Kiprah Anak Muda dalam Membantu Mengatasi Perubahan Iklim
Sabtu, 01 April 2023 - 08:30 WIB
JAKARTA - Climate change atau perubahan iklim merupakan isu global dan perlu diatasi oleh berbagai pihak. Tidak terkecuali kiprah dari anak- anak muda agar laju pemanasan globaltidak semakin merusak bumi.
Graciella Valeska Liander dari Gerakan Restorasi oleh Warga (Grow) TSA ITB mengatakan, berbicara mengenai perubahan iklim biasanya yang membahas masalah ini adalah mahasiswa dari Teknik Lingkungan karena berbicara mengenai lingkungan.
Akan tetapi dia dan rekan-rekannya di Grow TSA ITB merangkul mahasiswa dari berbagai jurusan kuliah lain yang tidak berhubungan langsung dengan lingkungan untuk membangun suatu projek bersama.
"Saya sendiri dari (jurusan) Sistem Informasi merangkul teman saya dari Teknik Informatika, Arsitektur, dan Teknik Dirgantara yang tak ada hubungannya dengan climate action," katanya pada SDG Powerhouse Youth March For Climate: Starts With Me, Kamis (30/3/2023).
Dia menjelaskan, tim mahasiswa lintas jurusan ini pun membuat projek yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi di Desa Kidang Pananjung, Bandung Barat, Jawa Barat. Yakni pembuatan pupuk kompos dari kotoran kambing untuk kebun singkong dan pembangunan penerangan jalan umum berbasis panel surya yang diadakan November 2022.
Baca juga: Dosen FK UMM Beri Daftar Makanan yang Harus Dihindari saat Berbuka, Nomor 1 Paling Favorit
Grace menuturkan, dari observasi yang dilakukan tim, desa tersebut memiliki potensi produksi tanaman singkong sebagai penghasilan sehari-hari. Namun sayangnya warga masih bergantung dengan pupuk kimia yang lebih mudah didapat namun efeknya bermasalah bagi lingkungan.
Tapi di sisi lain warga desa pun juga banyak yang memiliki peternakan kambing yang menghasilkan kotoran hewan yang berdampak ke emisi karbon. Kotoran dari kambing inilah yang mereka olah menjadi pupuk kompos sebagai pengganti pupuk kimia.
"Jadi kenapa kita ngga transformasi kotoran hewan yang menghasilkan emisi karbon yang banyak itu buat kita jadikan pupuk kompos untuk tanaman singkong," ungkap Grace.
Graciella Valeska Liander dari Gerakan Restorasi oleh Warga (Grow) TSA ITB mengatakan, berbicara mengenai perubahan iklim biasanya yang membahas masalah ini adalah mahasiswa dari Teknik Lingkungan karena berbicara mengenai lingkungan.
Akan tetapi dia dan rekan-rekannya di Grow TSA ITB merangkul mahasiswa dari berbagai jurusan kuliah lain yang tidak berhubungan langsung dengan lingkungan untuk membangun suatu projek bersama.
"Saya sendiri dari (jurusan) Sistem Informasi merangkul teman saya dari Teknik Informatika, Arsitektur, dan Teknik Dirgantara yang tak ada hubungannya dengan climate action," katanya pada SDG Powerhouse Youth March For Climate: Starts With Me, Kamis (30/3/2023).
Dia menjelaskan, tim mahasiswa lintas jurusan ini pun membuat projek yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang terjadi di Desa Kidang Pananjung, Bandung Barat, Jawa Barat. Yakni pembuatan pupuk kompos dari kotoran kambing untuk kebun singkong dan pembangunan penerangan jalan umum berbasis panel surya yang diadakan November 2022.
Baca juga: Dosen FK UMM Beri Daftar Makanan yang Harus Dihindari saat Berbuka, Nomor 1 Paling Favorit
Grace menuturkan, dari observasi yang dilakukan tim, desa tersebut memiliki potensi produksi tanaman singkong sebagai penghasilan sehari-hari. Namun sayangnya warga masih bergantung dengan pupuk kimia yang lebih mudah didapat namun efeknya bermasalah bagi lingkungan.
Tapi di sisi lain warga desa pun juga banyak yang memiliki peternakan kambing yang menghasilkan kotoran hewan yang berdampak ke emisi karbon. Kotoran dari kambing inilah yang mereka olah menjadi pupuk kompos sebagai pengganti pupuk kimia.
"Jadi kenapa kita ngga transformasi kotoran hewan yang menghasilkan emisi karbon yang banyak itu buat kita jadikan pupuk kompos untuk tanaman singkong," ungkap Grace.
tulis komentar anda