Terinspirasi Nama Diri, Siswi Kelas 5 SD Ini Berhasil Mencapai Puncak Gunung Rinjani
loading...
A
A
A
Sebagai Ibu, Retta melihat, Hanun dari sejak kecil telah memiliki ketahanan fisik yang sangat baik. Ia banyak mengikuti kegiatan klub olahraga di Cikal, olahraga mini kids triathlon sejak TK.
Dia melanjutkan, mereka juga melengkapi sisi administrasi pendakian dengan mendapatkan lisensi atau perizinan resmi pendakian dari Taman Nasional Gunung Rinjani di bulan April dari sisi administratif.
Perjalanan Hanun didampingi ayah ibunya untuk mencapai puncak Gunung Rinjani pun dimulai. Didampingi tour guide pendakian dan porter resmi Taman Nasional Gunung Rinjani, Hanun dan kedua orangtuanya pun mulai melakukan perjalanan sejak pagi hari ke Camp Site Gunung Rinjani dengan waktu tempuh 10 jam dan melalui 4 pos perhentian.
Baca juga: 10 Contoh Puisi Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2023 Penuh Makna
“Dari bawah gunung sampai camp sitenya itu butuh waktu 10 jam, jadi aku lewatin 4 post, di setiap pos itu biasanya istirahat. Tapi, aku sih ga di setiap pos, kalo di jalan capek istirahat dulu. Di pos 2, makan siang dulu, lanjut pos 3, lalu ke pos 4, terus baru sampai ke camp sitenya yang dikenal dengan nama “Pelawangan”.” cerita Hanun.
Sampai di Camp site malam hari, tepatnya pukul 8 malam, Hanun pun beristirahat dan akan kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Rinjani bersama dengan Ayahnya pada pukul 4 pagi. Jam pendakian ke puncak Hanun di pukul tersebut ditetapkan demi memenuhi kebutuhan istirahatnya.
“Jam 1 aku udah bangun, tapi Ibuku ga bolehin naik karena masih terlalu malem. Jadinya jam 4 pagi, bangun siap-siap abis itu naik ke puncaknya. Campsite pelawangan ke puncak itu butuh 12 jam, jam 4 pagi jalan sampai puncak jam 4 sore.” ungkap Hanun yang juga mahir dalam bermain skateboard ini.
Mendaki dalam waktu tempuh 12 jam, Hanun dengan hebatnya tidak sama sekali meminta untuk dibantu oleh tour guide maupun Ayahnya. Ia mendaki dengan ketentuan setiap tiga langkah berhenti dahulu dengan sisa-sisa kekuatan terakhirnya dengan penuh kesabaran.
“Pas mau ke puncak itu sih aku pake tongkat gunung, terus didampingi Ayah, ibu ga ikut dan stay di campsite, dan sama tour guide nya juga ada dua, aku pake tongkat gunung sendiri. Sulit banget jalurnya, apalagi letter i, letter i itu adalah bukit terakhir yang harus dilalui sebelum naik ke summit. Mostly soft sand jadi setiap 3 langkah berhenti dulu, istirahat semenit karena nanjak banget, terus kemiringan sekitar 45 derajat, berpasir, berbatu, kanan kiri jurang, ada kawah juga, ada gunung baru jadi.” tuturnya mendeksipsikan kenangan terbaiknya itu.
Perjuangan dan kegigihan Hanun menuju puncak akhirnya terbayarkan, ia pun tiba di puncak pada pukul 4 sore hari. Tangis bangga dan haru sang Ayah, Aryo, juga turut menjadi saksi ketangguhan dan keberanian Hanun mencapai puncak impiannya di usia 10 tahun, puncak Gunung Rinjani.
Apresiasi dari Tour Guide Taman Nasional Gunung Rinjani pun teruntai dan kedua pendamping tersebut turut mengabadikan momen-momen capaian langkah Hanun dan sang Ayah di puncak Rinjani dalam sebuah video.
Ayah Hanun, Aryo, yang turut mendampingi pun mengungkapkan rasa terharunya ketika melihat detik-detik Hanun sampai ke puncak gunung tertinggi kedua di Indonesia itu.
