Dorong Dosen untuk Lanjut Studi, Unika Atma Jaya Kini Punya 27 Guru Besar Tetap
loading...
A
A
A
Ini berarti bahwa semakin konsumen beranggapan bahwa alam mempunyai kesamaan dengan manusia maka akan semakin tinggi keinginan untuk berperilaku berkelanjutan.
“Maka, pesan pemasaran yang meminjam karakter dan emosi Manusia, seperti gunung yang “marah,” ikan-ikan di laut yang “menderita,” hutan yang “meminta tolong” akan mendorong perilaku konsumen untuk melindungi alam.” tambah Prof. Dr. Dwinita
Sinergi Pemasaran dan Konsumen Mendukung Keberlanjutan
Pemasar dan konsumen bersama-sama dapat berkontribusi dalam upaya merawat bumi. Dengan memahami konsumen menurut karakteristik generasinya, pesan dapat disesuaikan agar dapat mengarahkan konsumen melakukan perilaku yang berkelanjutan.
“Faktor kemudahan, benefit untuk diri sendiri, kejelasan dampak, kemiripan alam dengan manusia, dan melibatkan faktor emosi melalui framing pesan, perlu dipertimbangkan agar mengurangi kesenjangan antara sikap dan perilaku berkelanjutan.
Semua hal ini, terangnya, sangat mendukung usaha pencapaian SDG’s yang saat ini menjadi perhatian dan kepedulian di seluruh dunia.
Selain sinergi pemasar dan konsumen, Prof. Dr. Dwinita juga menganjurkan masyarakat pada umumnya untuk turut serta berkontribusi dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak lingkungan.
Seperti tidak menggunakan plastik, tidak membuang sampah sembarangan, menghemat penggunaan listrik, dan memilih
produk yang ramah lingkungan.
Dengan gerakan konsumen yang berperilaku berkelanjutan ini diharapkan bumi bisa lestari untuk generasi-generasi yang akan datang.
“Maka, pesan pemasaran yang meminjam karakter dan emosi Manusia, seperti gunung yang “marah,” ikan-ikan di laut yang “menderita,” hutan yang “meminta tolong” akan mendorong perilaku konsumen untuk melindungi alam.” tambah Prof. Dr. Dwinita
Sinergi Pemasaran dan Konsumen Mendukung Keberlanjutan
Pemasar dan konsumen bersama-sama dapat berkontribusi dalam upaya merawat bumi. Dengan memahami konsumen menurut karakteristik generasinya, pesan dapat disesuaikan agar dapat mengarahkan konsumen melakukan perilaku yang berkelanjutan.
“Faktor kemudahan, benefit untuk diri sendiri, kejelasan dampak, kemiripan alam dengan manusia, dan melibatkan faktor emosi melalui framing pesan, perlu dipertimbangkan agar mengurangi kesenjangan antara sikap dan perilaku berkelanjutan.
Semua hal ini, terangnya, sangat mendukung usaha pencapaian SDG’s yang saat ini menjadi perhatian dan kepedulian di seluruh dunia.
Selain sinergi pemasar dan konsumen, Prof. Dr. Dwinita juga menganjurkan masyarakat pada umumnya untuk turut serta berkontribusi dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak lingkungan.
Seperti tidak menggunakan plastik, tidak membuang sampah sembarangan, menghemat penggunaan listrik, dan memilih
produk yang ramah lingkungan.
Dengan gerakan konsumen yang berperilaku berkelanjutan ini diharapkan bumi bisa lestari untuk generasi-generasi yang akan datang.
(nnz)