Kunci Beretika di Dunia Digital, Gunakan Gadget dengan Bijak dan Cerdas
loading...
A
A
A
TULANG BAWANG - Perkembangan pemakaian teknologi digital tumbuh ke segala arah. Tak terkecuali di kalangan pelajar. Seperti di semua aspek kehidupan lain, perkembangan pemanfaatan teknologi digital di dunia pendidikan pun melaju kencang.
Kini, dalam kelas digital yang disajikan secara online, beragam pilihan aplikasi penunjang belajar siswa sudah tersedia. Membuat suasana belajar jadi makin menarik, seru, mudah, dan lebih cepat. Tentu, ini memunculkan tantangan dan kewaspadaan baru dalam proses belajar siswa dan guru.
”Pemanfaatan Chat-GPT, juga aplikasi Gamma misalnya, akan membuat siswa mampu menjawab pertanyaan ujian online sekolah dengan cepat dan akurat. Namun, dibutuhkan pengawasan dan bimbingan guru agar penggunaan kedua aplikasi tersebut dilakukan secara benar,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulang Bawang Barat, Budiman Jaya, dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Tulang Bawang Barat, Lampung, Selasa (21/5/2024).
Webinar digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung. Mengupas topik ”Etika Pelajar di Dunia Digital”, diskusi virtual ini diikuti ratusan siswa dan guru dari sejumlah sekolah dasar di Tulang Bawang Barat, yang menggelar nonton bareng di sekolah masing-masing.
Di antaranya, SD Aisyah Lambo Kibang, SDIT Favorit Nur Alif, SDN 10 Lambo Kibang, SDN1 Tulang Bawang, SDN 10 Tulang Bawang Udik, SDN 12 Gunung Agung, SDN 12 Tulang Bawang Tengah, SDN 10 Batu Putih, dan SDN 12 Gunter.
Budiman menjelaskan, guru mesti membimbing siswa dengan bijak dan cerdas saat mengakses gadget. Bimbingan itu bisa saat mereka berkomentar dan merespons akun yang diakses, agar tetap beretika dengan bahasa dan tutur tulis yang sopan.
”Kenapa? Karena yang diajak berkomunikasi di ruang digital itu manusia nyata yang menghargai etika dan tata krama. Jangan sampai siswa salah pilih konten dan saling mem-bully sesama teman. Itu akan memunculkan risiko sosial yang buruk, bahkan bisa berdampak hukum serius,” ujarnya.
Dari sudut pandang berbeda, Mahir Institute Partner Ardiansyah, mengingatkan pentingnya para pelaku pendidikan meng-upgrade kecakapan digital. Aplikasi Artificial Intelligence (AI) misalnya, kalau dimanfaatkan secara positif, akan menjadi semacam portofolio dan membangun personal branding yang bagus.
”Sebaliknya, sangat berbahaya apabila siswa salah memilih konten. Dampaknya bisa merusak masa depan. Karena itu, mari rawat jejak digital kita agar selalu positif. Pilih dan cermati secara bijak konten yang pantas ditonton sesuai usia. Guru dan orang tua perlu mendampingi, memilihkan konten yang tepat untuk siswa,” pesan nya.
Pembicara lain, Dosen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Arief Budiman mengingatkan siswa untuk tidak mudah berbagi data pribadi di ruang digital. Kalau perlu, di akun yang bersifat publik, pakai nama samaran dan pakai foto Avatar
”Ini lebih aman dari ancaman penjahat digital yang suka menduplikasi data pribadi dan menjadikannya kejahatan yang tak terduga. Untuk menghindari hacker, jangan jawab kalau ada yang mengajak kenalan dan minta data pribadi. Verifikasi ulang. Kalau tak kenal, lebih aman blokir saja,” kata Arief.
Webinar seperti dihelat di Kabupaten Tulang Bawang Barat ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024, berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.
Kini, dalam kelas digital yang disajikan secara online, beragam pilihan aplikasi penunjang belajar siswa sudah tersedia. Membuat suasana belajar jadi makin menarik, seru, mudah, dan lebih cepat. Tentu, ini memunculkan tantangan dan kewaspadaan baru dalam proses belajar siswa dan guru.
”Pemanfaatan Chat-GPT, juga aplikasi Gamma misalnya, akan membuat siswa mampu menjawab pertanyaan ujian online sekolah dengan cepat dan akurat. Namun, dibutuhkan pengawasan dan bimbingan guru agar penggunaan kedua aplikasi tersebut dilakukan secara benar,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulang Bawang Barat, Budiman Jaya, dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Tulang Bawang Barat, Lampung, Selasa (21/5/2024).
Webinar digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung. Mengupas topik ”Etika Pelajar di Dunia Digital”, diskusi virtual ini diikuti ratusan siswa dan guru dari sejumlah sekolah dasar di Tulang Bawang Barat, yang menggelar nonton bareng di sekolah masing-masing.
Di antaranya, SD Aisyah Lambo Kibang, SDIT Favorit Nur Alif, SDN 10 Lambo Kibang, SDN1 Tulang Bawang, SDN 10 Tulang Bawang Udik, SDN 12 Gunung Agung, SDN 12 Tulang Bawang Tengah, SDN 10 Batu Putih, dan SDN 12 Gunter.
Budiman menjelaskan, guru mesti membimbing siswa dengan bijak dan cerdas saat mengakses gadget. Bimbingan itu bisa saat mereka berkomentar dan merespons akun yang diakses, agar tetap beretika dengan bahasa dan tutur tulis yang sopan.
”Kenapa? Karena yang diajak berkomunikasi di ruang digital itu manusia nyata yang menghargai etika dan tata krama. Jangan sampai siswa salah pilih konten dan saling mem-bully sesama teman. Itu akan memunculkan risiko sosial yang buruk, bahkan bisa berdampak hukum serius,” ujarnya.
Dari sudut pandang berbeda, Mahir Institute Partner Ardiansyah, mengingatkan pentingnya para pelaku pendidikan meng-upgrade kecakapan digital. Aplikasi Artificial Intelligence (AI) misalnya, kalau dimanfaatkan secara positif, akan menjadi semacam portofolio dan membangun personal branding yang bagus.
”Sebaliknya, sangat berbahaya apabila siswa salah memilih konten. Dampaknya bisa merusak masa depan. Karena itu, mari rawat jejak digital kita agar selalu positif. Pilih dan cermati secara bijak konten yang pantas ditonton sesuai usia. Guru dan orang tua perlu mendampingi, memilihkan konten yang tepat untuk siswa,” pesan nya.
Pembicara lain, Dosen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Arief Budiman mengingatkan siswa untuk tidak mudah berbagi data pribadi di ruang digital. Kalau perlu, di akun yang bersifat publik, pakai nama samaran dan pakai foto Avatar
”Ini lebih aman dari ancaman penjahat digital yang suka menduplikasi data pribadi dan menjadikannya kejahatan yang tak terduga. Untuk menghindari hacker, jangan jawab kalau ada yang mengajak kenalan dan minta data pribadi. Verifikasi ulang. Kalau tak kenal, lebih aman blokir saja,” kata Arief.
Webinar seperti dihelat di Kabupaten Tulang Bawang Barat ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024, berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring.
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.
(wyn)