Sejarah Baru, 16 Mahasiswa dari Timor Leste Kuliah di UTA ’45 Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Untuk pertama kalinya Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta (UTA ’45 Jakarta) menerima mahasiswa asing untuk berkuliah di kampusnya. Ada 16 mahasiswa dari Timor Leste .
13 calon mahasiswa tersebut yaitu Sonya Bano Goncalves (Prodi Akuntansi), Fatima Odelia Lopes E Silva (Prodi Bisnis Digital), Dulcia Maria Neves Barreto (Prodi Administrasi Publik), Victoria Nelcia E Silva Exposto (Prodi Administrasi Bisnis), dan Anabela Soares Dos Santos Sarmento (Prodi Akuntansi).
Kemudian Alda Quiara Pinto Guterres (Prodi Administrasi Bisnis), Juninha Do Rosario Fernandes (Prodi Ilmu Hukum), Ana Jenice Da Costa Barreto (Prodi Ilmu Hukum), Febia Romaria Fernandes DA Cruz (Prodi Teknik Sipil).
Selanjutnya Lofia Doartea Noronha Freitas (Prodi Administrasi Bisnis), Giovani Costa Almeida Da Concelcao (Prodi Informatika), Manuela Imaculada (Fakultas Farmasi), Maria Fatima De Araujo (Prodi Teknik Sipil).
Baca juga: 5 Kampus dengan Fakultas Kedokteran Tertua di Indonesia
Sementara 3 calon mahasiswa baru lainnya yang sedang pengajuan pembuatan paspor adalah Loro Armindo Junior Dos Santos (Prodi Hubungan Internasional), Dilva Ximenes Fernandes (Prodi Hubungan Internasional), Iolanda Hermenegildo Da Costa (Prodi Hubungan Internasional).
Mereka didampingi orang tua, seorang ibu berprofesi Polwan, Ana Maria da Costa E. Silva.
Rektor UTA ’45 Jakarta, J. Rajes Khana menyambut gembira atas kehadiran ke-13 mahasiswa dari Timor Leste sambil memperkenalkan Pimpinan baik di jajaran Rektorat, Dekan maupun Pimpinan lainnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik UTA 45 Jakarta, Prof. Apt. Diana Laila Ramatillah mengingatkan para mahasiswa tersebut untuk mengikuti pelatihan bahasa Indonesia dengan baik.
Prof Diana juga mengatakan UTA ’45 Jakarta juga memiliki program bernama Tour Study Exchange Student pada semester kedua hingga keempat, kelima dan keenam.
“Nanti ada yang namanya MBKM, kita belajar kampus merdeka. Jadi bisa pergi ke universitas lain, pertukaran pelajar atau yang namanya magang," ujar Diana, melalui keterangan resmi, Rabu (16/8/2023).
"Magang itu bisa di pemerintahan, bisa di Kemenlu, DPR, MPR, atau di Kemenpar, dan juga perusahaan-perusahaan swasta bisa diikuti. Mohon diikuti dengan baik,” imbaunya.
Baca juga: Apa Saja Beasiswa Kedokteran S1 dan S2 di Indonesia? Ini Infonya
Diana juga meminta kepada mereka jika di kelas, dosennya mengajar dengan terlalu cepat mungkin bisa diulang kembali. “Nanti kan perkuliahan kita ada yang namanya Siakad. Semua materi akan ada di Siakad lihat materinya. Ada beberapa LPS mewajibkan pengunduhan bukunya di perpustakaan kita. Kalau ada yang kurang paham dengan penjelasan, langsung ketemu dengan Kaprodinya," ucapnya.
"Kalau Kaprodinya tidak ada bisa dengan Dekannya. Kalau Dekannya tidak nanti bisa dengan saya. Jadi dibuat senyaman mungkin kalau ada informasi tambahan nanti diberitahukan,” jelas Prof Diana.
Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan & Inovasi, Michael Darsono menambahkan, UTA ’45 Jakarta menjunjung tinggi keberagaman.
