Kurang Sosialisasi, Mendikbud: Kurikulum Darurat Ringankan Beban Guru-Anak
loading...
A
A
A
PALU - Mendikbud mendorong pemakaian kurikulum darurat pada proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) . Hal ini karena kurikulum darurat ini membantu mengurangi beban tidak hanya untuk guru namun juga siswa.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan dalam memperlancar proses PJJ sejatinya Kemendikbud telah meluncurkan program bantuan kuota data. Menurutnya, bantuan ini diberikan karena Kemendikbud memandang permasalahan utama dalam PJJ adalah ketidakmampuan dalam membeli pulsa atau data. (Baca juga: Dorong Prestasi Siswa, Kemendikbud Gelar Kompetisi Sains Nasional )
Alumnus Harvard Business School ini menjelaskan, namun tidak hanya bantuan kuota tetapi Kemendikbud pun sudah meluncurkan kurikulum darurat. Dia mengatakan, kurikulum sudah disederhanakan itu sehingga semestinya tidak ada lagi orang tua ataupun guru yang komplain akan beban pembelajaran.
Mantan petinggi Gojek ini meminta kepala dinas pendidikan dan juga pengawas untuk terus mensosialisasikan mengenai kurikulum darurat tersebut. "Pasti banyak yang belum tahu tentang hal itu. Jadi mohon disosialisasikan bahwa sudah ada kurikulum yang jauh sederhana," katanya saat melakukan diskusi dengan para guru di SMKN 8 Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (4/11).
Nadiem menuturkan, untuk mendukung proses PJJ untuk siswa Paud dan SD di daerah yang susah sinyal pun Kemendikbud telah membuat berbagai modul-modul pembelajaran. Modul-modul ini bisa dipakai orang tua untuk anaknya di jenjang Paud dan SD tanpa perlu bergantung dengan akses internet. (Baca juga: Perhimpunan Guru Desak Mendikbud Hentikan Bisnis Lulus Asesmen Nasional )
Modul yang dibuat pun dibuat semenarik mungkin. Nadiem menuturkan, misalnya salah satu materi di dalam modul itu memuat bagaimana memasak nasi goreng bersama ibu. Modul itu tidak hanya memberi resep memasak namun juga mengajarkan numerasi seperti menghitung biaya membeli bahan dasar untuk membuat nasi goreng.
"Jadi itu adalah modul-modul darurat yang kita keluarkan bagi teman-teman kita di pelosok-pelosok yang mungkin sangat sulit melakukan PJJ. Mohon digunakan berbagai macam fasilitas itu yang sudah ada," harapnya. (Baca juga: Transformasi Pendidikan, Ini Inovasi yang Harus Dimiliki Guru Penggerak )
Diketahui, Mendikbud beserta sejumlah pejabat Kemendikbud melakukan kunjungan ke Palu. Di kota yang pernah terjadi likuifaksi 2018 lalu ini, Mendikbud berdiskusi dengan sejumlah guru dan pengawas untuk menyerap saran dan masukan terkait permasalahan pendidikan. Mendikbud meminta masukan yang diberikan tidak hanya terkait PJJ namun juga isu-isu lain sehingga bisa menjadi masukan kebijakan bagi pemerintah pusat.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan dalam memperlancar proses PJJ sejatinya Kemendikbud telah meluncurkan program bantuan kuota data. Menurutnya, bantuan ini diberikan karena Kemendikbud memandang permasalahan utama dalam PJJ adalah ketidakmampuan dalam membeli pulsa atau data. (Baca juga: Dorong Prestasi Siswa, Kemendikbud Gelar Kompetisi Sains Nasional )
Alumnus Harvard Business School ini menjelaskan, namun tidak hanya bantuan kuota tetapi Kemendikbud pun sudah meluncurkan kurikulum darurat. Dia mengatakan, kurikulum sudah disederhanakan itu sehingga semestinya tidak ada lagi orang tua ataupun guru yang komplain akan beban pembelajaran.
Mantan petinggi Gojek ini meminta kepala dinas pendidikan dan juga pengawas untuk terus mensosialisasikan mengenai kurikulum darurat tersebut. "Pasti banyak yang belum tahu tentang hal itu. Jadi mohon disosialisasikan bahwa sudah ada kurikulum yang jauh sederhana," katanya saat melakukan diskusi dengan para guru di SMKN 8 Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (4/11).
Nadiem menuturkan, untuk mendukung proses PJJ untuk siswa Paud dan SD di daerah yang susah sinyal pun Kemendikbud telah membuat berbagai modul-modul pembelajaran. Modul-modul ini bisa dipakai orang tua untuk anaknya di jenjang Paud dan SD tanpa perlu bergantung dengan akses internet. (Baca juga: Perhimpunan Guru Desak Mendikbud Hentikan Bisnis Lulus Asesmen Nasional )
Modul yang dibuat pun dibuat semenarik mungkin. Nadiem menuturkan, misalnya salah satu materi di dalam modul itu memuat bagaimana memasak nasi goreng bersama ibu. Modul itu tidak hanya memberi resep memasak namun juga mengajarkan numerasi seperti menghitung biaya membeli bahan dasar untuk membuat nasi goreng.
"Jadi itu adalah modul-modul darurat yang kita keluarkan bagi teman-teman kita di pelosok-pelosok yang mungkin sangat sulit melakukan PJJ. Mohon digunakan berbagai macam fasilitas itu yang sudah ada," harapnya. (Baca juga: Transformasi Pendidikan, Ini Inovasi yang Harus Dimiliki Guru Penggerak )
Diketahui, Mendikbud beserta sejumlah pejabat Kemendikbud melakukan kunjungan ke Palu. Di kota yang pernah terjadi likuifaksi 2018 lalu ini, Mendikbud berdiskusi dengan sejumlah guru dan pengawas untuk menyerap saran dan masukan terkait permasalahan pendidikan. Mendikbud meminta masukan yang diberikan tidak hanya terkait PJJ namun juga isu-isu lain sehingga bisa menjadi masukan kebijakan bagi pemerintah pusat.
(mpw)