Ungguli DKI dan Jabar, Jateng Jawara di Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Mendikbudristek ), Nadiem Anwar Makarim, menutup Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI), Jumat (15/10). Festival yang telah berlangsung selama lima hari secara virtual tersebut, sukses menelurkan inovasi dan karya kewirausahaan siswa di jenjang SMA/MA dan SMK. Dalam kompetisi ini, Jawa Tengah berhasil mengungguli peserta dari provinsi lain dengan merebut total 12 medali dari kedua kelompok, SMA/MA dan SMK.
Dalam sambutannya, Mendikbudristek menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan kompetisi. Ia menuturkan, Kemendikbudristek akan selalu mendukung siswa untuk berkontribusi dalam inovasi. Salah satunya terwujud dengan adanya kebijakan Merdeka Belajar .
“Harapannya lewat program kewirausahaan kampus merdeka dapat meningkatkan kapasitas berwirausaha para siswa, dalam mengembangkan kewirausahaan utamanya kewirausahaan sosial. Selamat kepada para peraih medali dan seluruh finalis yang telah berpartisipasi. Sesungguhnya kalian semua telah menjadi juara. Saya yakin cita-cita Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh akan tercapai jika para pelajar kita merdeka dalam belajar. Mari terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” ujarnya, seperti dilansir dari laman resmi Kemendikbud, Sabtu (16/10/2021).
Saat diumumkan, Provinsi Jawa Tengah merebut dua medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu, di kelompok SMA/MA. Sedangkan di kelompok SMK, provinsi ini meraih dua medali emas, dua perak, dan dua perunggu. Selain Jawa Tengah, provinsi dengan perolehan medali terbanyak adalah Daerah Istimewa Yogyakarta dan DKI Jakarta yang sama-sama merebut masing-masing enam medali.
Peraih medali perak untuk kategori pariwisata, industri seni, dan kreatif, asal Provinsi Jawa Tengah, Rival Ardiansyah, mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menantang dirinya untuk menyelami bakat yang dimiliki. Siswa SMKN 1 Sukoharjo, Wonosobo, Jawa Tengah, ini mengikuti FIKSI dengan kemampuannya menggambar sketsa wajah. Kemampuannya menggambar ini membawa Rival untuk menerima beragam pesanan sketsa wajah. “Tantangannya kalau menggambar itu misalnya pas ada order sekarang, tapi mau selesainya sekarang atau besok. Padahal pengerjaan sketsa dalam satu hari itu hanya bisa dua wajah,” tuturnya.
I Putu Angga Saputra, siswa SMK Negeri 1 Petang Bali, yang meraih medali emas pada kategori Agri Bisnis dan Agro Teknologi, mengungkapkan bahwa motivasi dari inovasi yang dia kembangkan berasal dari lingkungan daerahnya yang mengelola lahan pertanian lemon. Dengan judul Lemon California dan ECO Enzim, Angga menciptakan produk recycle dan produk turunannya. “Saya pilih (ide) ini karena memang saya anak pertanian. Tantangan dalam melakukan inovasi ini ada pada cuaca. Kalau cerah, bisa, kalau hujan akan terganggu,” jelasnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, yang hadir secara daring dalam acara penutupan FIKSI mengungkapkan kebahagiaannya dapat menyapa para calon wirausaha muda Indonesia yang berlaga di FIKSI 2021. Ia berpesan kepada para para peserta yang telah berpartisipasi, agar paham makna kewirausahaan karena pasar Indonesia maupun dunia terus berkembang hingga tahun 2045.
“Perkembangan dunia yang bergerak dengan cepat harus disikapi dengan tepat. Hanya generasi yang berjiwa entrepreneur lah yang bisa melihat dan memanfaatkan peluang tersebut,” tuturnya.
Wikan mengungkapkan, di masa mudanya ia sudah pernah mencoba 14 jenis bisnis, mulai dari ternak ikan, percetakan, jual sayur di pasar, mengembangkan koran online, hingga jual apartemen. Dari 14 bisnis itu, kata dia, hanya tiga yang bisa bertahan sampai sekarang, salah satunya jadi pembuat konten di Youtube. Wikan mengatakan, jika melihat orang yang sudah sukses jangan hanya lihat suksesnya, tapi harus belajar dari gagalnya. Negara ini butuh wirausahawan baru yang berani mencoba menjadi pebisnis di masa depan. “Jadi harus berani ambil risiko,” ujarnya.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Asep Sukmayadi dalam laporannya menyebut ada 50 medali yang diperebutkan dalam kompetisi kali ini. Medali tersebut dibagi atas 17 medali emas, 17 medali perak, dan 16 medali perunggu.
