Visiting Professor Ukrida Bahas Peran dan Kontribusi Pendidikan Online
loading...
A
A
A
“Dalam proses belajar dan memecahkan masalah, mahasiswa juga bekerja sama satu sama lain untuk saling mengajar (Educate). Selanjutnya mahasiswa mencari solusi (find a Solution) untuk pertanyaan yang diajukan dan mengajarkan (Teach) hasil belajar mereka kepada orang lain melalui media blog atau sosial media,” imbuhnya.
Pendekatan resilient pedagogy mencakup nilai-nilai ketahanan dalam desain pembelajaran, oleh pengajar dan mahasiswa dalam situasi yang menuntut kemampuan kita untuk menghadapi, beradaptasi, dan bertahan, dalam situasi yang sulit. Tiga prinsip penting dalam resilient pedagogy adalah extensibility, flexibility, dan redundancy.
Prinsip extensibility dapat diterapkan dalam konteks perlunya membangun desain pembelajaran dengan format dasar dan dengan tujuan agar nantinya dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang berbeda.
Prinsip flexibility memandang perlu mempertimbangkan variabilitas dalam lingkungan belajar, serta menerapkan desain pembelajaran yang praktis dan dapat diterapkan dalam lingkungan belajar yang berbeda dari harapan semula. Menurut prinsip yang terakhir, prinsip redundancy, pengajar membuat rencana yang bervariasi dan mengenali komponen yang rentan sehingga dapat disiapkan rencana pengganti bila situasi memerlukannya.
Di bagian lain, Dr. Wicks juga mengemukakan tentang tiga model hybrid learning yang dapat dilakukan melalui Artificial Intelligent (AI), salah satunya adalah dengan Telepresence Robot. Robot ini berfungsi untuk menghadirkan pengajar secara virtual, walaupun demikian para peserta belajar tetap berinteraksi sehingga merasa seolah-olah pengajar berada di tengah-tengah mereka.
“Akan tetapi, Artificial Intelligent hanya difungsikan sebagai alat bantu pengajar, karena bagaimanapun juga pengajaran manusia tidak sepenuhnya dapat digantikan oleh AI,” ujarnya menekankan.
Pendekatan resilient pedagogy mencakup nilai-nilai ketahanan dalam desain pembelajaran, oleh pengajar dan mahasiswa dalam situasi yang menuntut kemampuan kita untuk menghadapi, beradaptasi, dan bertahan, dalam situasi yang sulit. Tiga prinsip penting dalam resilient pedagogy adalah extensibility, flexibility, dan redundancy.
Prinsip extensibility dapat diterapkan dalam konteks perlunya membangun desain pembelajaran dengan format dasar dan dengan tujuan agar nantinya dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang berbeda.
Prinsip flexibility memandang perlu mempertimbangkan variabilitas dalam lingkungan belajar, serta menerapkan desain pembelajaran yang praktis dan dapat diterapkan dalam lingkungan belajar yang berbeda dari harapan semula. Menurut prinsip yang terakhir, prinsip redundancy, pengajar membuat rencana yang bervariasi dan mengenali komponen yang rentan sehingga dapat disiapkan rencana pengganti bila situasi memerlukannya.
Di bagian lain, Dr. Wicks juga mengemukakan tentang tiga model hybrid learning yang dapat dilakukan melalui Artificial Intelligent (AI), salah satunya adalah dengan Telepresence Robot. Robot ini berfungsi untuk menghadirkan pengajar secara virtual, walaupun demikian para peserta belajar tetap berinteraksi sehingga merasa seolah-olah pengajar berada di tengah-tengah mereka.
“Akan tetapi, Artificial Intelligent hanya difungsikan sebagai alat bantu pengajar, karena bagaimanapun juga pengajaran manusia tidak sepenuhnya dapat digantikan oleh AI,” ujarnya menekankan.
(nnz)