Rhenald: SMA Pradita Dirgantara Ikon Disrupsi Pendidikan Indonesia

Kamis, 14 Januari 2021 - 22:12 WIB
“Apa yang dipikirkan SMA Pradita Dirgantara memang sudah mencerminkan bagaimana kita menghadapi tantangan disrupsi. Tadi sudah saya sebutkan cinta tanah air, keseimbangan antara science dengan liberal art, tapi jangan lupa bahwa kita juga menghadapi tantangan global” kata Rhenald.

Jumeri, S.TP., M.Si, Dirjen Pendidikan PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud membahas mengenai “Merdeka Belajar dalam Konteks Sekolah Berasrama”. Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.

Adapun merdeka belajar merupakan kebijakan baru dari Menteri Pendidikan Indonesia. Konsep pendidikan merdeka belajar berfokus pada pengembangan kemampuan kognitif siswa. Strategi dalam merdeka belajar yaitu belajar menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan, sistem terbuka (Kerjasama antar pemangku kepentingan), guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar, pedagogi berbasis kompetensi dan nilai-nilai kurikulum dan penilaian. Selain itu, ada pendekatan berbasis kompetensi dan nilai-nilai, kurikulum dan penilaian.

Kemudian pendekatan berbasis kebutuhan individu dan berpusat pada siswa, pembelajaran yang memanfaatkan teknologi, program-program yang relevan dengan industri, kebebasan untuk berinovasi, dan sebagai agen untuk seluruh pemangku kepentingan.

Jumeri mengatakan, keunggulan sekolah berasrama seperti SMA Paradita Dirgantara dalam merdeka belajar yaitu memungkinkan guru dan siswa berinteraksi erat dalam lingkungan sekolah.

Menurutnya, sekolah bisa menjadi rumah bagi guru dan siswa, dimana interaksi antara guru dan siswa tidak terbatas pada jam sekolah saja. Interaksi antara guru dan siswa yang erat dalam lingkungan sekolah berasrama bermanfaat untuk membangun kualitas hubungan sehingga terbentuk interaksi yang saling memahami, saling percaya dan saling memberikan dukungan (mutual trust).

Mutual trust antara guru dan siswa akan sangat bermanfaat untuk siswa, karena mereka akan merasa aman secara psikologis dan emosional untuk mengekspresikan minat, bakat dan kreativitas mereka. Kondisi tersebut memungkinkan terwujudnya kemerdekaan belajar bagi siswa. Dalam hal ini guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar siswa melalui kegiatan belajar yang berorientasi pada kebutuhan siswa dalam belajar dan disesuaikan dengan level kemampuan siswa.

“Sekolah yang dibina TNI seperti Pradita Dirgantara mengkolaborasikan antara aspek-aspek karakter, karena pasti dibangun karakter siswa dengan baik, perpaduan dengan kemampuan keilmuan yang tinggi," ucapnya.

Menurutnya, SMA Pradita Dirgantara adalah sekolah ideal dan bisa menjadi sekolah penggerak pertama seperti dalam profil pelajar Pancasila. "Jadi ada ketaqwaannya, berbudi luhur, kemampuan kolaborasinya, cinta tanah airnya oke, kemudian kegotongroyongannya bagus, kreatifitasnya, kemudian berpikir kritisnya masuk. Gotong royongnya bagus karena pasti di asrama dilatih gotong royong untuk saling bahu membahu diantara teman-teman sekampus. Ini sekolah ideal,” jelasnya.

Gunawan Zakki, mewakili Prof. Shahbaz Khan sebagai Director and Representative UNESCO Office Jakarta memberikan penjelasan tentang “SMA Pradita Dirgantara sebagai Member UNESCO ASPnet”.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More