Gelar Seminar dan Diskusi, Indonesia Re Ingin Bangun Ekosistem Asuransi Berkelanjutan
Kamis, 19 September 2024 - 19:18 WIB
Dalam seminar IAS Indonesia Re kali ini juga mengangkat isu-isu penting seputar perkembangan produk kesehatan, pengembangan produk penyakit kritis (critical illness), serta berbagai tantangan dan solusi terkait bisnis Asuransi dan Reasuransi Jiwa.
Sebelumnya, IAS telah terbukti memberikan kontribusi besar bagi industri asuransi jiwa di Indonesia melalui kajian mendalam dan studi pengalaman yang dihasilkan.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa saat ini adalah performa buruk produk asuransi kesehatan individu (Individual Health Insurance).
Hal ini dipicu oleh peningkatan klaim kesehatan yang diiringi oleh tingginya inflasi medis dalam beberapa tahun terakhir. Penyebab utamanya adalah harga dasar (base pricing) yang terlalu rendah, penyesuaian tarif yang belum sesuai dengan inflasi medis, dan kebijakan underwriting yang kurang tepat.
Selain itu, produk penyakit kritis (critical Illness) juga menjadi sorotan dalam IAS 2024. Indonesia Re, sebagai perusahaan reasuransi plat merah, memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan industri asuransi jiwa di tahun 2024.
Yakni seperti peningkatan kualitas underwriting dengan mengembangkan dan menyebarkan praktik underwriting yang lebih ketat dan akurat. Sehingga dapat memperhitungkan variabel-variabel baru seperti perubahan demografis dan peningkatan risiko kesehatan tertentu.
Lebih dari itu, Indonesia Re berusaha menyesuaikan produk asuransi kesehatan individu untuk mencerminkan kondisi pasar saat ini dan kebutuhan konsumen, termasuk penawaran produk baru yang lebih fleksibel dan tersegmentasi.
Lihat Juga: Seminar Unhan dan FSI: Pertahanan RI Perlu Ditingkatkan Antisipasi Ancaman di Laut China Selatan
Sebelumnya, IAS telah terbukti memberikan kontribusi besar bagi industri asuransi jiwa di Indonesia melalui kajian mendalam dan studi pengalaman yang dihasilkan.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa saat ini adalah performa buruk produk asuransi kesehatan individu (Individual Health Insurance).
Hal ini dipicu oleh peningkatan klaim kesehatan yang diiringi oleh tingginya inflasi medis dalam beberapa tahun terakhir. Penyebab utamanya adalah harga dasar (base pricing) yang terlalu rendah, penyesuaian tarif yang belum sesuai dengan inflasi medis, dan kebijakan underwriting yang kurang tepat.
Selain itu, produk penyakit kritis (critical Illness) juga menjadi sorotan dalam IAS 2024. Indonesia Re, sebagai perusahaan reasuransi plat merah, memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan industri asuransi jiwa di tahun 2024.
Yakni seperti peningkatan kualitas underwriting dengan mengembangkan dan menyebarkan praktik underwriting yang lebih ketat dan akurat. Sehingga dapat memperhitungkan variabel-variabel baru seperti perubahan demografis dan peningkatan risiko kesehatan tertentu.
Lebih dari itu, Indonesia Re berusaha menyesuaikan produk asuransi kesehatan individu untuk mencerminkan kondisi pasar saat ini dan kebutuhan konsumen, termasuk penawaran produk baru yang lebih fleksibel dan tersegmentasi.
Lihat Juga: Seminar Unhan dan FSI: Pertahanan RI Perlu Ditingkatkan Antisipasi Ancaman di Laut China Selatan
(wyn)
tulis komentar anda