KIP Kuliah Merdeka, Tanggung Seluruh Biaya Kuliah dan Biaya Hidup

Jum'at, 26 Maret 2021 - 23:19 WIB
loading...
KIP Kuliah Merdeka, Tanggung Seluruh Biaya Kuliah dan Biaya Hidup
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim pada peluncuran KIP Kuliah Merdeka secara daring, Jumat (26/3). Foto/Neneng Zubaidah
A A A
JAKARTA - Kemendikbud kembali meluncurkan program Merdeka Belajar episode kesembilan yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka. KIP Kuliah Merdeka ini ditujukan bagi calon mahasiswa kurang mampu tetapi berprestasi untuk bisa mengakses perguruan tinggi dan program studi bergengsi di seluruh Indonesia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, KIP Kuliah tidak hanya akan memberikan keadilan sosial tetapi juga mobilitas sosial yang lebih tinggi sehingga anak-anak yang berprestasi tetapi kurang mampu bisa mencapai mimpi setinggi-tingginya.



Dia menjelaskan, dengan adanya KIP Kuliah mahasiswa kurang mampu bisa kuliah. Tapi yang juga lebih penting adalah mahasiswa bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan status ekonominya di masa depan.

"Kita harus melakukan berbagai macam perubahan yang cepat dan lincah untuk menghasilkan calon-calon SDM unggul secepat mungkin," katanya pada peluncuran KIP Kuliah Merdeka secara daring, Jumat (26/3).

Alumnus Harvard Business School ini mengatakan, dalam 10 tahun terakhir jumlah mahasiswa penerima beasiswa yang sebelumnya dinamakan Beasiswa Bidikmisi dan sekarang disempurnakan dan diganti menjadi KIP Kuliah telah meningkat lebih dari 10 kali lipat. Total penerimanya saat ini sudah mencapai 852 ribu penerima.



Dia mencontohkan salah satu penerima bantuan afirmasi dari pemerintah ini yakni Raeni, anak seorang tukang becak dan penjaga sekolah dengan penghasilan terbatas. Raeni saat itu dengan Bidikmisi berhasil kuliah di Universitas Negeri Semarang. Lalu bisa melanjutkan ke Universitas Birmingham di Inggris dengan beasiswa LPDP. "Kini menjadi dosen di jurusan pendidikan ekonomi akuntansi Unnes. Luar biasa," katanya.

Adapula Ujang Permana yang bisa kuliah di ITB dan kini melanjutkan pendidikan doktoral di Oxford. Menurutnya, cerita inspiratif seperti ini bukan hanya karena mereka menerima Bidikmisi tetapi mereka adalah anak-anak kurang mampu yang berhasil mencapai cita-citanya untuk masuk ke universitas dengan kualitas terbaik.

"KIP Kuliah bukan hanya memastikan anak itu mampu masuk kuliah. Tapi masuk ke universitas dan prodi terbaik. Karena disitulah pekerjaan-pekerjaan terbaik menunggu dia, profesi dan karir terbaik menunggu dia," katanya.

Oleh karena itu, ujarnya, esensi dari perubahan kebijakan KIP Kuliah di 2021 ini adalah pertama anggarannya dinaikkan dari Rp1,3 triliun menjadi Rp2,5 triliun. Menurutnya, anggaran dinaikkan bukan untuk menambah jumlah partisipan karena jumlahnya masih akan sama dengan tahun lalu yakni sebanyak 200 ribu.

Tetapi yang berbeda adalah dimana sebelumnya besaran uang kuliah itu hanya Rp2,4 juta/semester kini batas maksimalnya akan berdasarkan akreditasi prodi. Yakni prodi akreditasi A biaya pendidikan per semester maksimal Rp12 juta, prodi B meningkat menjadi Rp4 juta dan prodi C Rp2,4 juta.

Selain itu biaya hidupnya juga meningkat. Dimana yang tadinya hanya Rp700 ribu perbulan sekarang biaya hidup yang diberikan kepada penerima akan berdasarkan indeks kemahalan di satu kota. "Sehingga teman-teman dari daerah tidak perlu khawatir jika keterima di Jakarta atau Bandung atau Surabaya dimana indeks kemahalannya lebih besar karena biaya hidupnya ditingkatkan berdasar lokasinya," ujarnya.

Mendikbud menjelaskan kenapa KIP Kuliah tahun ini dinamakan KIP Kuliah Merdeka. Yakni karena kini calon mahasiswa tidak perlu ragu-ragu lagi untuk memilih prodi-prodi unggulan terbaik di negeri ini. "Termasuk fakultas-fakultas yang mungkin tidak pernah terpikirkan seperti fakultas kedokteran atau masuk sekolah swasta yang lebih mahal," katanya.

Selain itu, lanjutnya, orang tua pun akan lebih percaya diri untuk mendorong anak-anaknya yang memiliki potensi untuk melanjutkan ke jenjang kuliah. Sementara perguruan tinggipun kini bisa memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada calon mahasisiwa kurang mampu untuk bisa masuk ke prodi unggulan.

Kualitas SDM pun akan meningkat karena semua calon mahasiswa yang berpotensi tetapi kurang mampu tetap dapat kuliah di prodi ungulan. "Memberi harapan kepada anak-anak kita dimanapun. Kalau mereka kurang mampu tapi berprestasi mereka akan diberi beasiswa yang memadai sesuai dengan kualitas prodi," pungkasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1309 seconds (0.1#10.140)