Profesor ITS Kembangkan Analisis Multivariat Tingkatkan Validitas Penelitian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Profesor dari Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS Prof Dr Bambang Widjanarko Otok kembangkan metode analisis multivariat untuk mengatasi heterogenitas tidak teramati guna meningkatkan validitas penelitian. Apa manfaatnya?
Kekeliruan penarikan kesimpulan yang berujung pada tidak validnya hasil penelitian kerap terjadi karena kesalahan dalam pemodelan data. Kondisi inilah yang menjadi dasar penelitian dari Prof Bambang.
Guru besar ke-153 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dari Departemen Statistika tersebut menuturkan bahwa kekeliruan akibat ketidakseragaman data dengan banyak variabel pada penelitian dapat diselaraskan menggunakan pemodelan analisis multivariat.
Analisis multivariat yang dikembangkan oleh dosen kelahiran Surabaya ini melalui penelitian dalam orasi ilmiahnya tersebut merupakan teknik Structural Equation Modelling (SEM) yang mampu memodelkan data dengan heterogenitas tidak teramati dengan hasil yang valid.
Baca juga: Penuh Kebahagiaan, Airin Rachmi Diany Wisuda S3 di Unpad dengan Predikat Cum Laude
Lelaki yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Statistika Lingkungan dan Kesehatan ITS ini menerangkan, heterogenitas tidak teramati merupakan istilah untuk menggambarkan perbedaan tidak terukur pada data di dalam variabel.
Bambang menjelaskan bahwa dengan adanya heterogenitas ini, peneliti tidak dapat menggeneralisasi hasil dari analisis data agregat.
“Hasilnya harus diperhitungkan melalui perbedaan pada model dengan segmentasi pengamatan yang lebih merinci,” katanya, melalui siaran pers, Selasa (16/5/2023).
Menurut Bambang, pengungkapan heterogenitas tidak teramati menjadi syarat untuk mendapatkan hasil yang valid dalam pemodelan.
Namun demikian, penerima Satyalancana Karya Satya X tahun 2004 ini membeberkan metode segmentasi konvensional biasanya gagal dalam bentuk pemodelan menggunakan persamaan struktural. Metode tersebut hanya memperhitungkan data dari variabel indikator dengan mengabaikan data dari variabel laten yang nilai kuantitatifnya tidak tampak.
Kekeliruan penarikan kesimpulan yang berujung pada tidak validnya hasil penelitian kerap terjadi karena kesalahan dalam pemodelan data. Kondisi inilah yang menjadi dasar penelitian dari Prof Bambang.
Guru besar ke-153 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dari Departemen Statistika tersebut menuturkan bahwa kekeliruan akibat ketidakseragaman data dengan banyak variabel pada penelitian dapat diselaraskan menggunakan pemodelan analisis multivariat.
Analisis multivariat yang dikembangkan oleh dosen kelahiran Surabaya ini melalui penelitian dalam orasi ilmiahnya tersebut merupakan teknik Structural Equation Modelling (SEM) yang mampu memodelkan data dengan heterogenitas tidak teramati dengan hasil yang valid.
Baca juga: Penuh Kebahagiaan, Airin Rachmi Diany Wisuda S3 di Unpad dengan Predikat Cum Laude
Lelaki yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium Statistika Lingkungan dan Kesehatan ITS ini menerangkan, heterogenitas tidak teramati merupakan istilah untuk menggambarkan perbedaan tidak terukur pada data di dalam variabel.
Bambang menjelaskan bahwa dengan adanya heterogenitas ini, peneliti tidak dapat menggeneralisasi hasil dari analisis data agregat.
“Hasilnya harus diperhitungkan melalui perbedaan pada model dengan segmentasi pengamatan yang lebih merinci,” katanya, melalui siaran pers, Selasa (16/5/2023).
Menurut Bambang, pengungkapan heterogenitas tidak teramati menjadi syarat untuk mendapatkan hasil yang valid dalam pemodelan.
Namun demikian, penerima Satyalancana Karya Satya X tahun 2004 ini membeberkan metode segmentasi konvensional biasanya gagal dalam bentuk pemodelan menggunakan persamaan struktural. Metode tersebut hanya memperhitungkan data dari variabel indikator dengan mengabaikan data dari variabel laten yang nilai kuantitatifnya tidak tampak.