2 Mahasiswa UIN Jakarta Terpilih Jadi Delegasi Jalur Rempah di Borobudur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua mahasiswa UIN Jakarta , yakni Saka Tri Utama dan Muhammad Aqshadigrama, terpilih sebagai delegasi untuk mengikuti program Jalur Rempah di ajang Festival Bumi Rempah Nusantara 2021. Acara tersebut digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Taman Aksobya Candi Borobudur, Jawa Tengah, pada 29-31 Oktober 2021.
Dalam program tersebut, kedua delegasi mewakili provinsi masing-masing. Saka Tri Utama, mahasiswa Prodi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora, mewakili Banten, sedangkan Muhammad Aqshadigrama, mahasiswa Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mewakili Sulawesi Tengah.
“Alhamdulillah dari UIN Jakarta ada dua peserta yang terpilih untuk mewakili Provinsi Banten dan Provinsi Sulteng. Total peserta dari seluruh provinsi ada sebanyak 80 orang,” ujar Saka Tri Utama seperti dilansir dari laman resmi UIN Jakarta, Senin (8/11/2021).
Menurut Saka, Festival Bumi Rempah Nusantara merupakan puncak rangkaian program Jalur Rempah 2021. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kekayaan rempah Indonesia kepada alam.
Festival rempah di antaranya menampilkan berbagai kebudayaan, potensi kriya dan wastra, serta aneka rempah yang ada di seluruh provinsi Indonesia. Di ajang tersebut, perwakilan dari seluruh provinsi menyebut dirinya sebagai “Laskar Rempah”.
“Rempah Indonesia cukup melimpah. Karena itu tak heran jika banyak diincar negara-negara asing, seperti Belanda yang pernah menjajah Indonesia. Motivasi Belanda menjajah di antaranya adalah untuk mengeruk rempah kita,” katanya.
Saka menambahkan, rempah di Indonesia merupakan penggerak utama perjalanan sejarah bangsa Eropa dan Asia serta menjadi penghubung antarmasyarakat di Indonesia dalam satu jalur. Ia berharap dengan diadakannya kegiatan Jalur Rempah di Indonesia, organisasi dunia di bidang pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan (Unesco) dapat mengakui “Jalur Rempah Indonesia” sebagai salah satu cagar budaya Indonesia dalam kategori jalur.
“Program Jalur Rempah ini seharusnya digelar dalam bentuk pelayaran yang menelusuri 13 titik perdagangan rempah di Indonesia pada Juli-September 2021 lalu. Namun, karena masa pandemi Covid-19, program akhirnya diselenggarakan di kawasan di Candi Borobudur,” kataya.
Dalam program tersebut, kedua delegasi mewakili provinsi masing-masing. Saka Tri Utama, mahasiswa Prodi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora, mewakili Banten, sedangkan Muhammad Aqshadigrama, mahasiswa Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), mewakili Sulawesi Tengah.
“Alhamdulillah dari UIN Jakarta ada dua peserta yang terpilih untuk mewakili Provinsi Banten dan Provinsi Sulteng. Total peserta dari seluruh provinsi ada sebanyak 80 orang,” ujar Saka Tri Utama seperti dilansir dari laman resmi UIN Jakarta, Senin (8/11/2021).
Menurut Saka, Festival Bumi Rempah Nusantara merupakan puncak rangkaian program Jalur Rempah 2021. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kekayaan rempah Indonesia kepada alam.
Festival rempah di antaranya menampilkan berbagai kebudayaan, potensi kriya dan wastra, serta aneka rempah yang ada di seluruh provinsi Indonesia. Di ajang tersebut, perwakilan dari seluruh provinsi menyebut dirinya sebagai “Laskar Rempah”.
“Rempah Indonesia cukup melimpah. Karena itu tak heran jika banyak diincar negara-negara asing, seperti Belanda yang pernah menjajah Indonesia. Motivasi Belanda menjajah di antaranya adalah untuk mengeruk rempah kita,” katanya.
Saka menambahkan, rempah di Indonesia merupakan penggerak utama perjalanan sejarah bangsa Eropa dan Asia serta menjadi penghubung antarmasyarakat di Indonesia dalam satu jalur. Ia berharap dengan diadakannya kegiatan Jalur Rempah di Indonesia, organisasi dunia di bidang pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan (Unesco) dapat mengakui “Jalur Rempah Indonesia” sebagai salah satu cagar budaya Indonesia dalam kategori jalur.
“Program Jalur Rempah ini seharusnya digelar dalam bentuk pelayaran yang menelusuri 13 titik perdagangan rempah di Indonesia pada Juli-September 2021 lalu. Namun, karena masa pandemi Covid-19, program akhirnya diselenggarakan di kawasan di Candi Borobudur,” kataya.
(mpw)