Angkat Disertasi Hilirisasi Sawit, Saleh Husin Raih Gelar Doktor UI
loading...
A
A
A
Saleh Husin juga mendorong pemerintah agar perlu memberikan insentif perpajakan untuk mengundang investasi pada produk hilir kelapa sawit pada tingkat akhir, seperti produk kosmetika, makanan kemasan, dan bahan bakar sawit.
Dia pun mengapresiasi kebijakan industri sawit dalam PP No. 74 Tahun 2022, sekaligus berharap tetap dilanjutkan dan dipercepat pelaksanaannya. Ekspor sawit perlu didukung oleh peraturan-peraturan yang lebih sederhana, serta pemberian insentif untuk ekspor produk hilir.
“Penting pula untuk meningkatkan aktivitas bursa sawit Indonesia sehingga pengendalian harga sawit internasional dapat berada di Indonesia,” tegas Saleh Husin yang juga merupakan Managing Director Sinar Mas.
Lebih lanjut, disimpulkannya bahwa hilirisasi industri kelapai sawit merupakan bagian dari industrial deepening kelapa sawit yang menjadi kunci peningkatan perekonomian nasional dan kesejahteraan bangsa.
Saleh juga menunjukkan kalkulasi yakni apabila penurunan ekspor produk hulu sebesar 5% dan ekspor produk hilir meningkat 15%, maka diperkirakan devisa Indonesia akan meningkat sebesar 7 miliar USD per tahunnya atau hampir Rp110 triliun dengan kurs dollar AS sebesar Rp15.600. Sehingga Produk Domestik Bruto yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat.
Saleh Husin optimistis hilirisasi akan sukses asalkan didukung oleh kebijaksanaan dalam regulasi dan perpajakan ekspor minyak kelapa sawit yang lebih sederhana. Untuk itu, diperlukan adanya suatu instrumen untuk mengurangi ekspor produk hulu dan meningkatkan ekspor produk hilir kelapa sawit.
Baca juga: Tutup Tahun 2023, Saleh Husin dkk Ramaikan UI Ultra Marathon
“Hilirisasi merupakan kunci untuk mengendalikan ekspor minyak kelapa sawit, dengan demikian Indonesia dapat mengendalikan harga internasional, yang selama ini lebih dikendalikan oleh bursa Malaysia dan Belanda,” ungkap Mantan Anggota DPR RI periode 2009-2014 ini.
Tak tanggung-tanggung, dia juga memacu pemerintah Indonesia untuk berani mengurangi volume ekspor minyak sawit ke Malaysia dan Belanda. Sehingga Belanda jika ingin membeli sawit langsung dari Indonesia, tanpa perantaraan Malaysia. Demikian pula dengan negara-negara pengimpor minyak kelapa sawit dari Belanda.
Meski demikian, Saleh tetap mengingatkan agar langkah tegas ini dilakukan dengan perhitungan yang cermat untuk menentukan pengurangan volume ekspor yang optimal yang tidak merugikan Indonesia sendiri. “Di sisi lain, manfaat pengurangan ekspor ini juga dapat menepis kampanye negatif yang dilancarkan oleh Eropa,” ujarnya.
Dia pun mengapresiasi kebijakan industri sawit dalam PP No. 74 Tahun 2022, sekaligus berharap tetap dilanjutkan dan dipercepat pelaksanaannya. Ekspor sawit perlu didukung oleh peraturan-peraturan yang lebih sederhana, serta pemberian insentif untuk ekspor produk hilir.
“Penting pula untuk meningkatkan aktivitas bursa sawit Indonesia sehingga pengendalian harga sawit internasional dapat berada di Indonesia,” tegas Saleh Husin yang juga merupakan Managing Director Sinar Mas.
Lebih lanjut, disimpulkannya bahwa hilirisasi industri kelapai sawit merupakan bagian dari industrial deepening kelapa sawit yang menjadi kunci peningkatan perekonomian nasional dan kesejahteraan bangsa.
Saleh juga menunjukkan kalkulasi yakni apabila penurunan ekspor produk hulu sebesar 5% dan ekspor produk hilir meningkat 15%, maka diperkirakan devisa Indonesia akan meningkat sebesar 7 miliar USD per tahunnya atau hampir Rp110 triliun dengan kurs dollar AS sebesar Rp15.600. Sehingga Produk Domestik Bruto yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat.
Saleh Husin optimistis hilirisasi akan sukses asalkan didukung oleh kebijaksanaan dalam regulasi dan perpajakan ekspor minyak kelapa sawit yang lebih sederhana. Untuk itu, diperlukan adanya suatu instrumen untuk mengurangi ekspor produk hulu dan meningkatkan ekspor produk hilir kelapa sawit.
Baca juga: Tutup Tahun 2023, Saleh Husin dkk Ramaikan UI Ultra Marathon
“Hilirisasi merupakan kunci untuk mengendalikan ekspor minyak kelapa sawit, dengan demikian Indonesia dapat mengendalikan harga internasional, yang selama ini lebih dikendalikan oleh bursa Malaysia dan Belanda,” ungkap Mantan Anggota DPR RI periode 2009-2014 ini.
Tak tanggung-tanggung, dia juga memacu pemerintah Indonesia untuk berani mengurangi volume ekspor minyak sawit ke Malaysia dan Belanda. Sehingga Belanda jika ingin membeli sawit langsung dari Indonesia, tanpa perantaraan Malaysia. Demikian pula dengan negara-negara pengimpor minyak kelapa sawit dari Belanda.
Meski demikian, Saleh tetap mengingatkan agar langkah tegas ini dilakukan dengan perhitungan yang cermat untuk menentukan pengurangan volume ekspor yang optimal yang tidak merugikan Indonesia sendiri. “Di sisi lain, manfaat pengurangan ekspor ini juga dapat menepis kampanye negatif yang dilancarkan oleh Eropa,” ujarnya.