Perpusnas Bahas Peran Perpustakaan dalam Masyarakat Inklusif di Kongres Dunia WLIC-IFLA 2023
loading...
A
A
A
Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyebut Perpusnas mendapat apresiasi yang luar biasa dari para peserta kongres melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Baca juga: Ini Beda Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum Sebelumnya, Lebih Baik Mana?
Para peserta ini meliputi kepala perpustakaan, perwakilan lembaga dan parlemen, pegiat literasi, serta perpustakaan dari seluruh penjuru dunia.
"Perpusnas Indonesia mendapat perhatian dari para kepala perpustakaan seluruh dunia karena terobosannya program TPBIS yang mampu memberdayakan perpustakaan dalam mensejahterakan masyarakat," ungkapnya.
Kepala Perpusnas menambahkan dalam upaya meningkatkan indeks literasi masyarakat, Perpusnas juga telah memberikan kontribusi nyata dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, termasuk kerjasama dengan eksekutif, legislatif, yudikatif, TNI, POLRI, hingga kolaborasi dengan penggiat literasi di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan, upaya ini diiringi dengan pembangunan infrastruktur perpustakaan yang merata. Seperti pembangunan gedung perpustakaan, sumbangan koleksi, teknologi informasi.
"Bahkan dengan menghadirkan perpustakaan begerak seperti Mobil Perpustakaan Keliling (MPK), Motor Perpustakaan, perahu pustaka, kuda pustaka, becak pustaka, hingga angkot pustaka," katanya.
Kepala Perpusnas menekankan bahwa paradigma perpustakaan telah berubah. Perpustakaan berusaha untuk merangkul masyarakat luas, perpustakaan menjangkau masyarakat.
Beberapa inisiatif telah diambil, termasuk melalui pengembangan aplikasi seperti iPusnas, BintangPusnas, Indonesia One Search (IOS), Khastara, dan beragam konten yang dikreasikan oleh para konten kreator.
"Langkah ini menjadikan Perpusnas sebagai perpustakaan terkemuka di dunia dengan prinsip open akses untuk koleksi referensi dan jurnal ilmiah," ungkapnya.
Baca juga: Ini Beda Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum Sebelumnya, Lebih Baik Mana?
Para peserta ini meliputi kepala perpustakaan, perwakilan lembaga dan parlemen, pegiat literasi, serta perpustakaan dari seluruh penjuru dunia.
"Perpusnas Indonesia mendapat perhatian dari para kepala perpustakaan seluruh dunia karena terobosannya program TPBIS yang mampu memberdayakan perpustakaan dalam mensejahterakan masyarakat," ungkapnya.
Kepala Perpusnas menambahkan dalam upaya meningkatkan indeks literasi masyarakat, Perpusnas juga telah memberikan kontribusi nyata dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, termasuk kerjasama dengan eksekutif, legislatif, yudikatif, TNI, POLRI, hingga kolaborasi dengan penggiat literasi di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan, upaya ini diiringi dengan pembangunan infrastruktur perpustakaan yang merata. Seperti pembangunan gedung perpustakaan, sumbangan koleksi, teknologi informasi.
"Bahkan dengan menghadirkan perpustakaan begerak seperti Mobil Perpustakaan Keliling (MPK), Motor Perpustakaan, perahu pustaka, kuda pustaka, becak pustaka, hingga angkot pustaka," katanya.
Kepala Perpusnas menekankan bahwa paradigma perpustakaan telah berubah. Perpustakaan berusaha untuk merangkul masyarakat luas, perpustakaan menjangkau masyarakat.
Beberapa inisiatif telah diambil, termasuk melalui pengembangan aplikasi seperti iPusnas, BintangPusnas, Indonesia One Search (IOS), Khastara, dan beragam konten yang dikreasikan oleh para konten kreator.
"Langkah ini menjadikan Perpusnas sebagai perpustakaan terkemuka di dunia dengan prinsip open akses untuk koleksi referensi dan jurnal ilmiah," ungkapnya.