5 Tips dari Dosen Psikologi Brawijaya Agar Vaksinasi Anak Berjalan Lancar
loading...
A
A
A
Dengan role model dari orang tua yang sudah menjalani vaksin, Ari Pratiwi yakin anak akan menjalani dengan senang hati proses vaksinasi.
3. Berikan pengetahuan lewat dongeng
Kondisi akan berbeda jika orang tua belum vaksin karena kondisi tertentu yang menyebabkan tak bisa melakukan vaksinasi. Jika ada kondisi ini, Ari Pratiwi menganggap orang tua perlu mengenalkan anak pada virus corona.
“Seandainya tidak tahu Corona seperti apa kenalkan dengan buku edukasi tentang Corona. Jelaskan vaksin itu apa, vaksin mampu cegah penyakit sehingga harus disuntik. Berikan hal hal baik tentang vaksin,” katanya.
Tidak hanya itu, menceritakan proses vaksinasi kepada anak melalui dongeng juga bisa dilakukan.
“Usia SD yang kecil seperti kelas 1, 2 atau 3 bisa melalui dongeng atau film kartun. Bisa ceritakan misal kita mau masukkan tentara ini dalam jarum suntik yang nantinya bisa melindungi tubuh,” imbuh Ari Pratiwi.
4. Jaga mood dan kondisi psikologis anak
Sebelum anak melakukan vaksinasi, kondisi anak dipastikan nyaman. Ari Pratiwi menyebut jika proses vaksinasi dijalankan bersama teman teman sekolah maka kondisinya akan lebih mudah.
“Harus tetap ciptakan suasana yang nyaman. Apalagi kalau vaksinnya ramai ramai sama temannya. Saat imunisasi mereka juga bersama sama, antri bersama. Ini akan meredakan stress,” tutur dosen yang juga konselor di layanan konseling mahasiswa UB ini.
Namun yang paling penting menurut Ari adalah pesan dari orang tua sebelum anak menjalani vaksin.
“Berikan pesan pesan seperti pemberani sebelum mereka menjalani vaksin. Dan saat pulang berikan anak anak kita reward karena sudah menjalani vaksin,” sambungnya.
5. Antisipasi terjadi KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) harus diantisipasi sejak awal oleh orang tua. Ari Pratiwi menjelaskan anak anak perlu dikurangi tingkat kecemasan salah satunya mengurangi informasi tentang KIPI yang menyebabkan meninggal.
3. Berikan pengetahuan lewat dongeng
Kondisi akan berbeda jika orang tua belum vaksin karena kondisi tertentu yang menyebabkan tak bisa melakukan vaksinasi. Jika ada kondisi ini, Ari Pratiwi menganggap orang tua perlu mengenalkan anak pada virus corona.
“Seandainya tidak tahu Corona seperti apa kenalkan dengan buku edukasi tentang Corona. Jelaskan vaksin itu apa, vaksin mampu cegah penyakit sehingga harus disuntik. Berikan hal hal baik tentang vaksin,” katanya.
Tidak hanya itu, menceritakan proses vaksinasi kepada anak melalui dongeng juga bisa dilakukan.
“Usia SD yang kecil seperti kelas 1, 2 atau 3 bisa melalui dongeng atau film kartun. Bisa ceritakan misal kita mau masukkan tentara ini dalam jarum suntik yang nantinya bisa melindungi tubuh,” imbuh Ari Pratiwi.
4. Jaga mood dan kondisi psikologis anak
Sebelum anak melakukan vaksinasi, kondisi anak dipastikan nyaman. Ari Pratiwi menyebut jika proses vaksinasi dijalankan bersama teman teman sekolah maka kondisinya akan lebih mudah.
“Harus tetap ciptakan suasana yang nyaman. Apalagi kalau vaksinnya ramai ramai sama temannya. Saat imunisasi mereka juga bersama sama, antri bersama. Ini akan meredakan stress,” tutur dosen yang juga konselor di layanan konseling mahasiswa UB ini.
Namun yang paling penting menurut Ari adalah pesan dari orang tua sebelum anak menjalani vaksin.
“Berikan pesan pesan seperti pemberani sebelum mereka menjalani vaksin. Dan saat pulang berikan anak anak kita reward karena sudah menjalani vaksin,” sambungnya.
5. Antisipasi terjadi KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) harus diantisipasi sejak awal oleh orang tua. Ari Pratiwi menjelaskan anak anak perlu dikurangi tingkat kecemasan salah satunya mengurangi informasi tentang KIPI yang menyebabkan meninggal.