Rektor UIN Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar Ingin Wujudkan Integrasi Islam, Sains, dan Teknologi
loading...
A
A
A
Itu yang kita benahi. Kemudian juga bagaimana peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga kependidikan, dosen, mahasiswa/i, riset, dan lain sebagainya. Jadi, dalam konteks inilah memang ini proyek kelanjutan tetapi memang ikhtiar besar.
Apa saja pesan dan amanah Menteri Agama untuk pengembangan, kemajuan, dan kontribusi UIN Jakarta baik di tingkat nasional maupun global?
Ada dua yang diamanatkan Menteri Agama, Gus Yaqut Cholil Qoumas secara konkret.
Pertama, secara insititusional supaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi perguruan tinggi keagamaan Islam negeri berbadan hukum. Ini supaya kita punya kemampuan dan kemandirian karena itu akan menopang yang tadi saya jelaskan.
Yang kedua, supaya UIN Jakarta ini menjadi world class university, supaya recognize secara global. Nah, supaya di-recognize secara global tadi itulah yang tadi saya jelaskan bahwa keunikan-keunikan apa yang harus terus dikembangkan.
Integrasi Islam, sains, dan teknologi itulah yang harus terus, bukan islamisasi sains. Harus diingat ya, bukan islamisasi sains tapi mendialogkan berbagai pendekatan, berbagai disiplin ilmu diramu, sehingga ada suatu kesepahaman, ada suatu pemahaman, sehingga kita tidak totaly exclusive.
Mengapa UIN Jakarta di bawah kepemimpinan Bapak mendorong ke arah mewujudkan integrasi Islam, sains, dan teknologi?
Karena kan sebenarnya kita belum tergali ya dalam konteks apa sih khazanah Islam itu yang begitu dalam dan juga ini (Islam) menjadi spirit dan menjadi karakter. Kemudian, kita juga perlu memberikan nilai-nilai ilahiah kepada dunia ini, kepada alam ini.
Sekarang kan tidak sekadar emotional quotients dan intelligence quotient tapi juga harus ada spritual quotient. Nah, yang lebih penting, kita bagaimana membumikan Islam sehingga tidak dianggap bahwa Islam ini menjadi problem atau menjadi “biang kerok” kehidupan sosial.
Seberapa efektif lembaga pendidikan seperti UIN Jakarta menjadi jalan solusi tersebut karena di sisi lain tentu ada organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain?
Apa saja pesan dan amanah Menteri Agama untuk pengembangan, kemajuan, dan kontribusi UIN Jakarta baik di tingkat nasional maupun global?
Ada dua yang diamanatkan Menteri Agama, Gus Yaqut Cholil Qoumas secara konkret.
Pertama, secara insititusional supaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi perguruan tinggi keagamaan Islam negeri berbadan hukum. Ini supaya kita punya kemampuan dan kemandirian karena itu akan menopang yang tadi saya jelaskan.
Yang kedua, supaya UIN Jakarta ini menjadi world class university, supaya recognize secara global. Nah, supaya di-recognize secara global tadi itulah yang tadi saya jelaskan bahwa keunikan-keunikan apa yang harus terus dikembangkan.
Integrasi Islam, sains, dan teknologi itulah yang harus terus, bukan islamisasi sains. Harus diingat ya, bukan islamisasi sains tapi mendialogkan berbagai pendekatan, berbagai disiplin ilmu diramu, sehingga ada suatu kesepahaman, ada suatu pemahaman, sehingga kita tidak totaly exclusive.
Mengapa UIN Jakarta di bawah kepemimpinan Bapak mendorong ke arah mewujudkan integrasi Islam, sains, dan teknologi?
Karena kan sebenarnya kita belum tergali ya dalam konteks apa sih khazanah Islam itu yang begitu dalam dan juga ini (Islam) menjadi spirit dan menjadi karakter. Kemudian, kita juga perlu memberikan nilai-nilai ilahiah kepada dunia ini, kepada alam ini.
Sekarang kan tidak sekadar emotional quotients dan intelligence quotient tapi juga harus ada spritual quotient. Nah, yang lebih penting, kita bagaimana membumikan Islam sehingga tidak dianggap bahwa Islam ini menjadi problem atau menjadi “biang kerok” kehidupan sosial.
Seberapa efektif lembaga pendidikan seperti UIN Jakarta menjadi jalan solusi tersebut karena di sisi lain tentu ada organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain?