Kolaborasi Lintas Sektor Berpotensi Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Selasa, 06 Desember 2022 - 05:34 WIB
Kegiatan pengumpulan praktik baik peningkatan sebaran pendidikan berkualitas ini dilakukan selama Oktober sampai November 2022 dan puncaknya pada Rembuk Nasional, 14 Desember 2022 di mana perwakilan dari tiap provinsi seperti guru, kepala sekolah, dinas pendidikan dan pimpinan kabupaten/kota serta provinsi akan duduk bersama perwakilan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama.
Rembuk Nasional ini akan menyoroti inisiatif yang berkembang di tataran mikro, yakni di level guru, kepala sekolah dan sekolah, juga di tataran kabupaten/kota, dan provinsi. Beberapa inisiatif di tataran mikro antara lain; pengenalan terhadap karakter dan latar belakang siswa, penerapan pembelajaran aktif dan berdiferensiasi, pembentukan paguyuban orang tua serta pengaktifan komunitas belajar antar guru seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Sementara inisiatif yang dilakukan pemerintah daerah antara lain; penerbitan peraturan bupati guna mendukung pengembangan kapasitas guru melalui platform belajar mandiri dan pengaktifan KKG serta MGMP, pengembangan aplikasi pemantauan sekolah bagi pengawas, penyediaan guru bagi siswa berkebutuhan khusus, serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang pendidikan berkualitas.
“Inisiatif ini perlu ditopang oleh rangkaian kebijakan pendukung pula di tingkat pusat, yang justru memudahkan inisiatif-inisiatif baik ini untuk meluas lebih cepat ke penjuru kabupaten/kota dan provinsi. Malah ada aspirasi bahwa provinsi-provinsi lain pun dapat diberi kesempatan serupa untuk dikenali inisiatif-inisiatif baiknya agar antar daerah dapat saling berkolaborasi demi sebaran pendidikan berkualitas yang meningkat di Indonesia,” demikian ungkap Dinna.
Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati mengatakan, pendidikan di Indonesia telah menunjukkan kemajuan, namun masih ada hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitasnya.
“Hasil analisis Rapor Pendidikan 2021 di 591 sekolah dan madrasah mitra Tanoto Foundation di 25 kabupaten/kota dan 5 provinsi menghasilkan beberapa temuan menarik. Pertama, hal yang paling mempengaruhi kemampuan literasi dan numerasi siswa adalah kualitas pengajaran dan pembelajaran, terutama dukungan afektif dan aktivasi kemampuan kognitif. Kedua, literasi juga dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah dan keterlibatan orang tua. Dan terakhir, di tingkat SMP/Madrasah, literasi dan pembentukan karakter berkaitan erat dengan kemampuan guru untuk melakukan refleksi pembelajaran,” ujarnya.
Kemudian lanjutnya, hal itu yang mendorong Tanoto Foundation bersama Synergy Policies melakukan identifikasi tantangan, praktik baik dan inovasi untuk meningkatkan sebaran pendidikan berkualitas di Indonesia.
“Karena kami sadar, sesuai dengan kata-kata pendiri kami, Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto, peran Tanoto Foundation dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah sebagai katalisator perubahan. Peran ini akan terwujud ketika praktik-praktik baik yang sudah dihasilkan guru, kepala sekolah dan pemerintah daerah disebarluaskan untuk menjangkau para pemangku kepentingan bidang pendidikan lainnya di Indonesia,” tutupnya.
Rembuk Nasional ini akan menyoroti inisiatif yang berkembang di tataran mikro, yakni di level guru, kepala sekolah dan sekolah, juga di tataran kabupaten/kota, dan provinsi. Beberapa inisiatif di tataran mikro antara lain; pengenalan terhadap karakter dan latar belakang siswa, penerapan pembelajaran aktif dan berdiferensiasi, pembentukan paguyuban orang tua serta pengaktifan komunitas belajar antar guru seperti Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Sementara inisiatif yang dilakukan pemerintah daerah antara lain; penerbitan peraturan bupati guna mendukung pengembangan kapasitas guru melalui platform belajar mandiri dan pengaktifan KKG serta MGMP, pengembangan aplikasi pemantauan sekolah bagi pengawas, penyediaan guru bagi siswa berkebutuhan khusus, serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang pendidikan berkualitas.
“Inisiatif ini perlu ditopang oleh rangkaian kebijakan pendukung pula di tingkat pusat, yang justru memudahkan inisiatif-inisiatif baik ini untuk meluas lebih cepat ke penjuru kabupaten/kota dan provinsi. Malah ada aspirasi bahwa provinsi-provinsi lain pun dapat diberi kesempatan serupa untuk dikenali inisiatif-inisiatif baiknya agar antar daerah dapat saling berkolaborasi demi sebaran pendidikan berkualitas yang meningkat di Indonesia,” demikian ungkap Dinna.
Sementara itu, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, Margaretha Ari Widowati mengatakan, pendidikan di Indonesia telah menunjukkan kemajuan, namun masih ada hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitasnya.
“Hasil analisis Rapor Pendidikan 2021 di 591 sekolah dan madrasah mitra Tanoto Foundation di 25 kabupaten/kota dan 5 provinsi menghasilkan beberapa temuan menarik. Pertama, hal yang paling mempengaruhi kemampuan literasi dan numerasi siswa adalah kualitas pengajaran dan pembelajaran, terutama dukungan afektif dan aktivasi kemampuan kognitif. Kedua, literasi juga dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah dan keterlibatan orang tua. Dan terakhir, di tingkat SMP/Madrasah, literasi dan pembentukan karakter berkaitan erat dengan kemampuan guru untuk melakukan refleksi pembelajaran,” ujarnya.
Kemudian lanjutnya, hal itu yang mendorong Tanoto Foundation bersama Synergy Policies melakukan identifikasi tantangan, praktik baik dan inovasi untuk meningkatkan sebaran pendidikan berkualitas di Indonesia.
“Karena kami sadar, sesuai dengan kata-kata pendiri kami, Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto, peran Tanoto Foundation dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah sebagai katalisator perubahan. Peran ini akan terwujud ketika praktik-praktik baik yang sudah dihasilkan guru, kepala sekolah dan pemerintah daerah disebarluaskan untuk menjangkau para pemangku kepentingan bidang pendidikan lainnya di Indonesia,” tutupnya.
(nnz)
tulis komentar anda