Juarai Kompetisi, Inilah Rancang Bangunan Minimalis Ramah Lingkungan Mahasiswa UI
loading...
A
A
A
Bisma Prasetyo menjelaskan, struktur rangka atap rumah terinspirasi dari rumah adat Selaso Jatuh Kembar dari Provinsi Riau. Konsep desain tata letak ruang tamu dan garasi terinspirasi dari rumah adat Bolon, Sumatera Utara, dengan bagian bawah rumah dipergunakan untuk menaruh hewan ternak mereka.
Namun, pada rancangan rumah ini, bagian bawah rumah dipergunakan untuk ruang tamu dan area parkir kendaraan. Railing yang terletak di depan rumah menggunakan ukiran Batik Parang, asal Solo, Jawa Tengah. Sementara teralis di pintu utama menggunakan besi holo dengan corak menyerupai Batik Megamendung, khas Cirebon, Jawa Barat.
Sementara Kevin Yoseph menjelaskan, Rumah Brayat Kretya dirancang memiliki satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang makan, satu dapur, satu kamar utama, dua kamar tidur anak, dua ruang kamar mandi, satu ruang cuci dan menjemur, dan satu ruang bersantai di lantai kedua.
Rumah ini didesain tidak banyak menggunakan sekat antar ruang, seperti dinding pemisah antara ruang makan, ruang keluarga, dan ruang dapur. Hal tersebut menjadikan rumah ini memiliki kesan yang luas dan tidak menghalangi aktivitas antar ruang yang ada.
“Selain itu, ruang yang terdapat di bawah tangga dimanfaatkan untuk kamar mandi lantai satu. Hal itu menjadi pilihan dalam desain bangunan yang multifungsi di lahan terbatas,” katanya tentang penggunaan ruang bangunan.
Sedangkan Stevany Lydia menuturkan, konsep struktural desain rumah ini memiliki struktur utama beton bertulang dengan konfigurasi struktur terdiri dari pondasi tapak, sloof, kolom, dan pondasi batu kali. Struktur rangka atap terdiri atas kuda-kuda, ringbalk, dan pelat lantai.
“Konsep ramah lingkungan rumah ini ditunjukkan dengan inovasi berupa adanya Rain Garden di bagian taman. Konsep ini digunakan sebagai sistem pengelolaan air hujan yang berasal dari atap bangunan. Rain garden menjadikan air hujan langsung menyerap ke tanah dan mampu mengurangi genangan air hujan di jalan pemukiman,” pungkasnya.
Namun, pada rancangan rumah ini, bagian bawah rumah dipergunakan untuk ruang tamu dan area parkir kendaraan. Railing yang terletak di depan rumah menggunakan ukiran Batik Parang, asal Solo, Jawa Tengah. Sementara teralis di pintu utama menggunakan besi holo dengan corak menyerupai Batik Megamendung, khas Cirebon, Jawa Barat.
Sementara Kevin Yoseph menjelaskan, Rumah Brayat Kretya dirancang memiliki satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang makan, satu dapur, satu kamar utama, dua kamar tidur anak, dua ruang kamar mandi, satu ruang cuci dan menjemur, dan satu ruang bersantai di lantai kedua.
Rumah ini didesain tidak banyak menggunakan sekat antar ruang, seperti dinding pemisah antara ruang makan, ruang keluarga, dan ruang dapur. Hal tersebut menjadikan rumah ini memiliki kesan yang luas dan tidak menghalangi aktivitas antar ruang yang ada.
“Selain itu, ruang yang terdapat di bawah tangga dimanfaatkan untuk kamar mandi lantai satu. Hal itu menjadi pilihan dalam desain bangunan yang multifungsi di lahan terbatas,” katanya tentang penggunaan ruang bangunan.
Sedangkan Stevany Lydia menuturkan, konsep struktural desain rumah ini memiliki struktur utama beton bertulang dengan konfigurasi struktur terdiri dari pondasi tapak, sloof, kolom, dan pondasi batu kali. Struktur rangka atap terdiri atas kuda-kuda, ringbalk, dan pelat lantai.
“Konsep ramah lingkungan rumah ini ditunjukkan dengan inovasi berupa adanya Rain Garden di bagian taman. Konsep ini digunakan sebagai sistem pengelolaan air hujan yang berasal dari atap bangunan. Rain garden menjadikan air hujan langsung menyerap ke tanah dan mampu mengurangi genangan air hujan di jalan pemukiman,” pungkasnya.
(mpw)