Bagaimana Seharusnya Pendidikan Politik untuk Generasi Muda?

Selasa, 08 Februari 2022 - 09:49 WIB
Kenyataannya, persepsi tentang politik sejak dulu masih diwarnai beberapa kontradiksi. Misalnya seperti salah satu pemikiran filsuf Plato (427-348 SM) tentang politik yang satu ini. “Salah satu hukuman menolak berpartisipasi dalam politik adalah akhirnya diperintah oleh orang yang tidak kompeten.”

Kolumnis Amerika, Cal Thomas juga memberi pandangan lain tentang aktivitas berpolitik. “Salah satu alasan orang membenci politik adalah bukan kebenaran menjadi tujuan politisi, tapi pemilihan dan kekuasaan.”

Lalu bagaimana sudut pandang generasi Z? Bukan hanya di Indonesia, di banyak negara sebenarnya juga menghadapi tantangan. Seperti penelitian dari European Commission (2013) ditemukan bahwa pandangan generasi Z tentang bilik suara pemilu hanyalah satu dari berbagai kanal partisipasi.

Di sisi lain, keterhubungan secara digital sudah banyak membentuk persepsi generasi Z Inggris. Perasaan keterlibatan sebagai bagian dari masyarakat global membuat mereka peduli dengan isu internasional, khususnya yang berpengaruh secara regional, misalnya terorisme dan krisis di Eropa.

Masalah bangsa bisa saja berbeda, tapi ada satu yang menjadi poin penting ketika membahas generasi Z dan politik. Hal ini adalah konektivitas digital yang juga sangat erat dengan keberlangsungan hidup yang sedang dijalani.

Generasi Z memang terlihat relatif lebih cepat tanggap untuk tahu masalah di masyarakat. Tapi di sisi lainnya, koneksi digital belum tentu sama konkretnya dengan membangun koneksi secara nyata.

Generasi Muda Perlu Memiliki Kepedulian

Dalam kondisi bangsa seperti apapun, politik tetap berjalan dengan berbagai strategi. Dibutuhkan kerjasama berbagai pihak. Hal ini tidak bisa dipandang dari satu arah saja, yaitu misalnya dari pemerintah kepada rakyat.

Agar masyarakat generasi muda lebih melek politik, ada hal yang dibutuhkan selain sosialisasi kebijakan pemerintah, ajakan untuk berpartisipasi, dan sejenisnya. Demi partisipasi politik lebih optimal, yang penting adalah kesadaran.

Dari tahun ke tahun, ajakan kepada generasi muda untuk melek politik memang selalu masif dari berbagai kalangan. Misalnya dari sekolah dan universitas, ada berbagai program yang bersifat mengedukasi generasi muda. Begitu juga kegiatan di kalangan mereka sendiri, misalnya melalui organisasi di sekolah atau kampus.

Lebih dari sekadar eksistensi diri, keaktifan tersebut juga menjadi permulaan untuk kontribusi yang lebih besar. Katakanlah misalnya, tentang kepedulian pada masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang penyelesaiannya membutuhkan pendekatan politik.

Melalui perkumpulan organisasi di dalam lembaga pendidikan, generasi muda bisa menemukan alasan untuk berperan. Ini adalah politik pada tahap mendasar.

Kontribusi terhadap negara bisa lebih punya nilai dan konkret jika didasari kepedulian yang berasal dari diri sendiri. Pada titik inilah, hasil pendidikan politik pada generasi muda bukan sekadar wacana.

Penulis Artikel:

Team Universitas Bakrie
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More