Para mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan alasan mengapa memilih kuliah di Indonesia dan di UTA ’45 Jakarta? Mereka memilih kuliah di Indonesia, khususnya di Jakarta karena menurut mereka pendidikan di Indonesia bagus.
Dalam kesempatan tersebut Ana Maria da Costa E. Silva, selaku orang tua yang mendampingi mereka ke Jakarta, Indonesia mengucap syukur karena rombongan tiba dengan selamat.
“Pak Rektor, mulai hari ini anak-anak memulai kehidupan baru di UTA ’45 Jakarta. Kami sangat berterima kasih Negara kami memberi kesempatan kepada anak-anak untuk kuliah di Indonesia. Langkah mereka sudah terlalu jauh dari kami, Indonesia-Timor Leste," katanya.
Dia pun berharap UTA ’45 Jakarta dapat memfasilitasi serta dapat membantu sebab mereka tidak fasih berbahasa Indonesia. "Dan mungkin bisa menerima keadaan ini dan bisa memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar bahasa Indonesia yamg bagus,” ungkap Ana Maria yang sehari-hari beprofesi sebagai Polisi Wanita.
Sejarah Baru Mahasiswa Asing
Secara terpisah Marketing Manager UTA ’45 Jakarta, Juhri Sahudi menjelaskan sebagai universitas tertua di Jakarta, UTA ’45 Jakarta berinisiatif membantu calon mahasiswa dari Timor Leste untuk bisa berkuliah di UTA ’45 Jakarta.
Menurut Juhri, biasanya ada keterbatasan dan kekurangan informasi para calon mahasiswa untuk kuliah di Indonesia. Namun KBRI di Timor Leste memberikan fasilitas kepada UTA ’45 Jakarta Edufair di KBRI di Timor Leste sehingga UTA ’45 Jakarta menjadi dikenal di bumi Loro Sae tersebut.
Ditanya apa alasan memilih memilih Timor Leste? Juhri mengatakan Timor Leste merupakan salah satu Negara terdekat dengan Indonesia.
Ke-16 mahasiswa baru ini merupakan angkatan pertama dari Timor Leste. Juhri juga menjelaskan kali ini ke-16 calon mahasiswa baru yang sudah diterima tersebar di 4 Fakultas yaitu Farmasi, Hukum, Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial, serta Fakultas Teknik dan Informatika).
Selain 16 mahasiswa baru yang sudah ada di UTA 45 Jakarta, untuk program Pasca Sarjananya juga akan menerima mahasiswa program S2 di tahap berikutnya serta program S3 Ilmu Hukum.
Ketertarikan mahasiswa asing tersebut di UTA ’45 Jakarta tambah Juhri karena UTA ’45 Jakarta juga menyediakan program beasiswa paralel bagi mereka yang lolos tes ujian saringan masuk di KBRI di Timor Leste.
“Kebetulan kita mengadakan tes offline dan dari situ kita memberikan fasilitas-fasilitas untuk mereka yaitu beasiswa Bebas Uang Pangkal 100%, beasiswa 50% dari Biaya Pembayaran awal, dan Beasiswa per semester hingga 20% ditambah dengan free belajar Bahasa Inggris dan Komputer selama 4 semester. dan untuk uang pangkal dan segala macamnya kita kasihkan free,” jelas Juhri.
“Hampir semua Prodi terisi dari mahasiswa Timor Leste. Ini merupakan sejarah baru mahasiswa asing kuliah di UTA ’45 Jakarta," lanjutnya.
Sementara untuk akomodasi saat ini ditanggung sendiri oleh mahasiswa. Ke depannya sambung Juhri, UTA ’45 Jakarta akan bekerja sama dengan lembaga lainnya untuk program beasiswa lainnya.
Juhri optimistis dan terbuka bekerjasama dengan negara lainnya. Dia menjelaskan, kampusnya juga menerima mahasiswa asing dari China yaitu di S1 Fakultas Hukum bernama Lai Xiang Lin, siswa dari sekolah Ganzhou No. 4 High School.
Lihat Juga: Universitas LIA-Kanda University of International Studies Perkuat Kemitraan Kerja Sama Internasional
13 calon mahasiswa tersebut yaitu Sonya Bano Goncalves (Prodi Akuntansi), Fatima Odelia Lopes E Silva (Prodi Bisnis Digital), Dulcia Maria Neves Barreto (Prodi Administrasi Publik), Victoria Nelcia E Silva Exposto (Prodi Administrasi Bisnis), dan Anabela Soares Dos Santos Sarmento (Prodi Akuntansi).
Kemudian Alda Quiara Pinto Guterres (Prodi Administrasi Bisnis), Juninha Do Rosario Fernandes (Prodi Ilmu Hukum), Ana Jenice Da Costa Barreto (Prodi Ilmu Hukum), Febia Romaria Fernandes DA Cruz (Prodi Teknik Sipil).
Selanjutnya Lofia Doartea Noronha Freitas (Prodi Administrasi Bisnis), Giovani Costa Almeida Da Concelcao (Prodi Informatika), Manuela Imaculada (Fakultas Farmasi), Maria Fatima De Araujo (Prodi Teknik Sipil).
Baca juga: 5 Kampus dengan Fakultas Kedokteran Tertua di Indonesia
Sementara 3 calon mahasiswa baru lainnya yang sedang pengajuan pembuatan paspor adalah Loro Armindo Junior Dos Santos (Prodi Hubungan Internasional), Dilva Ximenes Fernandes (Prodi Hubungan Internasional), Iolanda Hermenegildo Da Costa (Prodi Hubungan Internasional).
Mereka didampingi orang tua, seorang ibu berprofesi Polwan, Ana Maria da Costa E. Silva.
Rektor UTA ’45 Jakarta, J. Rajes Khana menyambut gembira atas kehadiran ke-13 mahasiswa dari Timor Leste sambil memperkenalkan Pimpinan baik di jajaran Rektorat, Dekan maupun Pimpinan lainnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik UTA 45 Jakarta, Prof. Apt. Diana Laila Ramatillah mengingatkan para mahasiswa tersebut untuk mengikuti pelatihan bahasa Indonesia dengan baik.
Prof Diana juga mengatakan UTA ’45 Jakarta juga memiliki program bernama Tour Study Exchange Student pada semester kedua hingga keempat, kelima dan keenam.
“Nanti ada yang namanya MBKM, kita belajar kampus merdeka. Jadi bisa pergi ke universitas lain, pertukaran pelajar atau yang namanya magang," ujar Diana, melalui keterangan resmi, Rabu (16/8/2023).
"Magang itu bisa di pemerintahan, bisa di Kemenlu, DPR, MPR, atau di Kemenpar, dan juga perusahaan-perusahaan swasta bisa diikuti. Mohon diikuti dengan baik,” imbaunya.
Baca juga: Apa Saja Beasiswa Kedokteran S1 dan S2 di Indonesia? Ini Infonya
Diana juga meminta kepada mereka jika di kelas, dosennya mengajar dengan terlalu cepat mungkin bisa diulang kembali. “Nanti kan perkuliahan kita ada yang namanya Siakad. Semua materi akan ada di Siakad lihat materinya. Ada beberapa LPS mewajibkan pengunduhan bukunya di perpustakaan kita. Kalau ada yang kurang paham dengan penjelasan, langsung ketemu dengan Kaprodinya," ucapnya.
"Kalau Kaprodinya tidak ada bisa dengan Dekannya. Kalau Dekannya tidak nanti bisa dengan saya. Jadi dibuat senyaman mungkin kalau ada informasi tambahan nanti diberitahukan,” jelas Prof Diana.
Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan & Inovasi, Michael Darsono menambahkan, UTA ’45 Jakarta menjunjung tinggi keberagaman.
Para mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan alasan mengapa memilih kuliah di Indonesia dan di UTA ’45 Jakarta? Mereka memilih kuliah di Indonesia, khususnya di Jakarta karena menurut mereka pendidikan di Indonesia bagus.
