Mahasiswa UB Manfaatkan Limbah Jeruk untuk Energi Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Empat mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) memanfaatkan limbah kulit jeruk untuk pembangkit energi listrik yang dinamakan Microbial Fuel Cell. Solusi berupa energi alternatif diperlukan guna menekan krisis energi di masa depan.
Ketua Tim Ester Bonita limbah pengolahan jeruk hingga saat ini masih belum begitu banyak dimanfaatkan potensinya. Padahal limbah pengolahan jeruk mempunyai kandungan asetat yang dapat menghasilkan konduktivitas sehingga berpotensi digunakan sebagai pembangkit energi listrik.
Limbah kulit jeruk dimanfaatkan kadar asetatnya untuk menghasilkan konduktivitas yang lebih besar di Microbial Fuel Cell (MFC). Dalam proses pembuatannya, kulit jeruk ditambah dengan air, larutan buffer, EM4 sebagai mikroorganisme, dan Glukosa sebagai nutrient. “Proses ini disebut preparasi substrat Citrus Processing Waste Water (CPWW),” katanya, dikutip dari laman UB, Sabtu (3/9/2022).
Baca juga: Hadapi Transformasi Digital, Riri Satria: Persoalan Utama Adalah Mindset
Harapannya kombinasi CPWW pada MFC dan anoda termodifikasi komposit Carbon Nanotube (CNT)/TiO2 dapat meningkatkan densitas daya yang dihasilkan.
“Penelitian kami baru menyelesaikan tahapan uji stabilitas substrat CPWW, perakitan reaktor MFC, pembuatan anoda yang akan dimodifikasi dengan komposit Carbon Nanotube (CNT)/TiO2, dan sedang dalam tahap pengujian MFC dengan 4 jenis uji yakni uji luas area, uji power density, uji voltase, dan uji performa. Data yang dihasilkan dari pengujian tersebut nantinya akan dianalisis dan disajikan dalam penyusunan laporan kemajuan, laporan akhir, dan artikel ilmiah sebagai luaran penelitian,” jelas Ester.
Bagi Ester dan timnya, salah satu yang paling menantang dari penelitian ini yaitu penyediaan bahan seperti membran yang harus diimpor dari luar negeri sehingga prosesnya cukup lama.
Baca juga: Kemendikbudristek Beri Santunan kepada Keluarga Siswa Korban Kecelakaan Bekasi
“Tetapi hal tersebut bisa dilalui salah satunya karena dosen pembimbing kami yaitu Bapak Ir. Bambang Poerwadi, M.S yang telah membantu kami mencari vendor luar yang dapat menyediakan bahan yang kami butuhkan,” terangnya.
Ester mengatakan timnya berhasil mendapatkan hak cipta atas program yang mereka lakukan dan dikemas dalam bentuk buku panduan/petunjuk yang harapannya dapat membantu penelitian sejenis ke depannya.
Tim yang diketuai oleh Ester Bonita Sihura dan tiga orang anggota yaitu Ivan Dwiharyo, Kharisma Firdaus dan Agda Naufal berhasil lolos pendanaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dengan mengusung karya berjudul Pemanfaatan Citrus-processing Wastewater pada Microbial Fuel Cell sebagai Pembangkit Listrik Menggunakan Anoda Termodifikasi Komposit Carbon Nanotube/TiO2.
Lihat Juga: STKIP Kusuma Negara Edukasi Warga Ciburayut Bogor Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin dan Sabun
Ketua Tim Ester Bonita limbah pengolahan jeruk hingga saat ini masih belum begitu banyak dimanfaatkan potensinya. Padahal limbah pengolahan jeruk mempunyai kandungan asetat yang dapat menghasilkan konduktivitas sehingga berpotensi digunakan sebagai pembangkit energi listrik.
Limbah kulit jeruk dimanfaatkan kadar asetatnya untuk menghasilkan konduktivitas yang lebih besar di Microbial Fuel Cell (MFC). Dalam proses pembuatannya, kulit jeruk ditambah dengan air, larutan buffer, EM4 sebagai mikroorganisme, dan Glukosa sebagai nutrient. “Proses ini disebut preparasi substrat Citrus Processing Waste Water (CPWW),” katanya, dikutip dari laman UB, Sabtu (3/9/2022).
Baca juga: Hadapi Transformasi Digital, Riri Satria: Persoalan Utama Adalah Mindset
Harapannya kombinasi CPWW pada MFC dan anoda termodifikasi komposit Carbon Nanotube (CNT)/TiO2 dapat meningkatkan densitas daya yang dihasilkan.
“Penelitian kami baru menyelesaikan tahapan uji stabilitas substrat CPWW, perakitan reaktor MFC, pembuatan anoda yang akan dimodifikasi dengan komposit Carbon Nanotube (CNT)/TiO2, dan sedang dalam tahap pengujian MFC dengan 4 jenis uji yakni uji luas area, uji power density, uji voltase, dan uji performa. Data yang dihasilkan dari pengujian tersebut nantinya akan dianalisis dan disajikan dalam penyusunan laporan kemajuan, laporan akhir, dan artikel ilmiah sebagai luaran penelitian,” jelas Ester.
Bagi Ester dan timnya, salah satu yang paling menantang dari penelitian ini yaitu penyediaan bahan seperti membran yang harus diimpor dari luar negeri sehingga prosesnya cukup lama.
Baca juga: Kemendikbudristek Beri Santunan kepada Keluarga Siswa Korban Kecelakaan Bekasi
“Tetapi hal tersebut bisa dilalui salah satunya karena dosen pembimbing kami yaitu Bapak Ir. Bambang Poerwadi, M.S yang telah membantu kami mencari vendor luar yang dapat menyediakan bahan yang kami butuhkan,” terangnya.
Ester mengatakan timnya berhasil mendapatkan hak cipta atas program yang mereka lakukan dan dikemas dalam bentuk buku panduan/petunjuk yang harapannya dapat membantu penelitian sejenis ke depannya.
Tim yang diketuai oleh Ester Bonita Sihura dan tiga orang anggota yaitu Ivan Dwiharyo, Kharisma Firdaus dan Agda Naufal berhasil lolos pendanaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI dengan mengusung karya berjudul Pemanfaatan Citrus-processing Wastewater pada Microbial Fuel Cell sebagai Pembangkit Listrik Menggunakan Anoda Termodifikasi Komposit Carbon Nanotube/TiO2.
Lihat Juga: STKIP Kusuma Negara Edukasi Warga Ciburayut Bogor Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin dan Sabun
(nnz)