Prodi Pariwisata LSPR-Kemenparekraf Siap Maksimalkan Potensi Wisata Domestik
loading...
A
A
A
Untuk itu, Kemenparekraf sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk membuka lagi pariwisata Indonesia pada dunia internasional di Juni atau Juli 2021. Di sektor ekonomi kreatif, Sandiaga mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan produk lokal.
Ia juga memaparkan bahwa dalam 10 tahun ini, Indonesia akan menjadi destinasi favorit domestik & internasional di Asia Tenggara. Untuk langkah awal, tahun 2021 sebagai tahun pemulihan, Kemenparekraf mengenalkan 3G: Gercep, gerak cepat; Gerak Bersama, yaitu Kemenpar harus merangkul institusi pendidikan, masyarakat & media untuk bersama mencapai kemajuan Pariwisata Nasional; yang terakhir adalah Gaspol yang berarti Kemenpar akan menggarap semua potensi untuk bangkit dan pulih pasca Pandemi.
Sekarang ini, peluang yang dapat dimanfaatkan dari pandemi ini di bidang pariwisata adalah mass tourism yang bertransformasi menjadi sustainable tourism. Pariwisata akan lebih memperhatikan keseimbangan antara lingkungan dan manfaat ekonominya.
“Tren wisata ‘sea, sun, and sand’ berubah ke arah yang lebih baik menjadi ‘sustainability, serenity, and spirituality’. Selain lebih seimbang, tren pariwisata di masa depan akan lebih personalize, customize, localize, and smaller in size. Dihimbau agar masyarakat penikmat, minat, dan pembelajar pariwisata dapat menjadi pengusaha di bidang pariwisata yang modern namun tetap berbasis kearifan lokal,” ujar Sandiaga dalam sambutannya.
Rizki Handayani Mustafa dalam paparannya menyampaikan dampak pandemi pada sektor Pariwisata & Ekonomi Indonesia yang terpuruk saat ini, dari mulai banyak usaha yang tutup hingga event dan kegiatan yang ditunda hingga situasi membaik. Namun, Kemenparekraf ingin agar masyarakat optimis untuk menyambut kejayaan sektor pariwisata.
“Pandemi ini akan mengubah kebiasaan dan tren dalam berwisata, seperti protokol kesehatan yang lebih ketat, dan masyarakat yang lebih memilih untuk menjadi wisatawan domestik,” ungkapnya.
Kemenpar sebagai Lembaga Pemerintahan juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi yang berhubungan dengan kedua perubahan tren tersebut dengan cara: Beradaptasi dengan kondisi sekarang & kebiasaan baru; Berinovasi untuk dapat mencapai potensi maksimal; Dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama ekosistem Parekraf dan masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
Dalam hal ini, Rizki mengajak LSPR sebagai institusi pendidikan bersama berkolaborasi dalam membentuk narasi untuk menggugah empati masyarakat melalui konten positif tentang berwisata di dalam negeri dengan menjaga protokol kesehatan. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat & UMKM yang bergerak di bidang pariwisata. “Untuk sektor ekonomi kreatif, kami mengajak masyarakat untuk turut serta dalam gerakan nasional bangga buatan Indonesia,” pungkasnya.
Ia juga memaparkan bahwa dalam 10 tahun ini, Indonesia akan menjadi destinasi favorit domestik & internasional di Asia Tenggara. Untuk langkah awal, tahun 2021 sebagai tahun pemulihan, Kemenparekraf mengenalkan 3G: Gercep, gerak cepat; Gerak Bersama, yaitu Kemenpar harus merangkul institusi pendidikan, masyarakat & media untuk bersama mencapai kemajuan Pariwisata Nasional; yang terakhir adalah Gaspol yang berarti Kemenpar akan menggarap semua potensi untuk bangkit dan pulih pasca Pandemi.
Sekarang ini, peluang yang dapat dimanfaatkan dari pandemi ini di bidang pariwisata adalah mass tourism yang bertransformasi menjadi sustainable tourism. Pariwisata akan lebih memperhatikan keseimbangan antara lingkungan dan manfaat ekonominya.
“Tren wisata ‘sea, sun, and sand’ berubah ke arah yang lebih baik menjadi ‘sustainability, serenity, and spirituality’. Selain lebih seimbang, tren pariwisata di masa depan akan lebih personalize, customize, localize, and smaller in size. Dihimbau agar masyarakat penikmat, minat, dan pembelajar pariwisata dapat menjadi pengusaha di bidang pariwisata yang modern namun tetap berbasis kearifan lokal,” ujar Sandiaga dalam sambutannya.
Rizki Handayani Mustafa dalam paparannya menyampaikan dampak pandemi pada sektor Pariwisata & Ekonomi Indonesia yang terpuruk saat ini, dari mulai banyak usaha yang tutup hingga event dan kegiatan yang ditunda hingga situasi membaik. Namun, Kemenparekraf ingin agar masyarakat optimis untuk menyambut kejayaan sektor pariwisata.
“Pandemi ini akan mengubah kebiasaan dan tren dalam berwisata, seperti protokol kesehatan yang lebih ketat, dan masyarakat yang lebih memilih untuk menjadi wisatawan domestik,” ungkapnya.
Kemenpar sebagai Lembaga Pemerintahan juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi yang berhubungan dengan kedua perubahan tren tersebut dengan cara: Beradaptasi dengan kondisi sekarang & kebiasaan baru; Berinovasi untuk dapat mencapai potensi maksimal; Dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama ekosistem Parekraf dan masyarakat untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
Dalam hal ini, Rizki mengajak LSPR sebagai institusi pendidikan bersama berkolaborasi dalam membentuk narasi untuk menggugah empati masyarakat melalui konten positif tentang berwisata di dalam negeri dengan menjaga protokol kesehatan. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat & UMKM yang bergerak di bidang pariwisata. “Untuk sektor ekonomi kreatif, kami mengajak masyarakat untuk turut serta dalam gerakan nasional bangga buatan Indonesia,” pungkasnya.
(mpw)