Mengenal Tugu Kebangkitan Nasional di Solo, Gumpalan Tanah Penjuru Nusantara Ditanam pada Pelataran Tugu

Kamis, 19 Mei 2022 - 18:27 WIB
Hingga akhirnya dipilih rancangan Ir. Soetedjo yang dinilai memenuhi harapan mengungkapkan cita-cita kebangsaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Rancangan yang dibuat oleh Ir. Soetedjo adalah tugu berbentuk lilin yang akan dibangun di sebuah tanah lapang.

Tugu ini dibangun di Surakarta karena mendapatkan izin dan dukungan dari Pakubuwono X selaku penguasa Kasunanan Surakarta setelah sebelumnya gagal dibangun di beberapa kota seperti Batavia, Surabaya, dan Semarang.

Baca juga: Daftar Beasiswa ke Swedia yang Bisa Jadi Pilihan Studi S2

Peletakan batu pertama dilakukan pada awal Desember 1933 dan pembangunannya diserahkan kepada R.M. Sosrosaputro. Namun, pemerintah Hindia Belanda menolak pembangunan tugu tersebut. Residen Surakarta sempat menghambat pembangunan tugu ini. Bahkan, Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu Bonifacius Cornelis de Jonge mengundang Pakubuwono X untuk membicarakan masalah ini.

Pembangunan tugu selesai pada Oktober 1934 dan diberi nama "Toegoe peringatan pergerakan kebangsaan 1908-1933". Namun nama ini ditolak oleh pemerintah dan terancam akan dibongkar. Pakubuwono X kemudian ikut turun tangan agar mendapatkan izin dari pemerintah. Di akhir Januari 1935, Pakubuwono X datang ke Batavia untuk bertemu Gubernur Jenderal. Namun, usahanya ini menemui kegagalan.

Pada April 1935 residen Treur kembali mengancam akan membongkar tugu ini jika usulan teksnya yang berbunyi "Toegoe peringatan kemadjoean ra’jat 1908-1933" tidak diterima. Pada akhirnya, usulan dari Treur ini terpaksa diterima dan dituliskan pada prasasti di tugu.

Peletakan gumpalan tanah dari berbagai penjuru tanah di Nusantara juga dilakukan di pelataran tugu. Namun, masih ada perbedaan mengenai waktu penanaman tanah ini. Para anggota PPPKI yang tersebar di seluruh Nusantara itu datang ke Solo dengan membawa gumpalan tanah dari daerah mereka masing-masing.

Pada tahun 1948 Tugu Lilin dijadikan simbol peringatan Kebangunan Nasional (yang kemudian disebut Kebangkitan Nasional) yang pertama. Pada tahun 1953 Tugu Lilin dijadikan bagian dari logo Kota Surakarta.
(nz)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More