Suplai Listrik, PLTS Portabel Buatan Mahasiswa ITB Raih Juara 1
Kamis, 09 Desember 2021 - 12:32 WIB
SPITS merupakan alat yang dikembangkan atas kerja sama berbagai pihak di antaranya dosen pembimbing mereka, Wervyan Shalannanda, S.T., M.T dari kelompok keahlian Teknik Telekomunikasi, dan Dr. Ir. Agus Purwadi, M.T dari kelompok keahlian Teknik Ketenagalistrikan.
Alumni Teknik Tenaga Listrik 15, yakni Abdurrauf Irsal dan Muhammad Alif Mi’raj Jabbar, serta Adelia Kurniadi (Teknik Geologi 18), juga turut terlibat dalam pembuatannya. Alat ini sudah menjalani pengujian photovoltaic dan tegangan output yang dihasilkan AC (224 V) dengan frekuensi 49,9 Hz. Nilai tegangan dan frekuensi tersebut sudah sesuai dengan SPLN 1:1995.
Dicky menyebut, alat ini sifatnya masih berupa prototype sehingga masih dapat dikembangkan seperti peningkatan kapasitas daya dan desain alat yang lebih lagi. “Kabar baiknya, pihak Kementerian ESDM yang turut menjadi juri perlombaan, menawarkan kerja sama untuk pengembangan alat ini,” terang Rama.
Kompetisi bertajuk Marine Icone yang digelar FTK ITS ini dimulai dari tahap pengumpulan abstrak pada (26/9/2021). Sebanyak 45 tim dinyatakan lolos abstrak dan dilanjutkan ke seleksi full paper.
“Pengumpulan full paper dilakukan pada (3/10/2021). 10 tim terbaik berhak melenggang ke babak final. Pada tahap ini, kami harus membuat poster serta melakukan presentasi di depan juri dari Kementerian ESDM dan dosen ITS pada (20/11/2021). Pengumuman kejuaraan dilakukan sehari setelahnya,” tutur Miqdad selaku ketua tim.
Mengikuti perlombaan semacam ini sudah kerap dilakoni oleh Dicky dan Miqdad, namun tidak bagi Rama.
“Ini jadi hal baru dan sangat menarik karena harus belajar banyak tentang pembuatan alat ini yang sangat berbeda dengan jurusanku. Kami membuat timeline pengerjaan agar lebih teratur,” ungkapnya.
Alumni Teknik Tenaga Listrik 15, yakni Abdurrauf Irsal dan Muhammad Alif Mi’raj Jabbar, serta Adelia Kurniadi (Teknik Geologi 18), juga turut terlibat dalam pembuatannya. Alat ini sudah menjalani pengujian photovoltaic dan tegangan output yang dihasilkan AC (224 V) dengan frekuensi 49,9 Hz. Nilai tegangan dan frekuensi tersebut sudah sesuai dengan SPLN 1:1995.
Dicky menyebut, alat ini sifatnya masih berupa prototype sehingga masih dapat dikembangkan seperti peningkatan kapasitas daya dan desain alat yang lebih lagi. “Kabar baiknya, pihak Kementerian ESDM yang turut menjadi juri perlombaan, menawarkan kerja sama untuk pengembangan alat ini,” terang Rama.
Kompetisi bertajuk Marine Icone yang digelar FTK ITS ini dimulai dari tahap pengumpulan abstrak pada (26/9/2021). Sebanyak 45 tim dinyatakan lolos abstrak dan dilanjutkan ke seleksi full paper.
“Pengumpulan full paper dilakukan pada (3/10/2021). 10 tim terbaik berhak melenggang ke babak final. Pada tahap ini, kami harus membuat poster serta melakukan presentasi di depan juri dari Kementerian ESDM dan dosen ITS pada (20/11/2021). Pengumuman kejuaraan dilakukan sehari setelahnya,” tutur Miqdad selaku ketua tim.
Mengikuti perlombaan semacam ini sudah kerap dilakoni oleh Dicky dan Miqdad, namun tidak bagi Rama.
“Ini jadi hal baru dan sangat menarik karena harus belajar banyak tentang pembuatan alat ini yang sangat berbeda dengan jurusanku. Kami membuat timeline pengerjaan agar lebih teratur,” ungkapnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda