Bangun Ekosistem Riset dan Inovasi, Universitas Pertamina Gelar SPACE UP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Riset dan inovasi merupakan cara untuk membangkitkan daya saing bangsa. Penguatan investasi di bidang riset dan pengembangan, akan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam hal inovasi .
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam Rapat Koordinasi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Rakornas Iptek) 2020 mengungkapkan, dana untuk riset di Indonesia hanya mencapai angka 0,25% dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka ini jauh tertinggal dari negara maju seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang, yang mencapai 2% dari total PDB.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, dalam Rakornas Kemenristek/BRIN 2020, mengatakan bahwa bahwa Indonesia membutuhkan SDM untuk melakukan riset. Melalui kebijakan Kampus Merdeka yang digagasnya, Mendikbud menyatakan kesiapan melahirkan para peneliti dan inovator.
Menurutnya, penting untuk membangun ekosistem riset di level Perguruan Tinggi. Salah satu caranya, dengan melibatkan para mahasiswa untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian.
Dalam rangka membangun ekosistem riset di level perguruan tinggi, Universitas Pertamina bersama dengan PT Pertamina (Persero) melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Riset dan Karya Ilmiah (Heuri Cosmos) menyelenggarakan kegiatan Scientific Paper Competition (SPACE-UP).
Kompetisi yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia ini menghadirkan empat kategori lomba, yakni: Documentary Film Competition, Scientific Paper Competition, Industrial Case Competition, dan Scientific Poster Competition. Tema yang diangkat adalah "Living with COVID-19 in New Normal Era".
Proses pengiriman berkas dan seleksi untuk keempat kategori lomba telah dilaksanakan sejak September 2020. Sementara itu, grand final digelar pada tanggal 23-24 Januari 2021 secara daring.
Daniel S. Purba, SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) dalam talkshow berjudul “What Should be Prepared to Live Harmony With COVID-19” sebagai rangkaian dari acara grand final, mengungkapkan perlunya penguatan riset di era transisi selama pandemi menuju pasca pandemi. "Penting bagi perusahaan untuk memodifikasi semua sektor bisnis agar profit perusahaan tidak berada di posisi minus. Dalam proses penerapan modifikasi tersebut tentu memerlukan penelitian mendalam,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerja Sama Universitas Pertamina Budi W. Soetjipto, Ph.D., mengatakan bahwa kompetisi semacam ini harus terus digalakkan. Harapannya, agar mahasiswa terbiasa melakukan riset sehingga mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (life-long learner). "Dengan memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada mahasiswa untuk terlibat dalam riset, inovasi baru akan terus lahir dan berkembang. Mahasiswa juga akan lebih terbiasa dan dekat dengan isu-isu di dunia industri. Sehingga, akan lebih sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” jelasnya.
Penjurian seluruh kategori lomba dilakukan secara objektif dengan melibatkan para pakar dan ahli di bidangnya, diantaranya: Ariantari, Business Planning & Development Manager PT Pertamina Retail; Dr. Trina Fizzanty, Kepala Pusat Penelitian dan Perkembangan IPTEK, LIPI; Dr. Eng Budi Prawara, Kepala Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi, LIPI; Zulkarnaen Arsi, Product Development Manager, Teknovatus Solusi Sejahtera; Kurnia Wiji Prasetyo, S.Hut, M.Si., Peneliti Ahli Muda Bidang Biomaterial dan Rekayasa Bahan, LIPI; Agni Tirta, Sutradara, Produser dan Founder Belantara Films; dan Drs. Hasan Sunarto, M.Pd, Guru Seni Rupa SMPN 1 Kudus.
Juara pertama dari keempat kategori lomba diraih oleh Universitas Indonesia untuk kategori Scientific Poster Competition; Telkom University untuk kategori Documentary Film Competition dengan judul film “Wave of Saviour”; Institut Pertanian Bogor untuk kategori Scientific Paper Competition dengan judul paper “In Silico Study: Hermetia Illucens Based Acute Respiratory Infection Treatment”; dan Institut Teknologi Bandung untuk kategori Industrial Case Competition.
