Kampus PTKIN Harus Jadi Epicentrum Peradaban Indonesia

Minggu, 08 November 2020 - 15:59 WIB
Dirjen Pendis, Muhammad Ali Ramdhani saat mengisi kuliah umum, dalam rangka Dies Natalis ke-55 UIN Alauddin Makasar. Foto/Dok/Humas Kemenag
JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag , Muhammad Ali Ramdhani, menegaskan bahwa kampus Pendidikan Tinggi dan Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus menjadi pusat atau epicentrum peradaban Indonesia.

Membangun peradaban tentunya adalah dengan pendidikan. Pendidikan menjadi penting, karena merupakan sebuah proses dalam menciptakan sumberdaya manusia masa depan yang akan menguasai zaman. (Baca juga: UIN Bandung Dorong Penerbitan Jurnal Mahasiswa Doktoral )

Hal tadi disampaikan Muhammad Ali Ramdhani saat mengisi kuliah umum, dalam rangka Dies Natalis ke-55 UIN Alauddin Makasar, seperti dikutip dari laman resmi Kemenag, Minggu (8/11/2020).

Dikatakan Dhani, kehadiran UIN Alauddin Makassar di tengah masyarakat, diyakini mampu melahirkan ilmuan dan cendekiawan yang memiliki karakteristik keulamaan.



“Semoga UIN Alaudin Makassar tetap memiliki pijakan yang kuat dalam memperjuangkan hakikat kediriannya, dalam memperjuangakan kemuliaan untuk peradaban yang lebih baik,” harap Dhani. (Baca juga: Dirjen Pendis: Madrasah Bukan Sekadar Sekolah, tapi Proses Pembelajaran )

Dhani menjelaskan, ketika bicara pendidikan, tidak terlepas dari penguatan literasi dan daya saing. Ketika bicara literasi, lanjut Dhani, penguasaan literasi dalam membangun peradaban menjadi hal yang sangat penting, karena menjadi sarana untuk meyakini sebuah kebenaran.

“Kemampuan menjustifikasi kebenaran itu harus memiliki kemampuan literasi yang amat kuat dengan disertai kemampuan logika yang kuat pula,” tegasnya.

“Di tengah kondisi bertebaran berita hoaks, maka kemampuan literasi atau kemampuan membaca yang kuat sangat diperlukan untuk memfilter informasi yang tidak diketahui kebenarannya,” imbuhnya. (Baca juga: Genjot Publikasi Ilmiah, Ini Langkah UIN Bandung )

Dijelaskan lagi, bahwa Indonesia memiliki daya saing yang kuat, karena memiliki sumber daya manusia yang melimpah. Hal ini menjadi modal dalam berinovasi untuk membangun peradaban Indonesia yang diakui dunia.

“Ruang inovasi dan ruang pendidikan akan muncul manakala manusia-manusianya memiliki kemampuan literasi yang kuat disertai empat kompetensi yang harus dimiliki di abad 21, yaitu Critical Thinking, Collaboration, Communication, dan Creativity,” terang Dhani.

Dhani mengingatkan, sebagai pendidik, seorang dosen hakikatnya sedang mengantarkan mahasiswa memasuki masa depan yang lebih baik. Mahasiswa memang harus menjadi pemilik masa depan.

“Saat ini kita sedang menyiapkan generasi masa depan yang akan menjadi pemilik zamannya, tentunya yang memiliki kemampuan literasi yang kuat dan memiliki daya saing yang kuat pula,” pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More