UI Masih Jadi Kampus Terbaik di Indonesia versi QS Asia University Rankings 2023
loading...
A
A
A
Universitas Gadjah Mada (UGM) menempati peringkat ke-39 secara regional dalam indikator ini, diikuti oleh Universitas Indonesia (UI)di peringkat ke 41, Institut Teknologi Bandung (ITB) peringkat 45, Universitas Airlangga (Unair) peringkat 62, dan Institut Pertanian Bogor (IPB) peringkat 91.
4 universitas di Indonesia termasuk di antara 50 besar Asia dalam indikator Reputasi Pemberi Kerja, berdasarkan survei QS terhadap lebih dari 99.000 pemberi kerja internasional.
Universitas Indonesia menempati peringkat ke-40 secara regional dalam indikator ini, disusul oleh Universitas Airlangga di peringkat 46, Universitas Gadjah Mada (47), dan Institut Teknologi Bandung (45).
Dalam ukuran produktivitas penelitian QS, Makalah per Fakultas, dan dampak penelitian Kutipan per Makalah, tidak ada universitas di Indonesia di antara 300 teratas regional. Hanya Universitas Indonesia yang muncul di antara 150 besar Asia dalam indikator Jaringan Riset Internasional QS ukuran kerja sama penelitian.
Sementara pada indikator Inbound Exchange Students, tujuh dari 100 universitas top Asia adalah universitas di Indonesia, dipimpin oleh Universitas Indonesia yang menempati peringkat ke-25 secara regional dalam indikator ini.
Pada indikator Outbound Exchange Students, tiga dari 20 institusi teratas Asia adalah Indonesia: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS Surabaya), Universitas Indonesia, dan Universitas Bina Nusantara (BINUS).
QS Senior Vice-President, Ben Sowter mengatakan, UI mencontohkan bagaimana kemajuan dan inovasi dapat berhasil dipercepat dengan membangun kemitraan yang efektif dengan pengusaha dan pemain di berbagai industri. Pendekatan ini membantu UI untuk mengembangkan beberapa solusi inovatif dan memperoleh 267 paten pada tahun 2022.
Sowter menambahkan bahwa Indonesia harus mencapai tujuan penting untuk mewujudkan potensi penuhnya. Termasuk meningkatkan pencapaian pendidikan tinggi—hanya 19% dari penduduk Indonesia berusia 25–34 tahun yang memiliki kualifikasi tersier pada tahun 2021 dibandingkan dengan rata-rata 47% di seluruh negara The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) — dan membangun kemampuan penelitiannya.
Namun demikian, universitas terkemuka di Indonesia secara nyata maju menuju tujuan yang ambisius. “Dengan begitu, memperkuat reputasi mereka di kalangan akademisi dan pengusaha internasional, sebagaimana tercermin dalam Asia University Rankings edisi ini,” ujar Ben Sowter.
4 universitas di Indonesia termasuk di antara 50 besar Asia dalam indikator Reputasi Pemberi Kerja, berdasarkan survei QS terhadap lebih dari 99.000 pemberi kerja internasional.
Universitas Indonesia menempati peringkat ke-40 secara regional dalam indikator ini, disusul oleh Universitas Airlangga di peringkat 46, Universitas Gadjah Mada (47), dan Institut Teknologi Bandung (45).
Dalam ukuran produktivitas penelitian QS, Makalah per Fakultas, dan dampak penelitian Kutipan per Makalah, tidak ada universitas di Indonesia di antara 300 teratas regional. Hanya Universitas Indonesia yang muncul di antara 150 besar Asia dalam indikator Jaringan Riset Internasional QS ukuran kerja sama penelitian.
Sementara pada indikator Inbound Exchange Students, tujuh dari 100 universitas top Asia adalah universitas di Indonesia, dipimpin oleh Universitas Indonesia yang menempati peringkat ke-25 secara regional dalam indikator ini.
Pada indikator Outbound Exchange Students, tiga dari 20 institusi teratas Asia adalah Indonesia: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS Surabaya), Universitas Indonesia, dan Universitas Bina Nusantara (BINUS).
QS Senior Vice-President, Ben Sowter mengatakan, UI mencontohkan bagaimana kemajuan dan inovasi dapat berhasil dipercepat dengan membangun kemitraan yang efektif dengan pengusaha dan pemain di berbagai industri. Pendekatan ini membantu UI untuk mengembangkan beberapa solusi inovatif dan memperoleh 267 paten pada tahun 2022.
Sowter menambahkan bahwa Indonesia harus mencapai tujuan penting untuk mewujudkan potensi penuhnya. Termasuk meningkatkan pencapaian pendidikan tinggi—hanya 19% dari penduduk Indonesia berusia 25–34 tahun yang memiliki kualifikasi tersier pada tahun 2021 dibandingkan dengan rata-rata 47% di seluruh negara The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) — dan membangun kemampuan penelitiannya.
Namun demikian, universitas terkemuka di Indonesia secara nyata maju menuju tujuan yang ambisius. “Dengan begitu, memperkuat reputasi mereka di kalangan akademisi dan pengusaha internasional, sebagaimana tercermin dalam Asia University Rankings edisi ini,” ujar Ben Sowter.
(mpw)