5 Pahlawan Nasional yang Memperjuangkan Pendidikan di Nusantara
loading...
A
A
A
Komitmennya dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti memasak, mengasuh bayi, menjahit, merenda, menyulam, dan juga pendidikan agama.
Baca juga:
3. R. A. Kartini
Raden Ajeng Kartini lebih dikenal dengan tokoh emansipasi wanita Tanah Air. Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia menjadi sosok yang memperjuangkan hak-hak wanita pribumi kala itu yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-laki.
Tidak hanya emansipasi, Kartini juga peduli terhadap pendidikan wanita-wanita pribumi yang saat itu tidak bisa menggapai pendidikan. Di akhir hayatnya, Kartini mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi agar akses pendidikan bisa digapai oleh para perempuan.
4. K. H. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan dan organisasi Muhammadiyah adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan. Ia lahir pada 1 Agustus 1868. Ahmad Dahlan ialah organisasi Muhammadiyah yang ingin menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan.
Pada awal perjuangannya, Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi. Menurutnya, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
5. K. H. Hasyim Asy’ari
Satu lagi tokoh pahlawan muslim yang berjuang di jalur pendidikan. Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari adalah pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
Baca juga:
3. R. A. Kartini
Raden Ajeng Kartini lebih dikenal dengan tokoh emansipasi wanita Tanah Air. Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia menjadi sosok yang memperjuangkan hak-hak wanita pribumi kala itu yang tidak mendapatkan kesetaraan dengan kaum laki-laki.
Tidak hanya emansipasi, Kartini juga peduli terhadap pendidikan wanita-wanita pribumi yang saat itu tidak bisa menggapai pendidikan. Di akhir hayatnya, Kartini mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi agar akses pendidikan bisa digapai oleh para perempuan.
4. K. H. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan dan organisasi Muhammadiyah adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan. Ia lahir pada 1 Agustus 1868. Ahmad Dahlan ialah organisasi Muhammadiyah yang ingin menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan.
Pada awal perjuangannya, Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi. Menurutnya, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
5. K. H. Hasyim Asy’ari
Satu lagi tokoh pahlawan muslim yang berjuang di jalur pendidikan. Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari adalah pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).