10 Contoh Teks Cerita Fantasi, Beserta Strukturnya
loading...
A
A
A
Namun, sekarang sudah tak habis pikir karena ia telah berbahagia dengan keluarga barunya lebih dari dua tahun ini. Setelah merenungkan masa lalunya, Nina tak kuasa menahan bersin. Saat ia bersin, butiran percikan cahaya keemasan keluar dari embusan mulutnya. Nina kaget melihatnya dan makin terkejut melihat topi yang dikelilingi percikan cahaya itu kini melayang di hadapannya. “Lho, Nina sudah bisa menyihir sambil bangun ya sekarang,” ucap ibu tirinya yang tiba-tiba berada di samping Nina.
“Lho, Mama kok tiba-tiba muncul sih?” tanya Nina.
“Tebak…,” jawab ibunya.
“Apa? Nina bahkan tidak tahu apa yang mama omongin soal sihir-sihiran tadi,” balasnya.
“Kamu penyihir, Mama juga penyihir.”
“Ah mama ngomong apa sih,” tanya Nina.
“Gak percaya? Nanti kita belajar bareng-bareng ya,” balas Mama Nina sambil tiba-tiba menghilang meninggalkan serbuk keemasan yang Nina keluarkan saat bersin tadi.
Nina makin tidak paham apa yang sebenarnya terjadi dengan topi itu. Ia menggaruk-garuk kepalanya sambil bergumam dalam hati “kenapa sih ini”.
“Besok mama jelasin ya Nin, sekarang mama sibuk menyelesaikan pesanan tetangga,” ujar mamanya. Nina kaget lagi, karena suara mama terdengar di dalam pikirannya.
“Enggak kok, mama gak bisa baca pikiran kamu, mama cuma bisa ngomong, yang lain juga begitu.”
“Lho, Mama kok tiba-tiba muncul sih?” tanya Nina.
“Tebak…,” jawab ibunya.
“Apa? Nina bahkan tidak tahu apa yang mama omongin soal sihir-sihiran tadi,” balasnya.
“Kamu penyihir, Mama juga penyihir.”
“Ah mama ngomong apa sih,” tanya Nina.
“Gak percaya? Nanti kita belajar bareng-bareng ya,” balas Mama Nina sambil tiba-tiba menghilang meninggalkan serbuk keemasan yang Nina keluarkan saat bersin tadi.
Nina makin tidak paham apa yang sebenarnya terjadi dengan topi itu. Ia menggaruk-garuk kepalanya sambil bergumam dalam hati “kenapa sih ini”.
“Besok mama jelasin ya Nin, sekarang mama sibuk menyelesaikan pesanan tetangga,” ujar mamanya. Nina kaget lagi, karena suara mama terdengar di dalam pikirannya.
“Enggak kok, mama gak bisa baca pikiran kamu, mama cuma bisa ngomong, yang lain juga begitu.”