Dalam kesempatan tersebut Ana Maria da Costa E. Silva, selaku orang tua yang mendampingi mereka ke Jakarta, Indonesia mengucap syukur karena rombongan tiba dengan selamat.
“Pak Rektor, mulai hari ini anak-anak memulai kehidupan baru di UTA ’45 Jakarta. Kami sangat berterima kasih Negara kami memberi kesempatan kepada anak-anak untuk kuliah di Indonesia. Langkah mereka sudah terlalu jauh dari kami, Indonesia-Timor Leste," katanya.
Dia pun berharap UTA ’45 Jakarta dapat memfasilitasi serta dapat membantu sebab mereka tidak fasih berbahasa Indonesia. "Dan mungkin bisa menerima keadaan ini dan bisa memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar bahasa Indonesia yamg bagus,” ungkap Ana Maria yang sehari-hari beprofesi sebagai Polisi Wanita.
Sejarah Baru Mahasiswa Asing
Secara terpisah Marketing Manager UTA ’45 Jakarta, Juhri Sahudi menjelaskan sebagai universitas tertua di Jakarta, UTA ’45 Jakarta berinisiatif membantu calon mahasiswa dari Timor Leste untuk bisa berkuliah di UTA ’45 Jakarta.
Menurut Juhri, biasanya ada keterbatasan dan kekurangan informasi para calon mahasiswa untuk kuliah di Indonesia. Namun KBRI di Timor Leste memberikan fasilitas kepada UTA ’45 Jakarta Edufair di KBRI di Timor Leste sehingga UTA ’45 Jakarta menjadi dikenal di bumi Loro Sae tersebut.
Ditanya apa alasan memilih memilih Timor Leste? Juhri mengatakan Timor Leste merupakan salah satu Negara terdekat dengan Indonesia.
Ke-16 mahasiswa baru ini merupakan angkatan pertama dari Timor Leste. Juhri juga menjelaskan kali ini ke-16 calon mahasiswa baru yang sudah diterima tersebar di 4 Fakultas yaitu Farmasi, Hukum, Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial, serta Fakultas Teknik dan Informatika).
Selain 16 mahasiswa baru yang sudah ada di UTA 45 Jakarta, untuk program Pasca Sarjananya juga akan menerima mahasiswa program S2 di tahap berikutnya serta program S3 Ilmu Hukum.
Ketertarikan mahasiswa asing tersebut di UTA ’45 Jakarta tambah Juhri karena UTA ’45 Jakarta juga menyediakan program beasiswa paralel bagi mereka yang lolos tes ujian saringan masuk di KBRI di Timor Leste.
“Kebetulan kita mengadakan tes offline dan dari situ kita memberikan fasilitas-fasilitas untuk mereka yaitu beasiswa Bebas Uang Pangkal 100%, beasiswa 50% dari Biaya Pembayaran awal, dan Beasiswa per semester hingga 20% ditambah dengan free belajar Bahasa Inggris dan Komputer selama 4 semester. dan untuk uang pangkal dan segala macamnya kita kasihkan free,” jelas Juhri.
“Hampir semua Prodi terisi dari mahasiswa Timor Leste. Ini merupakan sejarah baru mahasiswa asing kuliah di UTA ’45 Jakarta," lanjutnya.
Sementara untuk akomodasi saat ini ditanggung sendiri oleh mahasiswa. Ke depannya sambung Juhri, UTA ’45 Jakarta akan bekerja sama dengan lembaga lainnya untuk program beasiswa lainnya.
Juhri optimistis dan terbuka bekerjasama dengan negara lainnya. Dia menjelaskan, kampusnya juga menerima mahasiswa asing dari China yaitu di S1 Fakultas Hukum bernama Lai Xiang Lin, siswa dari sekolah Ganzhou No. 4 High School.
Lihat Juga: Universitas LIA-Kanda University of International Studies Perkuat Kemitraan Kerja Sama Internasional
(nnz)