15 Contoh Teks Monolog Singkat Berbagai Tema, Simak Ya
Minggu, 22 September 2024 - 15:30 WIB
Judul: Taubat
Kini bumi dengan segala isinya yang penuh lika-liku terus bergejolak. Setiap kali memikirkannya, seketika itu juga hati ini serasa hancur dan gelisah. Meski kini hidup dengan harta melimpah, juga tahta jabatan yang membuatku disegani orang, aku tetap merasa tidak tenang. Mungkin aku kelihatannya saja bahagia, namun sebenarnya aku justru sengsara.
Harapan bagaikan daun tua yang gugur, sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia. Daun muda muncul yang menggantikan daun tua. Begitulah sewajarnya, begitulah seterusnya. Saya sadar, saya sangat sadar, bahwa apa yang kini saya lakukan itu salah. Namun, nyatanya aku lemah. Bisikan setan ini sering kali melumpuhkan hatiku.
Judul: Kenapa Ibu dan Ayah Saling Bertengkar?
Suara teriakan itu masih terdengar jelas di kepalaku. Ayah dan ibu terus berdebat dengan suara lantang sambil meninggikan ego masing-masing. Ini bukan yang pertama kalinya, bahkan minggu lalu mereka juga berdebat hebat.
Aku tidak mengerti, apa mereka tidak malu didengar tetangga sekitar? Apa mereka tidak takut menjadi bahan gunjingan ibu-ibu saat belanja sayur? Dan apakah mereka lupa ada aku di rumah yang sama?
Sering terjadi, mereka terus berdebat di sepanjang waktu. Dan aku hanya bisa diam, bersembunyi di balik selimut sambil menyembunyikan rasa takut.
Mereka terus berteriak, saling melontarkan kalimat yang tak seharusnya di dengar anak-anak. Aku selalu menangis saat mereka mulai berdebat hanya karena permasalahan kecil.
Suara barang terlempar dan bantingan pintu membuatku semakin terisak. “Ayah, Ibu kenapa kalian selalu bertengkar? Apa yang membuat kalian saling bermusuhan satu sama lain?”
Kini bumi dengan segala isinya yang penuh lika-liku terus bergejolak. Setiap kali memikirkannya, seketika itu juga hati ini serasa hancur dan gelisah. Meski kini hidup dengan harta melimpah, juga tahta jabatan yang membuatku disegani orang, aku tetap merasa tidak tenang. Mungkin aku kelihatannya saja bahagia, namun sebenarnya aku justru sengsara.
Harapan bagaikan daun tua yang gugur, sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia. Daun muda muncul yang menggantikan daun tua. Begitulah sewajarnya, begitulah seterusnya. Saya sadar, saya sangat sadar, bahwa apa yang kini saya lakukan itu salah. Namun, nyatanya aku lemah. Bisikan setan ini sering kali melumpuhkan hatiku.
12. Teks Monolog Tentang Pertengkaran
Judul: Kenapa Ibu dan Ayah Saling Bertengkar?
Suara teriakan itu masih terdengar jelas di kepalaku. Ayah dan ibu terus berdebat dengan suara lantang sambil meninggikan ego masing-masing. Ini bukan yang pertama kalinya, bahkan minggu lalu mereka juga berdebat hebat.
Aku tidak mengerti, apa mereka tidak malu didengar tetangga sekitar? Apa mereka tidak takut menjadi bahan gunjingan ibu-ibu saat belanja sayur? Dan apakah mereka lupa ada aku di rumah yang sama?
Sering terjadi, mereka terus berdebat di sepanjang waktu. Dan aku hanya bisa diam, bersembunyi di balik selimut sambil menyembunyikan rasa takut.
Mereka terus berteriak, saling melontarkan kalimat yang tak seharusnya di dengar anak-anak. Aku selalu menangis saat mereka mulai berdebat hanya karena permasalahan kecil.
Suara barang terlempar dan bantingan pintu membuatku semakin terisak. “Ayah, Ibu kenapa kalian selalu bertengkar? Apa yang membuat kalian saling bermusuhan satu sama lain?”
tulis komentar anda