Indeks Pembangunan Kebudayaan 2022 Meningkat
Selasa, 19 Desember 2023 - 16:23 WIB
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan, pemajuan kebudayaan merupakan hal yang penting dan strategis bagi sebuah bangsa. Terutama bagi Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang luas dan berakar.
"Kebudayaan tidak hanya berfungsi sebagai cerminan nilai, sejarah, dan identitas bangsa, tetapi juga sebagai alat penting dalam berbagai aspek pembangunan nasional dan memperkuat diplomasi kita di panggung internasional," ujarnya, melalui siaran pers, Selasa (19/12/2023).
Baca juga: Beasiswa Pelaku Budaya Kemendikbudristek, Kuliah Gratis S2, S3, dan Program Non-Gelar
Hilmar melanjutkan, Indonesia ke depan tidak hanya mempertahankan identitas nasional dan nilai-nilai historisnya tetapi juga meningkatkan potensi ekonominya dan memperkuat pengaruhnya di dunia.
Dia mencontohkan, selama satu dekade ini sebuah operasi kebudayaan dari Korea Selatan (Hallyu) telah diperlihatkan dengan desain rapi, melalui proses perencanaan yang panjang dan matang sebagai simbol identitas Korea Selatan di seluruh dunia.
Tidak hanya semata menjadi sebuah diplomasi kebudayaan belaka, ujarnya, tapi benar-benar telah menunjukkan kepada dunia bagaimana kebudayaan Korea dikonsumsi oleh hampir setengah populasi manusia di belahan dunia lainnya.
"Tentu kita tidak bisa menafikan pula berapa potensi ekonomi yang bisa dihitung darinya. Oleh karena itu, strategi pemajuan kebudayaan harus menjadi prioritas dalam agenda pembangunan nasional, termasuk dalam diskusi dan debat politik, khususnya menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden,” papar Hilmar.
Calon presiden dan wakil presiden perlu memerhatikan pentingnya kebudayaan dalam strategi pembangunan nasional. Ini termasuk alokasi anggaran yang memadai, integrasi kebudayaan dalam pendidikan, pengembangan ekonomi kreatif berbasis kebudayaan, dan pemanfaatan platform media berbasis digital untuk memperkuat diplomasi budaya.
"Kebudayaan harus menjadi salah satu pilar dalam visi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan," ujarnya.
"Kebudayaan tidak hanya berfungsi sebagai cerminan nilai, sejarah, dan identitas bangsa, tetapi juga sebagai alat penting dalam berbagai aspek pembangunan nasional dan memperkuat diplomasi kita di panggung internasional," ujarnya, melalui siaran pers, Selasa (19/12/2023).
Baca juga: Beasiswa Pelaku Budaya Kemendikbudristek, Kuliah Gratis S2, S3, dan Program Non-Gelar
Hilmar melanjutkan, Indonesia ke depan tidak hanya mempertahankan identitas nasional dan nilai-nilai historisnya tetapi juga meningkatkan potensi ekonominya dan memperkuat pengaruhnya di dunia.
Dia mencontohkan, selama satu dekade ini sebuah operasi kebudayaan dari Korea Selatan (Hallyu) telah diperlihatkan dengan desain rapi, melalui proses perencanaan yang panjang dan matang sebagai simbol identitas Korea Selatan di seluruh dunia.
Tidak hanya semata menjadi sebuah diplomasi kebudayaan belaka, ujarnya, tapi benar-benar telah menunjukkan kepada dunia bagaimana kebudayaan Korea dikonsumsi oleh hampir setengah populasi manusia di belahan dunia lainnya.
"Tentu kita tidak bisa menafikan pula berapa potensi ekonomi yang bisa dihitung darinya. Oleh karena itu, strategi pemajuan kebudayaan harus menjadi prioritas dalam agenda pembangunan nasional, termasuk dalam diskusi dan debat politik, khususnya menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden,” papar Hilmar.
Calon presiden dan wakil presiden perlu memerhatikan pentingnya kebudayaan dalam strategi pembangunan nasional. Ini termasuk alokasi anggaran yang memadai, integrasi kebudayaan dalam pendidikan, pengembangan ekonomi kreatif berbasis kebudayaan, dan pemanfaatan platform media berbasis digital untuk memperkuat diplomasi budaya.
"Kebudayaan harus menjadi salah satu pilar dalam visi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan," ujarnya.
tulis komentar anda