Selain perolehan medali, terdapat penghargaan khusus atau special award yang akan diberikan para mitra kepada tim terpilih menurut kriteria dari mitra. Special award yang diberikan para mitra bagi tim terpilih dapat berupa pelatihan, inkubasi usaha, bantuan permodalan, bantuan pendidikan, dan lain sebagainya. Nama-nama para peraih special award selanjutnya diumumkan secara terpisah pada media sosial Pusat Prestasi Nasional.
Di kelompok SMA, ada lima bidang inovasi yang dilombakan, yaitu Bidang Boga, Bidang Aplikasi, Permainan/Game, Video, dan Animasi, Bidang Desain Grafis, Bidang Budidaya dan Lintas Usaha, Bidang Fashion, dan Bidang Kriya. Tema yang diusung pada kelompok ini adalah Vokasi Berbasis Kearifan Lokal Menuju Persaingan Global. Kemudian bidang yang dilombakan pada jenjang SMK yaitu Bidang Agribisnis dan Agroteknologi, Bidang Kemaritiman, Bidang Kesehatan dan Pekerjaan Sosial, Bidang Pariwisata, Industri Seni, dan Kreatif, Bidang Teknologi Rekayasa dan TIK.
Sebelum ditetapkan sebagai juara, peserta FIKSI telah menjalani beberapa tahap seleksi. Di tahap pertama, pada seleksi administrasi dan rencana bisnis, terdapat 1.942 siswa SMA/MA yang dan 476 siswa SMK yang mendaftar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 130 rencana bisnis karya SMA/MA dan 50 rencana bisnis dipilih untuk mengikuti seleksi tahap akhir. Di seleksi tahap akhir inilah, peserta melakukan presentasi, wawancara, dan pameran, yang disebut dengan Expo FIKSI, di Bandung, Jawa Barat.
Lihat Juga: Sejarah SMAN 21 Surabaya, Sekolahnya Marselino Ferdinan yang Lulus Meski Hanya Masuk 2 Kali
Dalam sambutannya, Mendikbudristek menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan kompetisi. Ia menuturkan, Kemendikbudristek akan selalu mendukung siswa untuk berkontribusi dalam inovasi. Salah satunya terwujud dengan adanya kebijakan Merdeka Belajar .
“Harapannya lewat program kewirausahaan kampus merdeka dapat meningkatkan kapasitas berwirausaha para siswa, dalam mengembangkan kewirausahaan utamanya kewirausahaan sosial. Selamat kepada para peraih medali dan seluruh finalis yang telah berpartisipasi. Sesungguhnya kalian semua telah menjadi juara. Saya yakin cita-cita Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh akan tercapai jika para pelajar kita merdeka dalam belajar. Mari terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” ujarnya, seperti dilansir dari laman resmi Kemendikbud, Sabtu (16/10/2021).
Saat diumumkan, Provinsi Jawa Tengah merebut dua medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu, di kelompok SMA/MA. Sedangkan di kelompok SMK, provinsi ini meraih dua medali emas, dua perak, dan dua perunggu. Selain Jawa Tengah, provinsi dengan perolehan medali terbanyak adalah Daerah Istimewa Yogyakarta dan DKI Jakarta yang sama-sama merebut masing-masing enam medali.
Peraih medali perak untuk kategori pariwisata, industri seni, dan kreatif, asal Provinsi Jawa Tengah, Rival Ardiansyah, mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menantang dirinya untuk menyelami bakat yang dimiliki. Siswa SMKN 1 Sukoharjo, Wonosobo, Jawa Tengah, ini mengikuti FIKSI dengan kemampuannya menggambar sketsa wajah. Kemampuannya menggambar ini membawa Rival untuk menerima beragam pesanan sketsa wajah. “Tantangannya kalau menggambar itu misalnya pas ada order sekarang, tapi mau selesainya sekarang atau besok. Padahal pengerjaan sketsa dalam satu hari itu hanya bisa dua wajah,” tuturnya.
