Kisah Guru Mubarok, Dengan Pembelajaran Menyenangkan Ajak Siswa Menjadi Penemu
loading...
A
A
A
Agar terus bisa menciptakan ekosistem pembelajaran yang berkesan bagi siswa-siswi, tentu Mubarok tidak dapat melangkah sendiri. Dukungan berbagai pihak menjadi bahan bakar utama untuk merawat semangatnya menjadi pendidik.
Mubarok beruntung. Rekan-rekan guru di tempatnya mengajar, SMP Negeri 23 Semarang, juga memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan.
Bagai gayung bersambut, Program PINTAR Tanoto Foundation yang diterapkan mulai bulan Agustus 2021 di sekolahnya, juga turut mendukung apa yang diyakini Mubarok tentang pentingnya menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan.
Baginya, Program PINTAR Tanoto Foundation dapat membantu guru untuk lebih memahami siswa. Baginya, penerapan asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif menjadi bekal berharga guna menciptakan aneka ide pembelajaran.
Dengan memahami profil siswa, Mubarok dapat menjauhkan diri dari kecenderungan guru yang meremehkan kemampuan siswa. Baginya kemampuan dan kebiasaan belajar siswa berbeda-beda dan tak bisa dipukul rata.
Baca juga: Dirayakan Setiap 14 Agustus, Begini Sejarah Hari Pramuka di Indonesia
Ajak Siswa Jadi Penemu
Keyakinan tersebut Mubarok buktikan dalam salah satu pengalaman mengajar materi zat aditif. Jika biasanya guru akan menjelaskan terlebih dahulu definisi dan ciri zat additif kepada siswa. Maka Mubarok justru membalik prosesnya.
Ia menantang siswa untuk menjadi penemu. Mubarok memberikan misi kepada siswa untuk menemukan apa saja zat yang terkandung dalam makanan dan minuman ringan yang mereka konsumsi sehari-hari.
Siswa menyelesaikan misi dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai literatur. Hingga akhirnya, setelah melakukan presentasi dan diskusi bersama rekan sejawat, sebagian besar siswa dapat menyadari bahwa ternyata banyak makanan yang mereka konsumsi mengandung zat adiktif.
Mubarok beruntung. Rekan-rekan guru di tempatnya mengajar, SMP Negeri 23 Semarang, juga memiliki semangat yang sama untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan.
Bagai gayung bersambut, Program PINTAR Tanoto Foundation yang diterapkan mulai bulan Agustus 2021 di sekolahnya, juga turut mendukung apa yang diyakini Mubarok tentang pentingnya menciptakan pembelajaran aktif dan menyenangkan.
Baginya, Program PINTAR Tanoto Foundation dapat membantu guru untuk lebih memahami siswa. Baginya, penerapan asesmen diagnostik kognitif dan non-kognitif menjadi bekal berharga guna menciptakan aneka ide pembelajaran.
Dengan memahami profil siswa, Mubarok dapat menjauhkan diri dari kecenderungan guru yang meremehkan kemampuan siswa. Baginya kemampuan dan kebiasaan belajar siswa berbeda-beda dan tak bisa dipukul rata.
Baca juga: Dirayakan Setiap 14 Agustus, Begini Sejarah Hari Pramuka di Indonesia
Ajak Siswa Jadi Penemu
Keyakinan tersebut Mubarok buktikan dalam salah satu pengalaman mengajar materi zat aditif. Jika biasanya guru akan menjelaskan terlebih dahulu definisi dan ciri zat additif kepada siswa. Maka Mubarok justru membalik prosesnya.
Ia menantang siswa untuk menjadi penemu. Mubarok memberikan misi kepada siswa untuk menemukan apa saja zat yang terkandung dalam makanan dan minuman ringan yang mereka konsumsi sehari-hari.
Siswa menyelesaikan misi dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai literatur. Hingga akhirnya, setelah melakukan presentasi dan diskusi bersama rekan sejawat, sebagian besar siswa dapat menyadari bahwa ternyata banyak makanan yang mereka konsumsi mengandung zat adiktif.