Cerita Inspiratif Edis Jun, Lulusan LPK Berhasil Kembangkan Platform Belajar Bahasa Jepang
Selasa, 03 Oktober 2023 - 17:46 WIB
Setelah berhasil menghubungkan Kota Hamamatsu dan Bandung; cara yang pun sama ia gunakan untuk menghubungkan Provinsi Jawa Barat dengan Prefektur Shizuoka.
Pada Desember 2018, melalui kanal YouTube dan media sosial Instagram, Edis pun terus memberikan ilmu bahasa Jepang dan saat ini telah mengembangkan beberapa silabus pelajaran.
Edis mengatakan, bahasa mampu menjadi salah satu solusi untuk aging population yang dialami oleh Jepang, sedangkan Indonesia kian bersiap menghadapi terpaan bonus demografi.
Menurutnya, jika SDM Indonesia dibekali dengan kemampuan bahasa, bukan tidak mungkin kalau dampak buruk bonus demografi bisa teratasi. Tembok bahasa yang membatasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pun mampu diruntuhkan.
"Anak muda Indonesia memiliki kompetensi untuk berkompetisi di luar negeri, salah satunya Jepang. Maka harapannya kalau kita mau berkompetisi di luar negeri, kompetensinya yang dipenuhi harus bisa berbahasa asing," imbuhnya.
"Bonus demografi memang sangat berbahaya kalau kita salah langkah, tapi paling tidak anak-anak mudanya harus dibekali kemampuan bahasa asing dan harus berani didorong untuk pergi ke luar dalam konteks entah belajar ataupun bekerja," pungkasnya.
Pada Desember 2018, melalui kanal YouTube dan media sosial Instagram, Edis pun terus memberikan ilmu bahasa Jepang dan saat ini telah mengembangkan beberapa silabus pelajaran.
Edis mengatakan, bahasa mampu menjadi salah satu solusi untuk aging population yang dialami oleh Jepang, sedangkan Indonesia kian bersiap menghadapi terpaan bonus demografi.
Menurutnya, jika SDM Indonesia dibekali dengan kemampuan bahasa, bukan tidak mungkin kalau dampak buruk bonus demografi bisa teratasi. Tembok bahasa yang membatasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pun mampu diruntuhkan.
"Anak muda Indonesia memiliki kompetensi untuk berkompetisi di luar negeri, salah satunya Jepang. Maka harapannya kalau kita mau berkompetisi di luar negeri, kompetensinya yang dipenuhi harus bisa berbahasa asing," imbuhnya.
"Bonus demografi memang sangat berbahaya kalau kita salah langkah, tapi paling tidak anak-anak mudanya harus dibekali kemampuan bahasa asing dan harus berani didorong untuk pergi ke luar dalam konteks entah belajar ataupun bekerja," pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda