Psikiater RS Unair Bagi Tips Hadapi Gangguan Panik

Kamis, 10 Maret 2022 - 15:45 WIB
loading...
Psikiater RS Unair Bagi...
Psikiater RS Unair bagi tips atasi gangguan panik. Foto/Freepik
A A A
JAKARTA - Gangguan panik masih sering dianggap remeh oleh banyak orang. Padahal, gangguan panik dapat menimbulkan efek yang cukup serius bagi penderitanya.

Menanggapi hal itu, Psikiater dari Rumah Sakit Universitas Airlangga ( Unair ) Brihastami Sawitri membagikan tips menghadapi gangguan panik. Gangguan panik merupakan gejala psikologis yang ditandai dengan serangan cemas yang berat.

Gangguan ini datang tiba-tiba dengan gejala penyerta berupa gejala fisik meliputi jantung berdebar, keringat dingin, denyut nadi dan jantung menjadi cepat, kebas atau kesemutan, serta wajah memerah.

Baca: 4 Srikandi Peneliti BRIN Dikukuhkan sebagai Profesor Riset

Sawitri menjelaskan, ada tiga faktor yang dapat memicu gangguan panik pada seseorang. Pertama, faktor organobiologik atau faktor genetik. Kedua, faktor psiko edukatif, yaitu faktor-faktor psikologik dan pembelajaran yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang. "Terakhir, faktor sosio kultural, contohnya perceraian atau perpisahan," katanya melansir laman resmi Unair, Kamis (10/3/2022).

Sawitri juga menuturkan terkait risiko apabila gangguan panik tidak segera ditangani. Beberapa hal di antaranya yaitu dapat menurunkan kualitas hidup, meningkatkan mortalitas, produktivitas menurun, hubungan keluarga dan sosial hilang, hingga meningkatkan biaya kesehatan.

Baca juga: Hasil Talent Mapping, Mahasiswa IPB University Lebih Tertarik Jadi Profesional

Sawitri memaparkan beberapa tips penting yang harus dilakukan ketika seseorang mengalami gangguan panik. Pertama, berani berbicara dengan orang terdekat seperti keluarga dan sahabat. Kemudian, pergi ke dokter untuk memastikan kondisi lebih lanjut. Terakhir, berpikir positif dan memiliki motivasi tinggi untuk sembuh.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, gangguan panik erat kaitannya dengan pikiran. Oleh karenanya, setiap individu harus memiliki kemampuan untuk mengontrol pikirannya supaya terhindar dari pikiran cemas.

“Kita harus fokus terhadap pikiran-pikiran yang dapat membawa ketenangan, seperti melihat sesuatu dari sudut pandang luas, fokus terhadap hal yang dapat dikendalikan, penerimaan, percaya diri, dan hal-hal positif lainnya,” ungkapnya.
(nz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)