Sementara mahasiswa-mahasiswi Universitas Pertamina sendiri menyabet beberapa penghargaan yakni: Juara 3 dalam kategori Scientific Poster Competition; Juara 2 dan Favorite Documentary Film dalam kategori Documentary Film Competition dengan judul film “SURVIVOR: The Untold Story”; Juara 2 dan Best Paper dalam kategori Scientific Paper Competition dengan judul masing-masing karya “Watch CDP Prototype (COVID-19 Data Prediction) Using Python and Sensoric-Based Artificial Intelligence Statistics System”, dan "Vitaworm Potential Of Zophobas Morio's Fatty Acid as Immunomodulator”.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam Rapat Koordinasi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Rakornas Iptek) 2020 mengungkapkan, dana untuk riset di Indonesia hanya mencapai angka 0,25% dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka ini jauh tertinggal dari negara maju seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang, yang mencapai 2% dari total PDB.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, dalam Rakornas Kemenristek/BRIN 2020, mengatakan bahwa bahwa Indonesia membutuhkan SDM untuk melakukan riset. Melalui kebijakan Kampus Merdeka yang digagasnya, Mendikbud menyatakan kesiapan melahirkan para peneliti dan inovator.
Menurutnya, penting untuk membangun ekosistem riset di level Perguruan Tinggi. Salah satu caranya, dengan melibatkan para mahasiswa untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian.
Dalam rangka membangun ekosistem riset di level perguruan tinggi, Universitas Pertamina bersama dengan PT Pertamina (Persero) melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Riset dan Karya Ilmiah (Heuri Cosmos) menyelenggarakan kegiatan Scientific Paper Competition (SPACE-UP).
Kompetisi yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia ini menghadirkan empat kategori lomba, yakni: Documentary Film Competition, Scientific Paper Competition, Industrial Case Competition, dan Scientific Poster Competition. Tema yang diangkat adalah "Living with COVID-19 in New Normal Era".
Proses pengiriman berkas dan seleksi untuk keempat kategori lomba telah dilaksanakan sejak September 2020. Sementara itu, grand final digelar pada tanggal 23-24 Januari 2021 secara daring.
Daniel S. Purba, SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) dalam talkshow berjudul “What Should be Prepared to Live Harmony With COVID-19” sebagai rangkaian dari acara grand final, mengungkapkan perlunya penguatan riset di era transisi selama pandemi menuju pasca pandemi. "Penting bagi perusahaan untuk memodifikasi semua sektor bisnis agar profit perusahaan tidak berada di posisi minus. Dalam proses penerapan modifikasi tersebut tentu memerlukan penelitian mendalam,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerja Sama Universitas Pertamina Budi W. Soetjipto, Ph.D., mengatakan bahwa kompetisi semacam ini harus terus digalakkan. Harapannya, agar mahasiswa terbiasa melakukan riset sehingga mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (life-long learner). "Dengan memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada mahasiswa untuk terlibat dalam riset, inovasi baru akan terus lahir dan berkembang. Mahasiswa juga akan lebih terbiasa dan dekat dengan isu-isu di dunia industri. Sehingga, akan lebih sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” jelasnya.
Penjurian seluruh kategori lomba dilakukan secara objektif dengan melibatkan para pakar dan ahli di bidangnya, diantaranya: Ariantari, Business Planning & Development Manager PT Pertamina Retail; Dr. Trina Fizzanty, Kepala Pusat Penelitian dan Perkembangan IPTEK, LIPI; Dr. Eng Budi Prawara, Kepala Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi, LIPI; Zulkarnaen Arsi, Product Development Manager, Teknovatus Solusi Sejahtera; Kurnia Wiji Prasetyo, S.Hut, M.Si., Peneliti Ahli Muda Bidang Biomaterial dan Rekayasa Bahan, LIPI; Agni Tirta, Sutradara, Produser dan Founder Belantara Films; dan Drs. Hasan Sunarto, M.Pd, Guru Seni Rupa SMPN 1 Kudus.
Juara pertama dari keempat kategori lomba diraih oleh Universitas Indonesia untuk kategori Scientific Poster Competition; Telkom University untuk kategori Documentary Film Competition dengan judul film “Wave of Saviour”; Institut Pertanian Bogor untuk kategori Scientific Paper Competition dengan judul paper “In Silico Study: Hermetia Illucens Based Acute Respiratory Infection Treatment”; dan Institut Teknologi Bandung untuk kategori Industrial Case Competition.
Sementara mahasiswa-mahasiswi Universitas Pertamina sendiri menyabet beberapa penghargaan yakni: Juara 3 dalam kategori Scientific Poster Competition; Juara 2 dan Favorite Documentary Film dalam kategori Documentary Film Competition dengan judul film “SURVIVOR: The Untold Story”; Juara 2 dan Best Paper dalam kategori Scientific Paper Competition dengan judul masing-masing karya “Watch CDP Prototype (COVID-19 Data Prediction) Using Python and Sensoric-Based Artificial Intelligence Statistics System”, dan "Vitaworm Potential Of Zophobas Morio's Fatty Acid as Immunomodulator”.
(mpw)