Dua Karya Tulis Terbaik Juara Pertama Writing Competition Djarum Beasiswa Plus 2021/2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua dari 243 karya tulis Beswan Djarum (penerima program Djarum Beasiswa Plus), masing-masing kategori noneksakta dan eksakta, terpilih sebagai juara pertama Writing Competition Djarum Beasiswa Plus 2021/2022.
baca juga: Bakti Sosial Djarum Foundation Kembali Salurkan Donasi APD
Dua karya tulis itu, yakni karya tulis kategori noneksakta berjudul ‘BerSATU: Aplikasi Terintegrasi Untuk Memaksimalkan Potensi Atlet Serta Mempersiapkan Dan Menjamin Masa Depan Atlet Indonesia’ oleh Andi Ameera Sayaka Cakravastia dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sementara kategori eksakta dengan topik ‘Oksimeter Janin Non-Invasif Untuk Mendeteksi Hipoksia Kandungan Menggunakan Kontrol Optode dan Algoritma Ekstraksi Sinyal Janin’ oleh Najla Rasikha Putri Harza dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
“Melalui karya tulis Writing Competition kami berusaha mewujudkan hasil pemikiran yang cerdas, kreatif dan inovatif yang mampu menjawab tantangan serta permasalahan di sekitar masyarakat. Hal ini merupakan upaya kami untuk mendorong para Beswan Djarum (penerima program Djarum Beasiswa Plus) dapat berkontribusi di tengah masyarakat,” ujar Lounardus Saptopranolo, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation .
“Djarum Foundation melalui Program Djarum Beasiswa Plus mengapresiasi pemikiran generasi muda terlebih dari karya tulis pemikiran mereka muncul ide-ide baru yang diharapkan menjadi langkah awal kontribusi mereka pada Indonesia,” sambung Lounardus.
baca juga: Bantu Tanggulangi Covid-19, Djarum Foundation Salurkan Alat HFNC
Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022 merupakan salah satu kelanjutan dari berbagai pelatihan soft skills yang telah diberikan setelah sebelumnya menerima pelatihan Leadership Development.
Tahun ini, terdapat ratusan karya tulis yang dikirim untuk mengikuti Writing Competition di babak final tingkat regional, dan hanya 16 besar yang lolos ke babak final tingkat nasional. Para finalis tingkat nasional telah melakukan presentasi karya tulis yang diuji langsung oleh dewan juri.
Dewan juri terdiri dari Prof Ronny Rachman (Guru Besar Institut Pertanian Bogor/IPB), Joko Intarto (CEO Jagaters yang mengelola 34 studio produksi video conference di Jakarta), serta Zulfika Satria Kusharsanto (Perekayasa Ahli Muda di Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN, yang juga alumni Beswan Djarum 2011/2012).
Prof Ronny Rachman, Ketua Dewan Juri Tingkat Nasional mengaku senang sekali bisa melihat langsung 16 finalis mempresentasikan karya tulisnya. Hal yang paling menggembirakan adalah tahun ini topik yang diangkat cukup beragam dan relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
“Misalnya, memanfaatkan bahan alami untuk pengobatan dan kesehatan, kepedulian terhadap atlet, permasalahan pencemaran lingkungan, permasalahan manajemen energi terbarukan, dan masih banyak lagi,” katanya.
baca juga: Djarum Foundation Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa Berprestasi, Ini Syaratnya
Ia menjelaskan, dewan juri memilih karya tulis Aplikasi berSATU dan Oksimeter Janin Non-Invasif karena idenya menarik dan solutif. Apalagi, isu di bidang olahraga masa depan atlet dan kesehatan bayi akibat kekurangan oksigen adalah isu yang kerap terjadi di tengah masyarakat.
“Kami berharap karya tulis mereka ini menjadi langkah awal generasi muda yang peduli terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Sekaligus hasil pemikiran yang cemerlang dari para generasi muda sangat berharga untuk membangun bangsa di masa mendatang,” kata Prof Ronny.
Pemenang I kategori noneksakta Andi Ameera Sayaka Cakravastia, menjelaskan latar belakang topik yang diangkatnya ini adalah karena kepedulian terhadap para pahlawan olahraga Indonesia yang harus berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan kehidupan kayak selepas karir olahraganya.
Ia memaparkan, aplikasi ‘berSATU’ dilengkapi dengan berbagai fitur bantuan berupa layanan serta edukasi dari berbagai aspek yakni, karier atlet profesional, finansial, kesehatan mental, pendidikan, dan sosial. Melalui aplikasi terintegrasi ‘berSATU’ diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dengan memaksimalkan potensi atlet serta membantu para atlet mempersiapkan masa depannya.
baca juga: Bakti Budaya Djarum Hadirkan Pengalaman Menonton Teater di Rumah
Tercatat dari karya tulis Ameera, bahwa berdasarkan data 7/10 mantan atlet Indonesia mengaku saat ini hidupnya belum sejahtera secara finansial. Mereka rela mengorbankan masa muda demi membela tanah air, sehingga mereka harus kehilangan kesempatan untuk mempersiapkan masa depan mereka di dunia kerja profesional.
“Aplikasi ‘berSATU’ hadir untuk membantu atlet muda Indonesia memaksimalkan potensi mereka sebagai atlet dan mempersiapkan masa depan setelah karier olahraganya berakhir,” jelas Ameera.
Selain layanan edukasi, ‘berSATU’ juga akan menerapkan pendekatan rantai nilai untuk dapat memetakan pihak-pihak yang terlibat dalam memberikan pelayanan persiapan karier guna menunjang prestasi dan masa depan atlet-atlet Indonesia.
Sementara pemenang I kategori eksakta Najla Rasikha Putri Harza mengungkapkan, bahwa menurut WHO, 23% kematian bayi yang baru lahir disebabkan oleh Birth Asphyxia. Asfiksia terjadi ketika otak bayi dan organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi sebelum, selama, atau tepat setelah lahir.
baca juga: Buruan Daftar, Djarum Beasiswa Plus akan Ditutup pada 23 Mei 2022
Salah satu cara untuk mencegah asfiksia adalah dengan memonitor kondisi bayi secara berkala. Maka dikembangkan alat oksimeter janin yang non-invasif agar dapat digunakan secara aman dan portable di mana saja. Metode alat yang diajukan menggunakan Optode Control and Fetal Signal Extraction Algorithm.
“Metode ini menangkap sinyal gabungan dari Ibu dan janin, lalu dengan algoritma ekstraksi akan memisahkan sinyal janin, dan menghasilkan informasi terkait tingkat dan status SpO2 janin,” ujar Najla.
Berdasarkan karya tulis yang dibuatnya, Najla merancang sebuah sistem terintegrasi yang terdiri dari hardware dan software untuk melakukan pengukuran SpO2 janin secara non-invasif. Alat ini disebut dengan ‘Fetox’ (Fetal Oximeter).
Sistem ini terdiri dari hardware berupa detector band yang berisikan emitter dan detector untuk mengemisikan foton dan menangkap sinyal pantulan foton, control board untuk mengontrol kerja detector band dan melakukan ekstraksi sinyal janin, serta software berupa program untuk menampilkan visualisasi data SpO2 janin.
baca juga: Djarum Buka Beasiswa SI untuk 24 Provinsi, Ini Syarat dan Cara Daftar
“Tujuan utama dari ‘Fetox’ adalah untuk membantu mengurangi tingginya kematian bayi disebabkan birth asphyxia, serta memberikan alternatif metode pengukuran SpO2 secara non-invasif,” kata Najla.
Diketahui, sejak 1984, Djarum Foundation melalui Program Djarum Beasiswa Plus secara konsisten mendukung pendidikan di Indonesia, berbagai pelatihan soft skills telah diberikan pada 12.886 mahasiswa/i berprestasi.
“Kami berharap program ini dapat mendorong dan mempersiapkan pemimpin yang tidak hanya cerdas dan berkarakter kuat, tetapi juga kritis dan kreatif dalam menciptakan solusi atas fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar,” pungkas Lounardus.
baca juga: Bakti Sosial Djarum Foundation Kembali Salurkan Donasi APD
Dua karya tulis itu, yakni karya tulis kategori noneksakta berjudul ‘BerSATU: Aplikasi Terintegrasi Untuk Memaksimalkan Potensi Atlet Serta Mempersiapkan Dan Menjamin Masa Depan Atlet Indonesia’ oleh Andi Ameera Sayaka Cakravastia dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sementara kategori eksakta dengan topik ‘Oksimeter Janin Non-Invasif Untuk Mendeteksi Hipoksia Kandungan Menggunakan Kontrol Optode dan Algoritma Ekstraksi Sinyal Janin’ oleh Najla Rasikha Putri Harza dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
“Melalui karya tulis Writing Competition kami berusaha mewujudkan hasil pemikiran yang cerdas, kreatif dan inovatif yang mampu menjawab tantangan serta permasalahan di sekitar masyarakat. Hal ini merupakan upaya kami untuk mendorong para Beswan Djarum (penerima program Djarum Beasiswa Plus) dapat berkontribusi di tengah masyarakat,” ujar Lounardus Saptopranolo, Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation .
“Djarum Foundation melalui Program Djarum Beasiswa Plus mengapresiasi pemikiran generasi muda terlebih dari karya tulis pemikiran mereka muncul ide-ide baru yang diharapkan menjadi langkah awal kontribusi mereka pada Indonesia,” sambung Lounardus.
baca juga: Bantu Tanggulangi Covid-19, Djarum Foundation Salurkan Alat HFNC
Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022 merupakan salah satu kelanjutan dari berbagai pelatihan soft skills yang telah diberikan setelah sebelumnya menerima pelatihan Leadership Development.
Tahun ini, terdapat ratusan karya tulis yang dikirim untuk mengikuti Writing Competition di babak final tingkat regional, dan hanya 16 besar yang lolos ke babak final tingkat nasional. Para finalis tingkat nasional telah melakukan presentasi karya tulis yang diuji langsung oleh dewan juri.
Dewan juri terdiri dari Prof Ronny Rachman (Guru Besar Institut Pertanian Bogor/IPB), Joko Intarto (CEO Jagaters yang mengelola 34 studio produksi video conference di Jakarta), serta Zulfika Satria Kusharsanto (Perekayasa Ahli Muda di Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN, yang juga alumni Beswan Djarum 2011/2012).
Prof Ronny Rachman, Ketua Dewan Juri Tingkat Nasional mengaku senang sekali bisa melihat langsung 16 finalis mempresentasikan karya tulisnya. Hal yang paling menggembirakan adalah tahun ini topik yang diangkat cukup beragam dan relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
“Misalnya, memanfaatkan bahan alami untuk pengobatan dan kesehatan, kepedulian terhadap atlet, permasalahan pencemaran lingkungan, permasalahan manajemen energi terbarukan, dan masih banyak lagi,” katanya.
baca juga: Djarum Foundation Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa Berprestasi, Ini Syaratnya
Ia menjelaskan, dewan juri memilih karya tulis Aplikasi berSATU dan Oksimeter Janin Non-Invasif karena idenya menarik dan solutif. Apalagi, isu di bidang olahraga masa depan atlet dan kesehatan bayi akibat kekurangan oksigen adalah isu yang kerap terjadi di tengah masyarakat.
“Kami berharap karya tulis mereka ini menjadi langkah awal generasi muda yang peduli terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Sekaligus hasil pemikiran yang cemerlang dari para generasi muda sangat berharga untuk membangun bangsa di masa mendatang,” kata Prof Ronny.
Pemenang I kategori noneksakta Andi Ameera Sayaka Cakravastia, menjelaskan latar belakang topik yang diangkatnya ini adalah karena kepedulian terhadap para pahlawan olahraga Indonesia yang harus berjuang sekuat tenaga demi mendapatkan kehidupan kayak selepas karir olahraganya.
Ia memaparkan, aplikasi ‘berSATU’ dilengkapi dengan berbagai fitur bantuan berupa layanan serta edukasi dari berbagai aspek yakni, karier atlet profesional, finansial, kesehatan mental, pendidikan, dan sosial. Melalui aplikasi terintegrasi ‘berSATU’ diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dengan memaksimalkan potensi atlet serta membantu para atlet mempersiapkan masa depannya.
baca juga: Bakti Budaya Djarum Hadirkan Pengalaman Menonton Teater di Rumah
Tercatat dari karya tulis Ameera, bahwa berdasarkan data 7/10 mantan atlet Indonesia mengaku saat ini hidupnya belum sejahtera secara finansial. Mereka rela mengorbankan masa muda demi membela tanah air, sehingga mereka harus kehilangan kesempatan untuk mempersiapkan masa depan mereka di dunia kerja profesional.
“Aplikasi ‘berSATU’ hadir untuk membantu atlet muda Indonesia memaksimalkan potensi mereka sebagai atlet dan mempersiapkan masa depan setelah karier olahraganya berakhir,” jelas Ameera.
Selain layanan edukasi, ‘berSATU’ juga akan menerapkan pendekatan rantai nilai untuk dapat memetakan pihak-pihak yang terlibat dalam memberikan pelayanan persiapan karier guna menunjang prestasi dan masa depan atlet-atlet Indonesia.
Sementara pemenang I kategori eksakta Najla Rasikha Putri Harza mengungkapkan, bahwa menurut WHO, 23% kematian bayi yang baru lahir disebabkan oleh Birth Asphyxia. Asfiksia terjadi ketika otak bayi dan organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi sebelum, selama, atau tepat setelah lahir.
baca juga: Buruan Daftar, Djarum Beasiswa Plus akan Ditutup pada 23 Mei 2022
Salah satu cara untuk mencegah asfiksia adalah dengan memonitor kondisi bayi secara berkala. Maka dikembangkan alat oksimeter janin yang non-invasif agar dapat digunakan secara aman dan portable di mana saja. Metode alat yang diajukan menggunakan Optode Control and Fetal Signal Extraction Algorithm.
“Metode ini menangkap sinyal gabungan dari Ibu dan janin, lalu dengan algoritma ekstraksi akan memisahkan sinyal janin, dan menghasilkan informasi terkait tingkat dan status SpO2 janin,” ujar Najla.
Berdasarkan karya tulis yang dibuatnya, Najla merancang sebuah sistem terintegrasi yang terdiri dari hardware dan software untuk melakukan pengukuran SpO2 janin secara non-invasif. Alat ini disebut dengan ‘Fetox’ (Fetal Oximeter).
Sistem ini terdiri dari hardware berupa detector band yang berisikan emitter dan detector untuk mengemisikan foton dan menangkap sinyal pantulan foton, control board untuk mengontrol kerja detector band dan melakukan ekstraksi sinyal janin, serta software berupa program untuk menampilkan visualisasi data SpO2 janin.
baca juga: Djarum Buka Beasiswa SI untuk 24 Provinsi, Ini Syarat dan Cara Daftar
“Tujuan utama dari ‘Fetox’ adalah untuk membantu mengurangi tingginya kematian bayi disebabkan birth asphyxia, serta memberikan alternatif metode pengukuran SpO2 secara non-invasif,” kata Najla.
Diketahui, sejak 1984, Djarum Foundation melalui Program Djarum Beasiswa Plus secara konsisten mendukung pendidikan di Indonesia, berbagai pelatihan soft skills telah diberikan pada 12.886 mahasiswa/i berprestasi.
“Kami berharap program ini dapat mendorong dan mempersiapkan pemimpin yang tidak hanya cerdas dan berkarakter kuat, tetapi juga kritis dan kreatif dalam menciptakan solusi atas fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar,” pungkas Lounardus.
(hdr)