Platform Kedaireka Buka Peluang Kolaborasi Inovasi Kampus dan Industri

Rabu, 16 Agustus 2023 - 15:25 WIB
loading...
Platform Kedaireka Buka Peluang Kolaborasi Inovasi Kampus dan Industri
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pada RekaTalks Edisi Kedua. Foto/Humas Diktiristek.
A A A
JAKARTA - Inovasi dan kolaborasi dunia kampus dan perguruan tinggi akan memberi dampak besar bagi masyarakat. Kemendikbudristek melalui platform Kedaireka terus mendorong sinergi tersebut demi mencapai dampak sosial berkelanjutan.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, membentuk sinergi dalam memanfaatkan perkembangan teknologi untuk pembangunan berkelanjutan adalah dua fase penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan program strategis nasional yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, jelasnya, keselarasan antara institusi akademis dan industri harus terus dioptimalkan. Ini juga harus melibatkan proses evaluasi yang terus menerus dan keterbukaan akan berbagai ide dan wawasan dari multistakeholders dari berbagai bidang.

"Inilah mengapa kami menciptakan platform Kedaireka beserta ekosistemnya, dimana acara seperti RekaTalks kali ini memiliki peran yang sangat penting dalam proses tersebut," katanya pada RekaTalks Edisi Kedua, dalam keterangan resminya, Rabu (16/8/2023).

Baca juga: Profil 5 Kampus di Indonesia yang Menggunakan Nama Pahlawan

Nadiem menjelaskan, untuk mencapai dampak optimal Kemendikbudristek melalui Kedaireka, telah menghadirkan berbagai konsep kolaborasi agar sinergi dapat terjadi salah satunya adalah Innovation Fund.

"Untuk benar-benar mencapai dampak yang signifikan bagi masyarakat, inovasi dan kolaborasi harus tak terpisahkan," ujar alumnus Harvard Business School tersebut.

Oleh karena itu, ujarnya, Kemendikbudristek telah menawarkan berbagai konsep dan skema kolaborasi antara universitas dan industri selama beberapa tahun terakhir melalui Ekosistem Kedaireka.

Dari Matching Fund hingga konsep terbaru Innovation Fund, yang menunjukkan agilitas pemerintah untuk dapat sekaligus mengemban peran sebagai katalis dan juga fasilitator.

Bagi industri dan lembaga akademis yang mencari fleksibilitas, ujarnya, Innovation Fund menawarkan opsi kolaborasi di mana pendanaan dan mekanisme administratif ditentukan melalui kesepakatan antara kedua belah pihak.

"Namun, jika pendanaan katalis dari pemerintah masih diperlukan, program Matching Fund akan tetap tersedia," terang Nadiem.

Baca juga: 5 Kampus dengan Fakultas Kedokteran Tertua di Indonesia

Plt. Dirjen Dikti Prof. Nizam mengutarakan RekaTalks, sebagai bagian dari Ekosistem Kedaireka, bertujuan memberikan ruang bagi dunia akademis untuk berinteraksi dengan praktisi industri, berkolaborasi, dan menghasilkan solusi inovatif untuk tantangan industri dan masyarakat.

Rektor IPB University Prof Arif Satria pun mengapresiasi platform Kedaireka menjadi jembatan insan akademik perguruan tinggi bersama dunia industri untuk saling berkolaborasi dan berinovasi.

"Ini merupakan jembatan bagi industri dan perguruan tinggi guna menghasilkan inovasi-inovasi perguruan tinggi yang bisa dihasilkan untuk bisa direalisasi," kata Arif didampingi salah satu dosen IPB yang juga inovator penerima hibah kedaireka, Dr.Roza Yusfiandani.

Menurut Roza, hibah Kedaireka yang dia terima senilai Rp1 miliar pada 2021 menghasilkan karya inovasi rumpon portable, yakni alat bantu untuk nelayan guna menarik ikan-ikan berkumpul di sekitar sehingga para nelayan dapat langsung melakukan penangkapan ikan.

Pihaknya telah bekerja sama dengan perusahaan dan dihiliriasi oleh start up Sahabat Nelayan. "Rumpon portable telah digunakan di 8 daerah seperti di Aceh, Lampung, Banten, Papua, Kalimantan, Kepulauan Seribu, Pelabuhan Ratu, dan Bangka Belitung," ujarnya.

Menurutnya, kelebihan rumpon portable ini mudah dibawa saat naik kapal atau perahu nelayan di perairan dan juga menggunakan frekuensi suara.

"Saat langsung diturunkan, suara berbunyi kemudian menarik perhatian ikan berdatangan. Sehingga nelayan tinggal melakukan penangkapan," ungkap Roza yang juga Wakil Kepala Tani dan Nelayan Center.

Harga rumpon portable ini per unit Rp12 juta hingga ratusan juta. Atas keberhasilan karya inovasinya ini, Roza mengaku mendapat undangan ke ke Madagaskar untuk presentasi dan membuat rumpon portable nelayan di sana.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1425 seconds (0.1#10.140)