Prambanan Jadi Pusat Festival Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Seni Keagamaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) melalui Ditjen Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Hindu akan menggelar Festival Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Seni Keagamaan 2022 di Candi Prambanan pada 1-5 Desember 2022.
Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija menyampaikan, Festival ini merupakan wujud nyata. Di mana, moderasi beragama bukan hanya sebuah narasi melainkan sudah menjadi praksis dalam kehidupan sehari-hari yang berasaskan toleransi.
"Karena hanya melalui seni kebudayaan kita bisa menghilangkan pergesekan dalam agama, politik dan lainnya untuk bersatu menikmati keindahan seni," kata I Nengah Duija dalam keterangan pers, Jumat (25/11/2022).
Menurutnya, moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama. Caranya, lanjut dia, dengan melaksanakan esensi ajaran agama-yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun faedah umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Penguatan moderasi beragama pada dasarnya adalah menghadirkan negara sebagai rumah bersama yang adil dan ramah bagi bangsa Indonesia untuk menjalani kehidupan beragama yang rukun, damai, dan makmur.
"Moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global," terangnya.
Duija menambahkan, salah satu hal yang dapat dilakukan guna membumikan dan memperkuat moderasi beragama adalah melalui Seni. Seni merupakan bahasa universal yang bisa digunakan lintas agama, lintas budaya, dan lintas etnis.
Selain menampilkan keindahan, seni juga mampu menjadi media penyampaian pesan kebaikan, kerukunan dan kedamaian yang dapat diterima oleh semua kalangan yang berbeda suku, bahasa, adat istiadat, budaya dan agama.
Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija menyampaikan, Festival ini merupakan wujud nyata. Di mana, moderasi beragama bukan hanya sebuah narasi melainkan sudah menjadi praksis dalam kehidupan sehari-hari yang berasaskan toleransi.
"Karena hanya melalui seni kebudayaan kita bisa menghilangkan pergesekan dalam agama, politik dan lainnya untuk bersatu menikmati keindahan seni," kata I Nengah Duija dalam keterangan pers, Jumat (25/11/2022).
Menurutnya, moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama. Caranya, lanjut dia, dengan melaksanakan esensi ajaran agama-yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun faedah umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Penguatan moderasi beragama pada dasarnya adalah menghadirkan negara sebagai rumah bersama yang adil dan ramah bagi bangsa Indonesia untuk menjalani kehidupan beragama yang rukun, damai, dan makmur.
"Moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global," terangnya.
Duija menambahkan, salah satu hal yang dapat dilakukan guna membumikan dan memperkuat moderasi beragama adalah melalui Seni. Seni merupakan bahasa universal yang bisa digunakan lintas agama, lintas budaya, dan lintas etnis.
Selain menampilkan keindahan, seni juga mampu menjadi media penyampaian pesan kebaikan, kerukunan dan kedamaian yang dapat diterima oleh semua kalangan yang berbeda suku, bahasa, adat istiadat, budaya dan agama.