Siswa Indonesia Sabet 5 Medali di Olimpiade Astronomi Dunia, Raih Beasiswa Indonesia Maju
Rabu, 23 Agustus 2023 - 08:27 WIB
Baca juga: 4 Bahaya Sistem Kebut Semalam, Bisa Ganggu Fungsi Otak Juga Loh
“Kita ketahui, dari lima siswa ini ada yang sudah menerima Beasiswa Indonesia Maju Luar Negeri, dan sebagian ada yang mau menempuh pendidikan tinggi di dalam negeri. Kita akan akan bantu mereka dengan BIM dalam negeri,” ucapnya.
Selama kompetisi di Polandia, tim Indonesia didampingi oleh dua Team Leader yaitu Hakim L. Malasan dan M. Ikbal Arifyanto dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Hakim menuturkan, selama sepuluh hari di Polandia, dinamika kompetisi cukup tinggi sehingga selain diperlukan kecerdasan yang tinggi juga kondisi fisik yang harus baik.
“Begitu selesai acara pembukaan, mereka langsung berorientasi menggunakan teleskop yang di Indonesia tidak banyak digunakan. Kemudian dilanjutkan kompetisi-kompetisi. Belum lagi zona waktu di Polandia sangat berbeda dengan Indonesia, tapi Alhamdulillah mereka bisa beradaptasi dengan perbedaan waktu,” jelas Hakim.
Hakim juga mengatakan negara pesaing tim dari Indonesia cukup berat. Enam negara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Polandia menjadi pesaing bagi Indonesia karena memiliki tradisi pendidikan astronomi di SMA.
“Bersyukurnya, anak-anak kami bisa menyuguhkan capaian yang luar biasa, sehingga mereka mendapatkan applause dari seluruh peserta dengan raihan prestasinya, termasuk dua Best International Team yang setara dengan emas. Saya juga senang bisa melihat mereka bisa menyajikan kebudayaan Indonesia pada teman-temannya dan berinteraksi dengan yang lainnya,” lanjut Hakim.
Pada ajang IOAA ke-16 ini, lima siswa Indonesia bersaing dengan 250 peserta dari 52 negara. Selama kompetisi, seluruh peserta menempuh beberapa ronde yaitu Ronde Team Competition, Ronde Teori, Ronde Analisa Data, Ronde Observasi Lapangan, dan Ronde Observasi Planetarium. Pada Ronde Team Competition, dipilih dua tim terbaik di mana setiap timnya terdiri dari lima peserta yang berasal dari negara berbeda.
Dua penghargaan Best International Team diraih oleh Tim Astrea yaitu Dzaky Rafiansyah dari Indonesia bersama empat peserta lainnya dari Negara Swedia, Pakistan, Armenia, dan Bulgaria. Satu tim terbaik lainnya diraih oleh Tim Victoria yaitu Bryan Herdianto dari Indonesia bersama empat peserta lainnya dari Negara Yunani, Brazil, China, dan Polandia.
“Kita ketahui, dari lima siswa ini ada yang sudah menerima Beasiswa Indonesia Maju Luar Negeri, dan sebagian ada yang mau menempuh pendidikan tinggi di dalam negeri. Kita akan akan bantu mereka dengan BIM dalam negeri,” ucapnya.
Perjuangan pada Kompetisi yang Menuntut Kecerdasan dan Fisik Prima
Selama kompetisi di Polandia, tim Indonesia didampingi oleh dua Team Leader yaitu Hakim L. Malasan dan M. Ikbal Arifyanto dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Hakim menuturkan, selama sepuluh hari di Polandia, dinamika kompetisi cukup tinggi sehingga selain diperlukan kecerdasan yang tinggi juga kondisi fisik yang harus baik.
“Begitu selesai acara pembukaan, mereka langsung berorientasi menggunakan teleskop yang di Indonesia tidak banyak digunakan. Kemudian dilanjutkan kompetisi-kompetisi. Belum lagi zona waktu di Polandia sangat berbeda dengan Indonesia, tapi Alhamdulillah mereka bisa beradaptasi dengan perbedaan waktu,” jelas Hakim.
Hakim juga mengatakan negara pesaing tim dari Indonesia cukup berat. Enam negara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Jerman, dan Polandia menjadi pesaing bagi Indonesia karena memiliki tradisi pendidikan astronomi di SMA.
“Bersyukurnya, anak-anak kami bisa menyuguhkan capaian yang luar biasa, sehingga mereka mendapatkan applause dari seluruh peserta dengan raihan prestasinya, termasuk dua Best International Team yang setara dengan emas. Saya juga senang bisa melihat mereka bisa menyajikan kebudayaan Indonesia pada teman-temannya dan berinteraksi dengan yang lainnya,” lanjut Hakim.
Pada ajang IOAA ke-16 ini, lima siswa Indonesia bersaing dengan 250 peserta dari 52 negara. Selama kompetisi, seluruh peserta menempuh beberapa ronde yaitu Ronde Team Competition, Ronde Teori, Ronde Analisa Data, Ronde Observasi Lapangan, dan Ronde Observasi Planetarium. Pada Ronde Team Competition, dipilih dua tim terbaik di mana setiap timnya terdiri dari lima peserta yang berasal dari negara berbeda.
Dua penghargaan Best International Team diraih oleh Tim Astrea yaitu Dzaky Rafiansyah dari Indonesia bersama empat peserta lainnya dari Negara Swedia, Pakistan, Armenia, dan Bulgaria. Satu tim terbaik lainnya diraih oleh Tim Victoria yaitu Bryan Herdianto dari Indonesia bersama empat peserta lainnya dari Negara Yunani, Brazil, China, dan Polandia.
tulis komentar anda