Ciptakan Aplikasi Antikekerasan Seksual, Mahasiswa UI Raih Juara 2 Comminfest
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kelompok Mahasiswa Program Studi (Prodi) Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (UI) meraih Juara 2 Kategori The Prime pada Communication Interest Festival (Comminfest 2021). Comminfest merupakan Kompetisi Nasional bidang komunikasi yang diselenggarakan oleh Universitas Atmajaya Yogyakarta, pada 8 Maret–1 Mei 2021.
Axel Brilliant Effendi, Velma Widhi Adriyani, dan Aisyah Muftian Mursyid, yang merupakan mahasiswa Angkatan 2020, tergabung dalam kelompok PROMIND dengan proposal kreatif #KasihTahuKami, sebuah kampanye antikekerasan seksual demi kesehatan mental.
Axel Brilian Effendi, salah seorang anggota tim PROMIND menjelaskan bahwa dalam lomba ini timnya telah melalui 3 (tiga) tahap seleksi, yaitu Proposal Kreatif - Video Campaign - Study Case. “Pada lomba ini kami ditantang untuk melakukan penyebaran edukasi seksual yang dapat menjadi salah satu cara untuk menciptakan lingkungan yang aman tanpa kekerasan seksual,” kata Axel Brilian dalam keterangan pers, Jumat (7/5/2021).
Axel menjelaskan bahwa melalui gerakan #KasihTahuKami, timnya membuat program kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kekerasan seksual di Indonesia.
“Tujuan dari program ini adalah mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa kekerasan seksual di Indonesia masih marak terjadi dan mengurangi stigma masyarakat bahwa ini merupakan isu yang tabu dan tidak perlu diungkapkan. Kami menuangkannya dalam bentuk video kampanye, dengan adanya gerakan ini juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi para korban untuk memperoleh ketenangan dan terlindungi, serta mematahkan stigma negatif masyarakat akan korban kekerasan seksual,” ujarnya.
Tim PROMIND berhasil meraih juara kedua setelah melalui tahap Study Case yang berasal dari LSM Mitra Wacana mengenai isu kekerasan seksual pada anak di bawah umur. Melalui project campaign ’Aku Jaga Diriku’, tim memberikan edukasi kepada masyarakat terutama anak, mengenai pentingnya menjaga organ seks dari tindakan kekerasan seksual.
Produk komunikasi yang dilakukan adalah sebuah aplikasi “Mitra Wacana Peduli” berupa forum dimana korban kekerasan seksual dapat bercerita dalam bentuk tulisan dan tidak meninggalkan jejak identitas pribadi. Tulisan ini pun dapat diakses oleh publik dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan kasus-kasus serupa. Selain itu, produk komunikasi lain yang diberikan juga berupa layanan panggilan darurat yang dapat dikontak oleh para korban kekerasan seksual.
“Di tahap final, kami mengupayakan proyek ini secara maksimal. Maka dari itu, brief yang kami desain sangat rapi supaya nyaman dilihat. Ketika final, kami juga sudah sangat terbiasa menangani studi kasus, karena di beberapa mata kuliah Humas selalu membahas studi kasus dan mempresentasikannya dengan baik,” ujar Aisyah, salah satu anggota tim PROMIND.
Ketua Program Studi Hubungan Masyarakat Pijar Suciati mengatakan bahwa prodi Humas selalu mendorong mahasiswa untuk berani berkompetisi. “Saya selalu mengatakan kepada para mahasiswa, untuk berani mengikuti kompetisi, artinya Anda telah menjadi pemenang, untuk itu prodi Humas bangga,” kata Pijar. Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa dengan berani berkompetisi, kepercayaan diri mereka akan tumbuh dan akan terlatih untuk menghadapi real case kehumasan di industri nanti. Hal ini sekaligus menjadi ajang penerapan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa yang telah diperoleh di perkuliahan.
“Program yang disusun tim PROMIND, menerapkan prinsip-prinsip pada mata kuliah Perencanaan Program Komunikasi, Marketing Sosial, Riset Humas, dan Produksi Visual Humas. Kurikulum dengan 70% praktik dan 30% teori yang diterapkan Vokasi UI diharapkan mampu memudahkan para mahasiswa ketika berhadapan langsung dengan kasus di bidang kehumasan, salah satunya adalah dengan pembuatan kampanye,” ujar Pijar.
