Tim Mahasiswa PNJ Kembangkan Gim 3D untuk Tingkatkan Literasi Generasi Alfa
Selasa, 20 Agustus 2024 - 17:47 WIB
Yunindasari, seorang lulusan SMK, adalah salah satu yang memilih melanjutkan pendidikannya di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). "Saya SMK-nya di multimedia, dan saya lolos SNMPTN jalur rapor. Jadi, saya memilih untuk lanjut ke Politeknik Negeri Jakarta dan mengambil jurusan multimedia lagi karena sesuai dengan bidang saya di SMK," ujarnya.
Baginya, melanjutkan pendidikan di politeknik yang memiliki kesesuaian dengan bidang studi SMK-nya adalah langkah strategis untuk memperdalam keterampilan yang sudah ia kuasai.
Sementara itu, Rizka, seorang lulusan SMA, awalnya tidak menempatkan pendidikan vokasi sebagai pilihan utama. "Pada awalnya, vokasi adalah pilihan kedua saya. Namun, setelah menjalani kuliah, saya merasa senang karena ternyata pendidikan vokasi lebih banyak praktiknya daripada teori," ungkap Rizka.
Baginya, keunggulan pendidikan vokasi terletak pada porsi praktik yang lebih besar, yang membuat materi kuliah lebih mudah dipahami dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Pendidikan vokasi dan politeknik memang dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa langsung masuk ke dunia kerja dengan keterampilan yang siap pakai. Dengan lebih banyak praktik dan pengalaman langsung di lapangan, lulusan politeknik dan vokasi diharapkan mampu bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Pilihan untuk melanjutkan pendidikan di politeknik atau pendidikan vokasi tidak hanya tentang melanjutkan apa yang sudah dipelajari di bangku sekolah, tetapi juga tentang mempersiapkan diri dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia industri.
Seperti yang dialami Yunindasari dan Rizka, pendidikan vokasi menawarkan pendekatan yang berbeda, di mana teori dan praktik berjalan beriringan, sehingga mahasiswa lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Foto/SINDOnews.
Selain inovasi mahasiswi PNJ yang dipamerkan di pameran Indonesia Technology and Innovation (INTI) di JIExpo Kemayoran beberapa waktu lalu, ada pula mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) yang memamerkan kemampuannya merancang gim bertema horor psikologis nan unik.
Baginya, melanjutkan pendidikan di politeknik yang memiliki kesesuaian dengan bidang studi SMK-nya adalah langkah strategis untuk memperdalam keterampilan yang sudah ia kuasai.
Sementara itu, Rizka, seorang lulusan SMA, awalnya tidak menempatkan pendidikan vokasi sebagai pilihan utama. "Pada awalnya, vokasi adalah pilihan kedua saya. Namun, setelah menjalani kuliah, saya merasa senang karena ternyata pendidikan vokasi lebih banyak praktiknya daripada teori," ungkap Rizka.
Baginya, keunggulan pendidikan vokasi terletak pada porsi praktik yang lebih besar, yang membuat materi kuliah lebih mudah dipahami dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Pendidikan vokasi dan politeknik memang dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa langsung masuk ke dunia kerja dengan keterampilan yang siap pakai. Dengan lebih banyak praktik dan pengalaman langsung di lapangan, lulusan politeknik dan vokasi diharapkan mampu bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Pilihan untuk melanjutkan pendidikan di politeknik atau pendidikan vokasi tidak hanya tentang melanjutkan apa yang sudah dipelajari di bangku sekolah, tetapi juga tentang mempersiapkan diri dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia industri.
Seperti yang dialami Yunindasari dan Rizka, pendidikan vokasi menawarkan pendekatan yang berbeda, di mana teori dan praktik berjalan beriringan, sehingga mahasiswa lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Foto/SINDOnews.
Selain inovasi mahasiswi PNJ yang dipamerkan di pameran Indonesia Technology and Innovation (INTI) di JIExpo Kemayoran beberapa waktu lalu, ada pula mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) yang memamerkan kemampuannya merancang gim bertema horor psikologis nan unik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda