Menengok Kiprah Sekolah Penggerak di SMAS Plus Budi Utomo Makassar, Ciptakan Pembelajaran Menyenangkan untuk Siswa
Kamis, 23 Juni 2022 - 19:23 WIB
Menurut Dede, selaku kepala sekolah dia sangat merasakan perbedaan antara sebelum masuk menjadi Sekolah Penggerak dan sesudah bergabung. Output yang dirasakan adalah meningkatnya capaian pembelajaran peserta didik sebab motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan.
Baca juga: 1.716 Calon Mahasiswa Baru ITB Lolos Jalur SBMPTN 2022, Ini Tahapan Berikutnya
Sekolah yang menjadi Sekolah Penggerak ini pun ditunjuk menjadi model implementasi Kurikulum Merdeka yang digaungkan Kemendikbudristek. "Adanya Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak itu anak-anak jadi lebih enjoy sekali dalam belajar," tuturnya.
Peserta didik yang kini lebih menikmati pembelajaran itu karena sebelumnya dilakukan asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif. Dalam hal ini, guru melakukan pemetaan kemampuan kompetensi siswa. Juga mengetahui latar belakang, budaya, keluarga, dan juga psikologis peserta didiknya masing-masing.
Dengan adanya pemetaan inilah, ungkapnya, peserta didik pun bisa belajar lebih fleksibel. Sebab metode pembelajaran disesuaikan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, ataupun siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
"Guru tidak lagi ceramah. Namun menjadi sutradara dalam kelas dengan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi peserta didik, karakteristik, dan potensi sehingga memerdekakan siswa dalam melaksanakan pembelajaran," ujarnya.
Melalui Kurikulum Merdeka inilah, ucapnya, guru menjadi fasilitator untuk memantik peserta didik aktif di kelas. Sehingga tidak heran, ketika dulu di kelas siswa hanya mendengarkan murid saja namun kini siswa sangat aktif mengemukakan pendapat melalui diskusi ataupun presentasi.
"Motivasi peserta didik untuk belajar pun luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kehadiran siswa di sekolah sangat tinggi karena mereka tidak stres karena tidak dipaksa sampai ke level tertentu yang sebenarnya mereka belum sampai di level tersebut," imbuhnya.
Dede pun berharap, dengan motivasi siswa yang semakin tinggi untuk belajar dan juga guru yang sudah keluar dari zona nyaman sehingga bisa maksimal dalam menghadirkan pembelajaran yang aktif kepada murid, sekolahnya pun dapat menghasilkan output lulusan yang lebih baik.
Dede mengungkapkan, sekolahnya yang sudah 10 tahun berdiri ini tidak hanya memberikan satu ijazah saja ketika lulus.Namun juga ijazah pondok pesantren karena sekolahnya berbasis boarding school dan juga memegang sertifikat keahlian yang ditandatangani dinas ketenagakerjaan setempat.
Baca juga: 1.716 Calon Mahasiswa Baru ITB Lolos Jalur SBMPTN 2022, Ini Tahapan Berikutnya
Sekolah yang menjadi Sekolah Penggerak ini pun ditunjuk menjadi model implementasi Kurikulum Merdeka yang digaungkan Kemendikbudristek. "Adanya Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak itu anak-anak jadi lebih enjoy sekali dalam belajar," tuturnya.
Peserta didik yang kini lebih menikmati pembelajaran itu karena sebelumnya dilakukan asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif. Dalam hal ini, guru melakukan pemetaan kemampuan kompetensi siswa. Juga mengetahui latar belakang, budaya, keluarga, dan juga psikologis peserta didiknya masing-masing.
Dengan adanya pemetaan inilah, ungkapnya, peserta didik pun bisa belajar lebih fleksibel. Sebab metode pembelajaran disesuaikan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, ataupun siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
"Guru tidak lagi ceramah. Namun menjadi sutradara dalam kelas dengan merancang pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi peserta didik, karakteristik, dan potensi sehingga memerdekakan siswa dalam melaksanakan pembelajaran," ujarnya.
Melalui Kurikulum Merdeka inilah, ucapnya, guru menjadi fasilitator untuk memantik peserta didik aktif di kelas. Sehingga tidak heran, ketika dulu di kelas siswa hanya mendengarkan murid saja namun kini siswa sangat aktif mengemukakan pendapat melalui diskusi ataupun presentasi.
"Motivasi peserta didik untuk belajar pun luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kehadiran siswa di sekolah sangat tinggi karena mereka tidak stres karena tidak dipaksa sampai ke level tertentu yang sebenarnya mereka belum sampai di level tersebut," imbuhnya.
Dede pun berharap, dengan motivasi siswa yang semakin tinggi untuk belajar dan juga guru yang sudah keluar dari zona nyaman sehingga bisa maksimal dalam menghadirkan pembelajaran yang aktif kepada murid, sekolahnya pun dapat menghasilkan output lulusan yang lebih baik.
Dede mengungkapkan, sekolahnya yang sudah 10 tahun berdiri ini tidak hanya memberikan satu ijazah saja ketika lulus.Namun juga ijazah pondok pesantren karena sekolahnya berbasis boarding school dan juga memegang sertifikat keahlian yang ditandatangani dinas ketenagakerjaan setempat.
tulis komentar anda