“Saya nangis haru melihat Hanun sampai ke puncak. Kedua tour guide yang mendampingi pun semua terharu. Saya melihat ia desperate, dari ketawa, senyum, diam, ketawa, bengong sebelum sampai puncak," tuturnya.
Dia melanjutkan, mereka juga melengkapi sisi administrasi pendakian dengan mendapatkan lisensi atau perizinan resmi pendakian dari Taman Nasional Gunung Rinjani di bulan April dari sisi administratif.
Cerita Perjalanan Menuju Puncak Rinjani
Perjalanan Hanun didampingi ayah ibunya untuk mencapai puncak Gunung Rinjani pun dimulai. Didampingi tour guide pendakian dan porter resmi Taman Nasional Gunung Rinjani, Hanun dan kedua orangtuanya pun mulai melakukan perjalanan sejak pagi hari ke Camp Site Gunung Rinjani dengan waktu tempuh 10 jam dan melalui 4 pos perhentian.
Baca juga: 10 Contoh Puisi Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2023 Penuh Makna
“Dari bawah gunung sampai camp sitenya itu butuh waktu 10 jam, jadi aku lewatin 4 post, di setiap pos itu biasanya istirahat. Tapi, aku sih ga di setiap pos, kalo di jalan capek istirahat dulu. Di pos 2, makan siang dulu, lanjut pos 3, lalu ke pos 4, terus baru sampai ke camp sitenya yang dikenal dengan nama “Pelawangan”.” cerita Hanun.
Sampai di Camp site malam hari, tepatnya pukul 8 malam, Hanun pun beristirahat dan akan kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Rinjani bersama dengan Ayahnya pada pukul 4 pagi. Jam pendakian ke puncak Hanun di pukul tersebut ditetapkan demi memenuhi kebutuhan istirahatnya.
“Jam 1 aku udah bangun, tapi Ibuku ga bolehin naik karena masih terlalu malem. Jadinya jam 4 pagi, bangun siap-siap abis itu naik ke puncaknya. Campsite pelawangan ke puncak itu butuh 12 jam, jam 4 pagi jalan sampai puncak jam 4 sore.” ungkap Hanun yang juga mahir dalam bermain skateboard ini.
Mendaki dalam waktu tempuh 12 jam, Hanun dengan hebatnya tidak sama sekali meminta untuk dibantu oleh tour guide maupun Ayahnya. Ia mendaki dengan ketentuan setiap tiga langkah berhenti dahulu dengan sisa-sisa kekuatan terakhirnya dengan penuh kesabaran.
“Pas mau ke puncak itu sih aku pake tongkat gunung, terus didampingi Ayah, ibu ga ikut dan stay di campsite, dan sama tour guide nya juga ada dua, aku pake tongkat gunung sendiri. Sulit banget jalurnya, apalagi letter i, letter i itu adalah bukit terakhir yang harus dilalui sebelum naik ke summit. Mostly soft sand jadi setiap 3 langkah berhenti dulu, istirahat semenit karena nanjak banget, terus kemiringan sekitar 45 derajat, berpasir, berbatu, kanan kiri jurang, ada kawah juga, ada gunung baru jadi.” tuturnya mendeksipsikan kenangan terbaiknya itu.
Tangis Bahagia dan Mendapat Pujian Para Pendaki
Perjuangan dan kegigihan Hanun menuju puncak akhirnya terbayarkan, ia pun tiba di puncak pada pukul 4 sore hari. Tangis bangga dan haru sang Ayah, Aryo, juga turut menjadi saksi ketangguhan dan keberanian Hanun mencapai puncak impiannya di usia 10 tahun, puncak Gunung Rinjani.
Apresiasi dari Tour Guide Taman Nasional Gunung Rinjani pun teruntai dan kedua pendamping tersebut turut mengabadikan momen-momen capaian langkah Hanun dan sang Ayah di puncak Rinjani dalam sebuah video.
Ayah Hanun, Aryo, yang turut mendampingi pun mengungkapkan rasa terharunya ketika melihat detik-detik Hanun sampai ke puncak gunung tertinggi kedua di Indonesia itu.
“Saya nangis haru melihat Hanun sampai ke puncak. Kedua tour guide yang mendampingi pun semua terharu. Saya melihat ia desperate, dari ketawa, senyum, diam, ketawa, bengong sebelum sampai puncak," tuturnya.