Teliti Politik Muslim di Indonesia, Istiqomah Raih Gelar Doktor
loading...
A
A
A
Peningkatan perasaan ketidakpastian diketahui dengan mengukur kebutuhan akan penutupan kognitif (need for cognitive closure). Orientasi pribadi seperti otoritarianisme sayap kanan atau right wing authoritarianism (RWA) dan social dominance orientation (SDO) juga telah terbukti memprediksi ideologi politik.
Individu dengan skor yang lebih tinggi dalam RWA cenderung melihat dunia sebagai tempat yang berbahaya sedangkan individu dengan skor yang lebih tinggi di SDO cenderung melihat dunia sebagai tempat yang penuh persaingan antar kelompok.
Selain faktor psikologi, faktor agama diduga dapat menjadi faktor disposisi ideologi politik karena agama dan politik mempunyai akar kebutuhan psikologi yang sama dan ditemukan agama berkorelasi dengan need cognitive closure, dan dogmatism.
"Penelitian ini bertujuan menyelidiki secara empiris apakah komunitas Muslim di Indonesia mengelompok lebih dari satu kelompok politik tunggal. Penulis menduga kompeksitas ideologi politik Muslim berdasarkan sikap politik dan faktor diposisinya (faktor psikologi dan faktor agama)," tulis situs ui.ac.id.
Studi pendahuluan dilakukan dengan mewawancarai 12 partisipan dari organisasi Islam untuk menggambarkan perbedaan sikap politik dan faktor yang menjadi latar belakang perbedaan sikap politik.
Dengan menggunakan latent class analysis, didapat enam kelompok ideologi politik dengan perbedaan karakteristik pada motivasi epsitemik, right wing authoritarianism, social dominance orientaiton dan totalisme Islam.
( Baca juga: KSAD Tegaskan Siap Bantu Tangani Prajurit dan Keluarga Positif Covid-19 )
Penelitian ini membuktikan spektrum ideologi tunggal tidak memadai untuk menjelaskan kompleksitas ideologi politik muslim di Indonesia.
Setelah mempertahankan disertasinya, Tim Penguji memutuskan mengangkat Istiqomah sebagai Doktor ke-157 yang dihasilkan oleh Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, merupakan Doktor Kedua yang lulus di tahun akademik Genap 2019/2020, dan Doktor ke-115 yang lulus setelah Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor dikembalikan ke Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan predikat sangat memuaskan.
Individu dengan skor yang lebih tinggi dalam RWA cenderung melihat dunia sebagai tempat yang berbahaya sedangkan individu dengan skor yang lebih tinggi di SDO cenderung melihat dunia sebagai tempat yang penuh persaingan antar kelompok.
Selain faktor psikologi, faktor agama diduga dapat menjadi faktor disposisi ideologi politik karena agama dan politik mempunyai akar kebutuhan psikologi yang sama dan ditemukan agama berkorelasi dengan need cognitive closure, dan dogmatism.
"Penelitian ini bertujuan menyelidiki secara empiris apakah komunitas Muslim di Indonesia mengelompok lebih dari satu kelompok politik tunggal. Penulis menduga kompeksitas ideologi politik Muslim berdasarkan sikap politik dan faktor diposisinya (faktor psikologi dan faktor agama)," tulis situs ui.ac.id.
Studi pendahuluan dilakukan dengan mewawancarai 12 partisipan dari organisasi Islam untuk menggambarkan perbedaan sikap politik dan faktor yang menjadi latar belakang perbedaan sikap politik.
Dengan menggunakan latent class analysis, didapat enam kelompok ideologi politik dengan perbedaan karakteristik pada motivasi epsitemik, right wing authoritarianism, social dominance orientaiton dan totalisme Islam.
( Baca juga: KSAD Tegaskan Siap Bantu Tangani Prajurit dan Keluarga Positif Covid-19 )
Penelitian ini membuktikan spektrum ideologi tunggal tidak memadai untuk menjelaskan kompleksitas ideologi politik muslim di Indonesia.
Setelah mempertahankan disertasinya, Tim Penguji memutuskan mengangkat Istiqomah sebagai Doktor ke-157 yang dihasilkan oleh Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, merupakan Doktor Kedua yang lulus di tahun akademik Genap 2019/2020, dan Doktor ke-115 yang lulus setelah Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor dikembalikan ke Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan predikat sangat memuaskan.
(dam)