Kearifan Lokal, Macan Ompong Kurikulum Nasional

Sabtu, 23 Oktober 2021 - 09:21 WIB
loading...
A A A
Beberapa semester lalu angkat topi jika niat kaum intelek Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Surakarta, Jakarta, dan Lampung sadar mengemas ragam pendidikan penguatan karakter dan kearifan lokal dalam kurikulum. Janganlah niat ini hanya pemanis untuk menutupi mulok Bahasa Jawa yang direkomendasikan provinsi (Jateng, Jatim, dan DIY). Janganlah menumpuk catatan buram seperti gagasan mulok di Surakarta tentang kurikulum batik yang hingga kini stagnan. Padahal draf kurikulum batik siap.

Draf buku teks ajar tentang batik sudah editing penerbitan. Janganlah hanya berhenti di kisahan seperti kompetisi alat peraga pembelajaran yang sebatas melahirkan kumpulan jawara, tetapi kembang kempis aplikasi. Sebagai tagihan serupa, janganlah gerakan literasi bangsa sekadar gagah dalam kebijakan (Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015).

baca juga: BPIP Dukung Panca Main Masuk Kurikulum Sekolah

Mengapa mulok yang mestinya lumbung pendidikan karakter dan kearifan lokal harus digarap intensif? Satu alasan pasti, kearifan lokal sekadar pupuk bawang kurikulum nasional. Kearifan lokal salah satu sumber primordialisme di Nusantara menjadi mentah untuk dipatenkan secara nasional. Lebih utopis lagi jika kearifan lokal dipaksakan dalam kurikulum nasional.

Solusinya, menjadi bernas jika lumbung nilai kebajikan lokal diberdayakan dalam kurikulum muatan lokal. Bukankah kurikulum nasional dan kurikulum muatan lokal sama-sama menawarkan syarat standar penilaian buku? Baik penilaian buku teks pelajaran, buku pengayaan, maupun buku referensi dibuat standar layak mutu.

Nasionalisasi Kearifan Lokal

Kita sangat mengapresiasi bahwa Indonesia multietnis, multikultur, dan multinilai kearifan lokal. Sangat tidak etis jika memaksakan diri semua kearifan lokal suatu daerah untuk dilebur menjadi kearifan nasional.

Ada satu cara bahwa materi kearifan lokal akan menjadi kiblat bahasan nasional. Satu contoh bahwa substansi materi lalu lintas sepadan dengan ide pendidikan penguatan karakter, kewirausahaan, cinta bahari, cinta lingkungan, iklim, antikorupsi, bahkan pendidikan ekonomi kreatif yang sesungguhnya butuh waktu untuk menuai hasil. Kalaupun tidak sedikit kritisi pendidikan yang sudah mengklaim dini bahwa sematan nilai pendidikan itu sebatas alur gaya pikir yang emosionalitas temporer.

baca juga: Bupati Jayapura Meluncurkan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Ibu

Untuk itu, cara mengangkat kearifan lokal menjadi nasional yaitu dengan menjadikan materi atau bahan ajar (yang disusun sesuai Kompetensi Inti-KI dan Kompetensi Dasar-KD) sungguh-sungguh dipilih dari ceruk budaya lokal. Kelemahan selama ini, sedikit buku ajar nasional yang direkomendasi Pemerintah melalui proyek penilaian Puskurbuk itu yang berbau kearifan lokal. Terjadilah ompong implementasi. Padahal KD yang dijabarkan dalam beberapa indikator sangat leluasa mengeksplorasi nilai kearifan lokal. KI yang mencantumkan aspek religius-moral-afektif pun bisu, sebatas gagah bahasa instrumen kurikulum. Nol untuk tataran praksis pembelajaran di kelas.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Besok Hari Pertama Sekolah...
Besok Hari Pertama Sekolah di Bulan Ramadan 2025, Cek Jadwal Selengkapnya
Sekolah Rakyat akan...
Sekolah Rakyat akan Dibuka Tahun Ini, Konsepnya Boarding School
Mantan Mendikbud Mohammad...
Mantan Mendikbud Mohammad Nuh Ditunjuk sebagai Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat
Mengenal Kurikulum Cinta...
Mengenal Kurikulum Cinta yang Diinisiasi Kemenag, Ada Mapel Baru?
12 Contoh Pantun untuk...
12 Contoh Pantun untuk Buka Puasa Bersama di Sekolah, Bikin Bukber Makin Seru
Libur Sekolah Awal Ramadan...
Libur Sekolah Awal Ramadan Dimulai Pekan Ini, Catat Jadwalnya
39.012 Siswa Ikuti Seleksi...
39.012 Siswa Ikuti Seleksi Masuk Madrasah Unggulan, Kapan Pengumuman Kelulusan?
Profil SMAN 6 Depok...
Profil SMAN 6 Depok yang Kepala Sekolahnya Dicopot Dedi Mulyadi Gegara Study Tour
Mendikdasmen Tekankan...
Mendikdasmen Tekankan Pentingnya Metode Deep Learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Rekomendasi
Kisah Sumpah Palapa...
Kisah Sumpah Palapa Wujudkan Kekayaan Melimpah di Istana Majapahit Kaya
Penerapan EBT di Perdesaan...
Penerapan EBT di Perdesaan Penting untuk Pelayanan Publik
Prabowo Kumpulkan 8...
Prabowo Kumpulkan 8 Konglomerat Indonesia di Istana Bahas Perkembangan Terkini
Kebijakan Terbaru Pemprov...
Kebijakan Terbaru Pemprov DKI Jakarta: Tidak Ada Opsen Pajak, Ini Penjelasannya
3 Alasan Richard Lee...
3 Alasan Richard Lee Menyembunyikan Status Mualaf, Takut Dicap Cari Sensasi
Butuh Keajaiban! Cedera...
Butuh Keajaiban! Cedera Engkel Kevin Diks Cukup Mengkhawatirkan!
Berita Terkini
Dokumen Wajib untuk...
Dokumen Wajib untuk Rekrutmen Bersama BUMN 2025 yang Dibuka Hari Ini
52 menit yang lalu
9 Prodi di Itera yang...
9 Prodi di Itera yang Daya Tampungnya di Atas 100 Kursi, Ada Teknik Sipil
4 jam yang lalu
MNC Group Ajak Siswa...
MNC Group Ajak Siswa SMA Menjelajahi Dunia Industri melalui Company Visit 2025
18 jam yang lalu
Pejuang PTN Merapat,...
Pejuang PTN Merapat, Ini Daya Tampung Prodi Ilmu Komunikasi di UI, Unpad, dan Undip
20 jam yang lalu
Info GTK, Ini Cara Verifikasi...
Info GTK, Ini Cara Verifikasi Rekening agar Pencairan Tunjangan Guru Tidak Tertunda
22 jam yang lalu
Ini Lowongan Kerja yang...
Ini Lowongan Kerja yang Tersedia di Rekrutmen Bersama BUMN 2025
23 jam yang lalu
Infografis
Catat, Ini Daftar Hari...
Catat, Ini Daftar Hari Libur Nasional pada Tahun 2025
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved