyeimbangkan dirinya sendiri bahkan di dalam air karena Pixhawk berisi Unit Pengukuran Inersia (IMU).
Baca juga: 16 Universitas di Indonesia yang Membuka Jurusan Pertambangan Terbaik, Ini Daftarnya
“Robot ini mengaplikasikan sensor dan komponen yang murah meriah sehingga dapat bersaing dari segi harga dan kemampuan,” imbuhnya.
Selanjutnya, The Aurobot’s (Autism Therapy Robot System), robot humanoid yang dirancang sebagai media pembelajaran anak dengan gangguan autisme. Dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan teknologi, robot ini digunakan untuk meningkatkan rehabilitasi dan metode intervensi dini untuk anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).
“Kami kepikiran, bagaimana kalau kita buat robot berbentuk manusia untuk membantu anak autis yang memiliki hambatan dalam komunikasi dan bahasa, sehingga bisa memiliki akses pendidikan dan keterampilan sosial yang juga termasuk pada pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Dosen FT ini menyebut, The Aurobot’s diklaim mampu memantau dan mengamati perkembangan anak dengan gangguan autis usia dini untuk mengoptimalkan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan mereka. Robot ini juga diprogram berdasarkan program intervensi awal salah satunya dalam kegiatan motorik.
Robot ini memiliki dimensi yang kecil dengan massa yang relatif ringan, desain dan biaya pembuatan yang rendah.
Walaupun pembuatan yang relatif rendah, robot ini dilengkapi penutup berbahan dasar fiberglass dan aluminium serta rangka bodi yang diklaim tahan terhadap benturan, tekanan yang kuat, dan gelombang tanpa korosif, yang membuat Audi’s relatif awet dan tahan lama.
Sistem kontrol AUDI menggunakan Embedded System Pixhawk 2.4.8 Autopilot sebagai pengendali navigasi dan pergerakan. Untuk keseimbangan dan stabilitas, robot ini menyeimbangkan dirinya sendiri bahkan di dalam air karena Pixhawk berisi Unit Pengukuran Inersia (IMU).
Baca juga: 16 Universitas di Indonesia yang Membuka Jurusan Pertambangan Terbaik, Ini Daftarnya
“Robot ini mengaplikasikan sensor dan komponen yang murah meriah sehingga dapat bersaing dari segi harga dan kemampuan,” imbuhnya.
Selanjutnya, The Aurobot’s (Autism Therapy Robot System), robot humanoid yang dirancang sebagai media pembelajaran anak dengan gangguan autisme. Dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan teknologi, robot ini digunakan untuk meningkatkan rehabilitasi dan metode intervensi dini untuk anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD).
“Kami kepikiran, bagaimana kalau kita buat robot berbentuk manusia untuk membantu anak autis yang memiliki hambatan dalam komunikasi dan bahasa, sehingga bisa memiliki akses pendidikan dan keterampilan sosial yang juga termasuk pada pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Dosen FT ini menyebut, The Aurobot’s diklaim mampu memantau dan mengamati perkembangan anak dengan gangguan autis usia dini untuk mengoptimalkan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan mereka. Robot ini juga diprogram berdasarkan program intervensi awal salah satunya dalam kegiatan motorik.
(nnz)