6 Komunitas Lintas Iman Siap Sebarkan Kurikulum Perdamaian di Jawa dan Sumatera
loading...

Enam komunitas lintas agama siap menyebarkan kurikulum perdamaian ke sekolah-sekolah di Pulau Jawa dan Sumatera yang merupakan bagian dari inisiatif Breaking Down The Wall. Foto/Ist
A
A
A
JAKARTA - Enam komunitas lintas agama siap menyebarkan kurikulum perdamaian ke sekolah-sekolah di Pulau Jawa dan Sumatera. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kasus intoleransi di Indonesia.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Breaking Down The Wall, hasil kolaborasi PeaceGeneration Indonesia, social enterprise yang bergerak memperjuangkan pendidikan perdamaian sejak 2007, dengan Campaign, startup sosial yang mengelola aplikasi Campaign For A Better World.
Komunitas yang terpilih akan menerima hibah sebesar Rp30 juta untuk mengedukasi 180 siswa dan 72 guru tentang 12 nilai dasar perdamaian. Kurikulum perdamaian yang dikembangkan PeaceGen menggunakan pendekatan interaktif dan menyenangkan, termasuk modul berbasis experiential learning, video interaktif, board game, serta panduan bagi fasilitator.
Menurut Lindawati Sumpena, Learning & Product Development Manager PeaceGeneration Indonesia, kurikulum ini dibuat karena perdamaian bukanlah konsep yang mudah dipahami.
"Konsepnya abstrak dan luas. Untuk mendorong penerapan nilai-nilai ini, kita memerlukan strategi yang terstruktur dan aplikatif, terutama melalui kegiatan edukasi. Hal ini bertujuan untuk membangun kesadaran yang dapat mencegah konflik kekerasan di masa mendatang," ujar Linda, Jumat (18/10/2024).
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Breaking Down The Wall, hasil kolaborasi PeaceGeneration Indonesia, social enterprise yang bergerak memperjuangkan pendidikan perdamaian sejak 2007, dengan Campaign, startup sosial yang mengelola aplikasi Campaign For A Better World.
Komunitas yang terpilih akan menerima hibah sebesar Rp30 juta untuk mengedukasi 180 siswa dan 72 guru tentang 12 nilai dasar perdamaian. Kurikulum perdamaian yang dikembangkan PeaceGen menggunakan pendekatan interaktif dan menyenangkan, termasuk modul berbasis experiential learning, video interaktif, board game, serta panduan bagi fasilitator.
Menurut Lindawati Sumpena, Learning & Product Development Manager PeaceGeneration Indonesia, kurikulum ini dibuat karena perdamaian bukanlah konsep yang mudah dipahami.
"Konsepnya abstrak dan luas. Untuk mendorong penerapan nilai-nilai ini, kita memerlukan strategi yang terstruktur dan aplikatif, terutama melalui kegiatan edukasi. Hal ini bertujuan untuk membangun kesadaran yang dapat mencegah konflik kekerasan di masa mendatang," ujar Linda, Jumat (18/10/2024).
Lihat Juga :