Tim Mahasiswa PNJ Kembangkan Gim 3D untuk Tingkatkan Literasi Generasi Alfa
Selasa, 20 Agustus 2024 - 17:47 WIB
Ali Zulfikar yang membuat gim yang dinamakan Nightwatch at The Gallery ini menjelaskan, gim ini akan memberikan pengalaman baru kepada player untuk menjadi penjaga keamanan sebuah galeri jawa.
Ali menjelaskan, Ali sengaja membuat gim berlatar waktu medio 2003 dengan budaya lokal yang kental. Dia ingin gim ini menjadi bagian dari upaya melestarikan sejarah, sekaligus membawa pemain merasakan sensasi horor dan menyenangkan sepanjang permainan.
Dan yang paling mencolok dalam gim ini tak lain ialah keberadaan hantu muka rata. Kata Ali, hantu khas Indonesia ini memang cukup terkenal. Namun, hantu muka rata di Nightwatch at The Gallery tak selalu menjadi sosok antagonis, melainkan bisa pula diajak bekerja sama oleh player.
"Di gim ini kita punya pilihan, mau berbuat baik dengan hantunya atau berbuat jahat. Semua tergantung player," kata Ali.
Keunikan lainnya ialah gim ini memiliki berbagai kemungkinan ending atau multiple ending. Masing-masing ending tergantung dari player. Karena itu, tak heran seluruh episode di Nightwatch at The Gallery secara perkiraan bisa diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga jam.
Ali mengatakan pembuatan gim ini membutuhkan waktu enam bulan. Itu sudah termasuk proses pembuatan ulang dan penggantian konsep, mengacu pada hasil umpan balik yang dia dan delapan rekannya lakukan sebelumnya. Secara grafis, gim ini juga banyak terbantu oleh studi gim di Kota Malang, Lion Core.
"Kampus juga cukup membantu dengan menghubungkan ke pihak industri, dan juga dibantu untuk ikut event seperti ini," kata Ali.
Ali menjelaskan, Ali sengaja membuat gim berlatar waktu medio 2003 dengan budaya lokal yang kental. Dia ingin gim ini menjadi bagian dari upaya melestarikan sejarah, sekaligus membawa pemain merasakan sensasi horor dan menyenangkan sepanjang permainan.
Dan yang paling mencolok dalam gim ini tak lain ialah keberadaan hantu muka rata. Kata Ali, hantu khas Indonesia ini memang cukup terkenal. Namun, hantu muka rata di Nightwatch at The Gallery tak selalu menjadi sosok antagonis, melainkan bisa pula diajak bekerja sama oleh player.
"Di gim ini kita punya pilihan, mau berbuat baik dengan hantunya atau berbuat jahat. Semua tergantung player," kata Ali.
Keunikan lainnya ialah gim ini memiliki berbagai kemungkinan ending atau multiple ending. Masing-masing ending tergantung dari player. Karena itu, tak heran seluruh episode di Nightwatch at The Gallery secara perkiraan bisa diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga jam.
Ali mengatakan pembuatan gim ini membutuhkan waktu enam bulan. Itu sudah termasuk proses pembuatan ulang dan penggantian konsep, mengacu pada hasil umpan balik yang dia dan delapan rekannya lakukan sebelumnya. Secara grafis, gim ini juga banyak terbantu oleh studi gim di Kota Malang, Lion Core.
"Kampus juga cukup membantu dengan menghubungkan ke pihak industri, dan juga dibantu untuk ikut event seperti ini," kata Ali.
(nnz)
tulis komentar anda