Untar Sediakan Layanan Psikososial Bagi Anak Penyintas Korban Gempa Cianjur

Kamis, 22 Desember 2022 - 12:51 WIB
loading...
Untar Sediakan Layanan...
Untar menerjunkan tim untuk memberikan layanan psikososial bagi anak-anak penyintas korban gempa Cianjur melalui metode menggambar. Foto/Untar.
A A A
JAKARTA - Universitas Tarumanagara ( Untar ) menerjunkan tim untuk memberikan layanan psikososial kepada anak-anak penyintas korban gempa Cianjur . Tim terdiri dari dosen dan mahasiswa dengan dukungan dana hibah Kemendikbudristek.

Kegiatan psikososial yang dilakukan ditujukan sebagai salah satu upaya pendukungan emosi atau rasa takut pada anak penyintas gempa. Dosen Fakultas Psikologi Untar Untung Subroto menjelaskan, anak-anak tentunya memiliki kegemaran bermain dan mengeksplor tentang banyak hal selama hidupnya.

Salah satu kegiatan yang dapat mendukung eksplorasi anak dengan dibarengi pengenalan emosi dapat disalurkan melalui kegiatan menggambar. Metode menggambar tepat digunakan pada usia anak-anak karena, umumnya anak-anak belum dapat mengungkapkan pendapat, emosi, dan pikirannya secara baik melalui verbal.

"Selain itu metode menggambar sebagai sarana pengenalan emosi juga dapat dilakukan anak dengan antusias tanpa adanya rasa terpaksa dan tertekan selama proses pengerjaannya," katanya, melalui keterangan resmi, Kamis (22/12/2022).

Baca juga: Digitalisasi Dunia Pendidikan, Refocus Jabarkan 5 Tren Education Tech 2023

Tim psikososial yang diterjunkan Untar adalah tiga mahasiswa Psikologi Untar yaitu Endriansah Jayanto, Frida Condinata, dan Hanny Lyana yang dipimpin oleh Untung Subroto.

Tim psikososial Untar bersama PMI gabungan melakukan kegiatan dengan mendatangi posko pengungsian korban gempa yang berlokasi di Ciherang dan Cugenang, kemudian melakukan kegiatan psikososial yaitu menggambar bersama anak-anak penyintas gempa yang berusia 5 - 13 tahun. Kegiatan menggambar yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui ketakutan-ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak penyintas gempa.

Dia menjelaskan, anak-anak yang turut serta dalam kegiatan menunjukan ekspresi yang senang dan antusias ketika mengetahui kegiatan yang akan dilakukan yaitu menggambar. Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan ini cukup sederhana, terdiri dari kertas gambar, pensil warna, dan crayon.

Langkah pertama untuk melakukan kegiatan menggambar yaitu membagikan kertas gambar yang telah disiapkan, kemudian tim psikososial memberikan instruksi untuk melipat kertas menjadi dua bagian. Selanjutnya tim psikososial dan PMI membagikan alat untuk mewarnai. Anak-anak diminta untuk memilih warna yang paling tidak disukai, kemudian diarahkan untuk menggambar hal yang paling ditakuti.

Mulanya, anak mengalami kebingungan ketika diminta untuk menggambar hal yang tidak mereka sukai, mereka bingung bagaimana cara menggambar wujud dari rasa takut mereka. Namun seiring berjalannya waktu anak-anak mulai menemukan hal yang tidak disukai dan mulai menggambarkannya melalui media kertas dan alat pewarna.

Baca juga: Berbagi Kasih Melalui Aksi Natal, UPH Apresiasi 314 Tenaga Outsourcing

Tim psikososial turut memberikan dukungan selama anak-anak menggambar hal yang tidak disukai sebagai salah satu bentuk dukungan verbal terhadap perasaan takut yang mereka miliki. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar anak memiliki pola pikir bahwa memiliki ketakutan merupakan hal yang wajar dialami oleh semua manusia.

Setelah anak-anak menyelesaikan gambarnya, tim psikososial bersama PMI membagikan cemilan sebagai tanda apresiasi kepada anak-anak karena sudah berani menuangkan ketakutan yang dimilikinya. Kegiatan menggambar ini juga diselingi dengan aktivitas lain yang bertujuan untuk menghibur dan mengasah keberanian anak-anak untuk tampil dan berekspresi di depan umum.

Kegiatan yang dilakukan yaitu bermain permainan konsentrasi seperti tepuk sesuai hitungan, dan juga bernyanyi bersama. Pada saat bernyanyi juga disertai dengan lirik yang dapat mengedukasi anak-anak terkait perilaku tanggap bencana gempa dan mencuci tangan.

"Berdasarkan hasil gambar anak-anak penyintas gempa yang telah terkumpul, ternyata terdapat gambar yang menunjukkan bahwa anak memiliki ketakutan akan gempa yang sebelumnya terjadi, dengan divisualisasikan melalui gambar rumah yang runtuh. Tidak hanya ketakutan akan gempa yang dialami sebelumnya, ternyata beberapa anak penyintas gempa menuangkan ketakutannya dengan menggambar gunung meletus," jelasnya.

Di samping itu, hasil gambar anak-anak yang terkumpul menunjukan bahwa mayoritas ketakutan yang dirasakan yaitu ketakutan akan hantu. Anak-anak menuangkan rasa takut terhadap hantu dengan menggambar hantu yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia yaitu “pocong” dan “kuntilanak”.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
SNBT 2025, Ini Perbandingan...
SNBT 2025, Ini Perbandingan Daya Tampung Prodi Psikologi di Undip, UI, dan Unpad
Pendidikan Liana Tasno,...
Pendidikan Liana Tasno, Direktur Marketing yang Sukses Bantu PSIM Yogyakarta Promosi ke Liga 1
Jaga Keberagaman, Untar...
Jaga Keberagaman, Untar Gelar Perayaan Imlek 2025
Riwayat Pendidikan Deddy...
Riwayat Pendidikan Deddy Corbuzier, Stafsus Menhan RI yang Baru
Siapkan Lulusan Adaptif,...
Siapkan Lulusan Adaptif, Untar Buka Prodi Magister Ilmu Komunikasi
Kejar Target Kampus...
Kejar Target Kampus Berkelas Dunia, Rektor Untar Tetapkan Strategi Khusus
Tia Rahmania yang Dipecat...
Tia Rahmania yang Dipecat PDIP adalah Dosen Psikologi, Ini Jejak Pendidikannya
4 Jurusan Soshum yang...
4 Jurusan Soshum yang Bisa Kerja di Freeport, Ada Kriminologi! Daftar sebelum 27 September
17 Universitas dengan...
17 Universitas dengan Jurusan Psikologi Akreditasi Unggul di Indonesia, PTS Mendominasi
Rekomendasi
Timnas Indonesia U-17...
Timnas Indonesia U-17 Latihan Adu Penalti Jelang Bentrok Korut U-17 di Perempat Final Piala Asia U-17
Hadirkan Mobil Listrik,...
Hadirkan Mobil Listrik, Mazda Gandeng Produsen Otomotif China
Live Malam Ini, Indonesia...
Live Malam Ini, Indonesia U-17 vs Korea Utara U-17: Terbang Tinggi Garuda Muda!
10 Dirreskrimum Polda...
10 Dirreskrimum Polda Dimutasi Kapolri Jelang Lebaran 2025, Ini Nama-namanya
Irjen Polisi Lulusan...
Irjen Polisi Lulusan Terbaik Akpol 1990-an, Nomor 3 Ditugaskan di Luar Insitusi Polri
Green Day Dukung Palestina...
Green Day Dukung Palestina di Coachella 2025, Sampaikan Pesan Kemanusiaan Lewat Lirik Lagu
Berita Terkini
Detil atau Detail, Mana...
Detil atau Detail, Mana Penulisan yang Benar?
1 jam yang lalu
PGRI Dukung Rencana...
PGRI Dukung Rencana Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali Diterapkan di SMA
15 jam yang lalu
Standarisasi atau Standardisasi,...
Standarisasi atau Standardisasi, Mana Penulisan Kata yang Benar?
22 jam yang lalu
5 PTN yang Sedang Buka...
5 PTN yang Sedang Buka Pendaftaran Jalur Mandiri 2025, Ada Kampus Pilihanmu?
1 hari yang lalu
Cara Legalisir Ijazah...
Cara Legalisir Ijazah untuk Kuliah atau Bekerja ke Luar Negeri di Kemendikti Saintek
1 hari yang lalu
Kerjasama atau Kerja...
Kerjasama atau Kerja Sama, Mana Penulisan yang Benar Menurut KBBI?
1 hari yang lalu
Infografis
5 Manfaat Salat Tarawih...
5 Manfaat Salat Tarawih bagi Kesehatan yang Harus Diketahui
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved