Mahasiswa Teknik ITS Wakili Indonesia di AFMAM Plus Japan
Kamis, 16 November 2023 - 07:33 WIB
Akhirnya terpilih menjadi salah satu delegasi di antara delapan delegasi Indonesia lainnya, Ryo mengaku sangat bangga telah berhasil lolos di tengah persaingan yang ketat. “Melihat AFMAM yang bersifat fully-funded dan berskala ASEAN, saya sangat bersyukur telah mendapatkan kesempatan ini,” tuturnya.
Mahasiswa yang juga aktif dalam ITS MUN Club ini mengaku bahwa ia dilibatkan pada ASEAN Community Pillar dengan fokus ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) mewakili Vietnam. “Sistem yang diberlakukan adalah setiap delegasi akan dialokasikan sebagai representasi negara lain di luar kewarganegaraannya untuk mengenal lebih jauh negara tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ryo menerangkan, isu yang diangkat pada AFMAM Plus Japan ini adalah Empowering Young Leaders to Promote Education Through People-to-People Exchanges and Programs. Yakni, utamanya tentang bagaimana cara meningkatkan pemerataan edukasi di ASEAN melalui program pertukaran.
Menunjukkan ide yang diangkat, Ryo mengusulkan untuk meningkatkan pertukaran dosen dalam hal internasionalisasi dan kapasitas dosen pascamasa studi. “Sejauh ini kebanyakan program pertukaran hanya berfokus pada pelajar, tetapi tidak pada elemen pengajar,” tegasnya mengingatkan.
Berlangsung di Hotel GranDhika Iskandarsyah dan kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta Selatan, kegiatan diawali dengan pre-conference training untuk memberikan pembekalan mengenai Model ASEAN Meeting.
Kemudian, hari kedua dan ketiga dilanjutkan dengan training simulation dan Model ASEAN Meeting secara langsung di ASEAN Hall kemudian trip ke TMII dan malam budaya di salah satu hotel.
Baca juga: Profil Dyah Putri Nariswari, Wisudawati Terbaik ITS yang Lulus dengan IPK 4,00
Membagikan pengalamannya pada cultural night, para delegasi Indonesia sepakat untuk mempersembahkan tarian Maumere. “Momen ini termasuk yang sangat seru karena semua orang yang hadir turut menyemarakkan dengan menari, bukan hanya mereka yang dari Indonesia,” ujarnya.
Tak hanya itu, mahasiswa asal Sidoarjo ini mengaku bahwa ia merasa lebih mengenal budaya dan karakteristik pemuda-pemuda di ASEAN dan Jepang usai mengikuti program. “Ini menjadi kali pertama saya bertemu dan berteman dengan orang Jepang, sehingga semakin memotivasi saya untuk pergi ke sana kelak,” tuturnya.
Mahasiswa yang juga aktif dalam ITS MUN Club ini mengaku bahwa ia dilibatkan pada ASEAN Community Pillar dengan fokus ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) mewakili Vietnam. “Sistem yang diberlakukan adalah setiap delegasi akan dialokasikan sebagai representasi negara lain di luar kewarganegaraannya untuk mengenal lebih jauh negara tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ryo menerangkan, isu yang diangkat pada AFMAM Plus Japan ini adalah Empowering Young Leaders to Promote Education Through People-to-People Exchanges and Programs. Yakni, utamanya tentang bagaimana cara meningkatkan pemerataan edukasi di ASEAN melalui program pertukaran.
Menunjukkan ide yang diangkat, Ryo mengusulkan untuk meningkatkan pertukaran dosen dalam hal internasionalisasi dan kapasitas dosen pascamasa studi. “Sejauh ini kebanyakan program pertukaran hanya berfokus pada pelajar, tetapi tidak pada elemen pengajar,” tegasnya mengingatkan.
Berlangsung di Hotel GranDhika Iskandarsyah dan kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta Selatan, kegiatan diawali dengan pre-conference training untuk memberikan pembekalan mengenai Model ASEAN Meeting.
Kemudian, hari kedua dan ketiga dilanjutkan dengan training simulation dan Model ASEAN Meeting secara langsung di ASEAN Hall kemudian trip ke TMII dan malam budaya di salah satu hotel.
Baca juga: Profil Dyah Putri Nariswari, Wisudawati Terbaik ITS yang Lulus dengan IPK 4,00
Membagikan pengalamannya pada cultural night, para delegasi Indonesia sepakat untuk mempersembahkan tarian Maumere. “Momen ini termasuk yang sangat seru karena semua orang yang hadir turut menyemarakkan dengan menari, bukan hanya mereka yang dari Indonesia,” ujarnya.
Tak hanya itu, mahasiswa asal Sidoarjo ini mengaku bahwa ia merasa lebih mengenal budaya dan karakteristik pemuda-pemuda di ASEAN dan Jepang usai mengikuti program. “Ini menjadi kali pertama saya bertemu dan berteman dengan orang Jepang, sehingga semakin memotivasi saya untuk pergi ke sana kelak,” tuturnya.
tulis komentar anda