Program Magang, Siapkan Lulusan Hadapi Tantangan di Dunia Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Untuk mempersiapkan menghadapi tantangan di dunia kerja, Fakultas Hukum Universitas Pancasila kembali membuka Program Magang MBKM. Dengan menggandeng berbagai mitra, para mahasiswa akan mempraktikkan ilmu dan pengetahuannya di tempat magang tersebut.
Dekan Fakultas Hukum UP Prof. Eddy Pratomo menyatakan program magang memiliki nilai yang tinggi bagi mahasiswa. Magang ini akan memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa guna mempersiapkan untuk menghadapi tantangan di dunia kerja.
"Ini sinergis dengan gagasan Kemendikbud Nadiem Makarim serta menjawab adanya tantangan bahwa mahasiswa banyak yang tidak siap masuk ke dunia kerja. Dua hal yang dimaksud tidak siap menghadapi dunia kerja , yaitu kadang tidak menempati posisi tepat dan terkadang lulusan tidak tepat sasaran dibanding dunia kerja, " ungkapnya dalam temu mitra magang, Jumat, (2/2/2024) di Kampus UP.
Dalam acara temu magang, dihadiri 24 mitra, yang berasal dari berbagai institusi, baik negeri maupun swasta. Di antaranya Epistema Institute, Kejaksaan Negeri Depok, Pengadilan Negeri Depok, HMP Lawfirm, Dinas Sosial Kota Depok, Sayuti Abu Bakar Lawfirm, Lion Parcel, Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor, Mahkamah Agung, Ardians & Co Lawfirm, Lit & Co Lawfirm, Kantor Notaris Agung Iriantoro, Kantor Hukum Ardians and Co dan lain-lain.
Dalam periode ini, ungkap Prof. Eddy ada sekitar 100-an mahasiswa yang turut dalam program magang. Untuk megikuti magang, mahasiswa harus mengikuti sejumlah proses. Sebelumnya peserta akan mengajukan pendaftaran selanjutnya mengikuti proses seleksi dan asesmen baik dari universitas maupun dari institusi mitra.
"Seleksi ini dilakukan untuk mempersiapkan dengan betul-betul. Apakah mahasiswa benar-benar siap serta memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh mitra, " ucapnya.
Ia mencontohkan untuk mitra seperti Kementerian Luar Negeri, kualifikasi yang dibutuhkan adalah mumpuni dalam berbahasa Inggris, tentunya selain ilmu hukum luar negeri. Karena mereka bakal turut membantu menyelesaikan perkara-perkara dengan negara lain, yang tentunya memakai bahasa Inggris.
Dengan seleksi yang ketat, diharapkan selain mendapatkan ilmu, para mahasiswa juga memberi kontribusi bagi institusi terkait. "Jadi saya berharap, kehadiran mahasiswa tidak membebani mitra tapi justru saling memberi dan menerima. Mitra akan memberikan ilmu hukum dalam praktiknya, sementara mahasiswa akan menyegarkan para mitra dengan ilmu yang dimiliki dan mahasiswa juga dapat berkontribusi dan berperan aktif dalam kantor tempat mereka magang," paparnya.
Problem Solving
Magang memiliki manfaat yang sangat penting bagi mahasiswa. Dengan magang, ungkap Prof. Eddy, mahasiswa akan mempelajari hal baru serta dapat mempraktikkan ilmu yang dipelajari di kampus.
"Di tempat magang, mereka akan menemukan permasalahan lalu mencari jalan keluar atau problem solving, " ujarnya.
Dekan Fakultas Hukum UP Prof. Eddy Pratomo menyatakan program magang memiliki nilai yang tinggi bagi mahasiswa. Magang ini akan memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa guna mempersiapkan untuk menghadapi tantangan di dunia kerja.
"Ini sinergis dengan gagasan Kemendikbud Nadiem Makarim serta menjawab adanya tantangan bahwa mahasiswa banyak yang tidak siap masuk ke dunia kerja. Dua hal yang dimaksud tidak siap menghadapi dunia kerja , yaitu kadang tidak menempati posisi tepat dan terkadang lulusan tidak tepat sasaran dibanding dunia kerja, " ungkapnya dalam temu mitra magang, Jumat, (2/2/2024) di Kampus UP.
Dalam acara temu magang, dihadiri 24 mitra, yang berasal dari berbagai institusi, baik negeri maupun swasta. Di antaranya Epistema Institute, Kejaksaan Negeri Depok, Pengadilan Negeri Depok, HMP Lawfirm, Dinas Sosial Kota Depok, Sayuti Abu Bakar Lawfirm, Lion Parcel, Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor, Mahkamah Agung, Ardians & Co Lawfirm, Lit & Co Lawfirm, Kantor Notaris Agung Iriantoro, Kantor Hukum Ardians and Co dan lain-lain.
Dalam periode ini, ungkap Prof. Eddy ada sekitar 100-an mahasiswa yang turut dalam program magang. Untuk megikuti magang, mahasiswa harus mengikuti sejumlah proses. Sebelumnya peserta akan mengajukan pendaftaran selanjutnya mengikuti proses seleksi dan asesmen baik dari universitas maupun dari institusi mitra.
"Seleksi ini dilakukan untuk mempersiapkan dengan betul-betul. Apakah mahasiswa benar-benar siap serta memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh mitra, " ucapnya.
Ia mencontohkan untuk mitra seperti Kementerian Luar Negeri, kualifikasi yang dibutuhkan adalah mumpuni dalam berbahasa Inggris, tentunya selain ilmu hukum luar negeri. Karena mereka bakal turut membantu menyelesaikan perkara-perkara dengan negara lain, yang tentunya memakai bahasa Inggris.
Dengan seleksi yang ketat, diharapkan selain mendapatkan ilmu, para mahasiswa juga memberi kontribusi bagi institusi terkait. "Jadi saya berharap, kehadiran mahasiswa tidak membebani mitra tapi justru saling memberi dan menerima. Mitra akan memberikan ilmu hukum dalam praktiknya, sementara mahasiswa akan menyegarkan para mitra dengan ilmu yang dimiliki dan mahasiswa juga dapat berkontribusi dan berperan aktif dalam kantor tempat mereka magang," paparnya.
Problem Solving
Magang memiliki manfaat yang sangat penting bagi mahasiswa. Dengan magang, ungkap Prof. Eddy, mahasiswa akan mempelajari hal baru serta dapat mempraktikkan ilmu yang dipelajari di kampus.
"Di tempat magang, mereka akan menemukan permasalahan lalu mencari jalan keluar atau problem solving, " ujarnya.