Axel Brilliant Effendi, Velma Widhi Adriyani, dan Aisyah Muftian Mursyid, yang merupakan mahasiswa Angkatan 2020, tergabung dalam kelompok PROMIND dengan proposal kreatif #KasihTahuKami, sebuah kampanye antikekerasan seksual demi kesehatan mental.
Axel Brilian Effendi, salah seorang anggota tim PROMIND menjelaskan bahwa dalam lomba ini timnya telah melalui 3 (tiga) tahap seleksi, yaitu Proposal Kreatif - Video Campaign - Study Case. “Pada lomba ini kami ditantang untuk melakukan penyebaran edukasi seksual yang dapat menjadi salah satu cara untuk menciptakan lingkungan yang aman tanpa kekerasan seksual,” kata Axel Brilian dalam keterangan pers, Jumat (7/5/2021).
Axel menjelaskan bahwa melalui gerakan #KasihTahuKami, timnya membuat program kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kekerasan seksual di Indonesia.
“Tujuan dari program ini adalah mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa kekerasan seksual di Indonesia masih marak terjadi dan mengurangi stigma masyarakat bahwa ini merupakan isu yang tabu dan tidak perlu diungkapkan. Kami menuangkannya dalam bentuk video kampanye, dengan adanya gerakan ini juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi para korban untuk memperoleh ketenangan dan terlindungi, serta mematahkan stigma negatif masyarakat akan korban kekerasan seksual,” ujarnya.
Tim PROMIND berhasil meraih juara kedua setelah melalui tahap Study Case yang berasal dari LSM Mitra Wacana mengenai isu kekerasan seksual pada anak di bawah umur. Melalui project campaign ’Aku Jaga Diriku’, tim memberikan edukasi kepada masyarakat terutama anak, mengenai pentingnya menjaga organ seks dari tindakan kekerasan seksual.
Produk komunikasi yang dilakukan adalah sebuah aplikasi “Mitra Wacana Peduli” berupa forum dimana korban kekerasan seksual dapat bercerita dalam bentuk tulisan dan tidak meninggalkan jejak identitas pribadi. Tulisan ini pun dapat diakses oleh publik dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan kasus-kasus serupa. Selain itu, produk komunikasi lain yang diberikan juga berupa layanan panggilan darurat yang dapat dikontak oleh para korban kekerasan seksual.
“Di tahap final, kami mengupayakan proyek ini secara maksimal. Maka dari itu, brief yang kami desain sangat rapi supaya nyaman dilihat. Ketika final, kami juga sudah sangat terbiasa menangani studi kasus, karena di beberapa mata kuliah Humas selalu membahas studi kasus dan mempresentasikannya dengan baik,” ujar Aisyah, salah satu anggota tim PROMIND.
Ketua Program Studi Hubungan Masyarakat Pijar Suciati mengatakan bahwa prodi Humas selalu mendorong mahasiswa untuk berani berkompetisi. “Saya selalu mengatakan kepada para mahasiswa, untuk berani mengikuti kompetisi, artinya Anda telah menjadi pemenang, untuk itu prodi Humas bangga,” kata Pijar. Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa dengan berani berkompetisi, kepercayaan diri mereka akan tumbuh dan akan terlatih untuk menghadapi real case kehumasan di industri nanti. Hal ini sekaligus menjadi ajang penerapan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa yang telah diperoleh di perkuliahan.
“Program yang disusun tim PROMIND, menerapkan prinsip-prinsip pada mata kuliah Perencanaan Program Komunikasi, Marketing Sosial, Riset Humas, dan Produksi Visual Humas. Kurikulum dengan 70% praktik dan 30% teori yang diterapkan Vokasi UI diharapkan mampu memudahkan para mahasiswa ketika berhadapan langsung dengan kasus di bidang kehumasan, salah satunya adalah dengan pembuatan kampanye,” ujar Pijar.
(mpw)