I Putu Angga Saputra, siswa SMK Negeri 1 Petang Bali, yang meraih medali emas pada kategori Agri Bisnis dan Agro Teknologi, mengungkapkan bahwa motivasi dari inovasi yang dia kembangkan berasal dari lingkungan daerahnya yang mengelola lahan pertanian lemon. Dengan judul Lemon California dan ECO Enzim, Angga menciptakan produk recycle dan produk turunannya. “Saya pilih (ide) ini karena memang saya anak pertanian. Tantangan dalam melakukan inovasi ini ada pada cuaca. Kalau cerah, bisa, kalau hujan akan terganggu,” jelasnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, yang hadir secara daring dalam acara penutupan FIKSI mengungkapkan kebahagiaannya dapat menyapa para calon wirausaha muda Indonesia yang berlaga di FIKSI 2021. Ia berpesan kepada para para peserta yang telah berpartisipasi, agar paham makna kewirausahaan karena pasar Indonesia maupun dunia terus berkembang hingga tahun 2045.
“Perkembangan dunia yang bergerak dengan cepat harus disikapi dengan tepat. Hanya generasi yang berjiwa entrepreneur lah yang bisa melihat dan memanfaatkan peluang tersebut,” tuturnya.
Wikan mengungkapkan, di masa mudanya ia sudah pernah mencoba 14 jenis bisnis, mulai dari ternak ikan, percetakan, jual sayur di pasar, mengembangkan koran online, hingga jual apartemen. Dari 14 bisnis itu, kata dia, hanya tiga yang bisa bertahan sampai sekarang, salah satunya jadi pembuat konten di Youtube. Wikan mengatakan, jika melihat orang yang sudah sukses jangan hanya lihat suksesnya, tapi harus belajar dari gagalnya. Negara ini butuh wirausahawan baru yang berani mencoba menjadi pebisnis di masa depan. “Jadi harus berani ambil risiko,” ujarnya.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Asep Sukmayadi dalam laporannya menyebut ada 50 medali yang diperebutkan dalam kompetisi kali ini. Medali tersebut dibagi atas 17 medali emas, 17 medali perak, dan 16 medali perunggu.
Selain perolehan medali, terdapat penghargaan khusus atau special award yang akan diberikan para mitra kepada tim terpilih menurut kriteria dari mitra. Special award yang diberikan para mitra bagi tim terpilih dapat berupa pelatihan, inkubasi usaha, bantuan permodalan, bantuan pendidikan, dan lain sebagainya. Nama-nama para peraih special award selanjutnya diumumkan secara terpisah pada media sosial Pusat Prestasi Nasional.
Di kelompok SMA, ada lima bidang inovasi yang dilombakan, yaitu Bidang Boga, Bidang Aplikasi, Permainan/Game, Video, dan Animasi, Bidang Desain Grafis, Bidang Budidaya dan Lintas Usaha, Bidang Fashion, dan Bidang Kriya. Tema yang diusung pada kelompok ini adalah Vokasi Berbasis Kearifan Lokal Menuju Persaingan Global. Kemudian bidang yang dilombakan pada jenjang SMK yaitu Bidang Agribisnis dan Agroteknologi, Bidang Kemaritiman, Bidang Kesehatan dan Pekerjaan Sosial, Bidang Pariwisata, Industri Seni, dan Kreatif, Bidang Teknologi Rekayasa dan TIK.
Sebelum ditetapkan sebagai juara, peserta FIKSI telah menjalani beberapa tahap seleksi. Di tahap pertama, pada seleksi administrasi dan rencana bisnis, terdapat 1.942 siswa SMA/MA yang dan 476 siswa SMK yang mendaftar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 130 rencana bisnis karya SMA/MA dan 50 rencana bisnis dipilih untuk mengikuti seleksi tahap akhir. Di seleksi tahap akhir inilah, peserta melakukan presentasi, wawancara, dan pameran, yang disebut dengan Expo FIKSI, di Bandung, Jawa Barat.
Lihat Juga: Sejarah SMAN 21 Surabaya, Sekolahnya Marselino Ferdinan yang Lulus Meski Hanya Masuk 2 Kali
(mpw)