Tim Mahasiswa UGM Jadi Jawara di Petroleum Integrated Days 2021
Kamis, 15 April 2021 - 06:27 WIB
Kasus kedua adalah pembuatan publikasi mengenai alat -alat keselamatan yang akan digunakan dalam rencana pengembangan lapangan Gendalo.
“Kami bertiga adalah bagian dari Society of Petroleum Engineer (SPE) UGM sebagai Boards dan Members yang bersemangat mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh SPE universitas lain, salah satunya oleh SPE ITS ini. Kami tertarik pada tema case study ini terutama terhadap ide 'Smart Oil and Gas Industry' dan 'Advanced Technology',” tuturnya.
Menurutnya, tim mahasiswa UGM dalam lomba ini memilih kriteria secara semi kuantitatif dengan metode analytical hierarchy process (AHP) dengan validasi dari pakar dan analisis sensitivitas. Inovasi yang ditawarkan adalah Supersonic Separator dan prospek penggunaan Low Dosage Hydrate Inhibitor di masa depan.
“Selain itu, melakukan simulasi aliran fluida multifase dengan aplikasi OLGA dari Schlumberger untuk memastikan produksi gas sesuai dengan harapan. Ketiga hal itulah yang kemudian menuai pujian dari dewan juri," ucapnya.
Gerald mengaku seleksi abstrak tidak terlalu bermasalah karena waktunya cukup longgar. Sementara inovasi tim UGM pada tahap abstrak mendapat skor yang cukup tinggi. Pada tahap final tim UGM diberikan waktu sekitar 3 minggu untuk menyelesaikan kedua kasus final.
“Inilah saat-saat genting di saat 2 minggu terakhir berbarengan dengan ujian tengah semester, termasuk pengumpulan dokumen final dan presentasi. Karenanya membagi waktu belajar dan mempersiapkan lomba menjadi sangat krusial selama 3 minggu final,” tuturnya.
“Tetapi kami senang karena solusi yang kami tawarkan pada case study ini dapat mempercepat pengembangan produksi gas di Indonesia sehingga pada akhirnya membantu Indonesia pada fase transisi energi nantinya,” pungkasnya.
“Kami bertiga adalah bagian dari Society of Petroleum Engineer (SPE) UGM sebagai Boards dan Members yang bersemangat mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh SPE universitas lain, salah satunya oleh SPE ITS ini. Kami tertarik pada tema case study ini terutama terhadap ide 'Smart Oil and Gas Industry' dan 'Advanced Technology',” tuturnya.
Menurutnya, tim mahasiswa UGM dalam lomba ini memilih kriteria secara semi kuantitatif dengan metode analytical hierarchy process (AHP) dengan validasi dari pakar dan analisis sensitivitas. Inovasi yang ditawarkan adalah Supersonic Separator dan prospek penggunaan Low Dosage Hydrate Inhibitor di masa depan.
“Selain itu, melakukan simulasi aliran fluida multifase dengan aplikasi OLGA dari Schlumberger untuk memastikan produksi gas sesuai dengan harapan. Ketiga hal itulah yang kemudian menuai pujian dari dewan juri," ucapnya.
Gerald mengaku seleksi abstrak tidak terlalu bermasalah karena waktunya cukup longgar. Sementara inovasi tim UGM pada tahap abstrak mendapat skor yang cukup tinggi. Pada tahap final tim UGM diberikan waktu sekitar 3 minggu untuk menyelesaikan kedua kasus final.
“Inilah saat-saat genting di saat 2 minggu terakhir berbarengan dengan ujian tengah semester, termasuk pengumpulan dokumen final dan presentasi. Karenanya membagi waktu belajar dan mempersiapkan lomba menjadi sangat krusial selama 3 minggu final,” tuturnya.
“Tetapi kami senang karena solusi yang kami tawarkan pada case study ini dapat mempercepat pengembangan produksi gas di Indonesia sehingga pada akhirnya membantu Indonesia pada fase transisi energi nantinya,” pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda